Author: Lee
Ji Hyun
Cast: Lee Taemin (SHINee)
Jung Na Ra (Original Character)
Other Cast:
All member SHINee
Some Super Junior member
Kim Jong In (EXO-k)
Na Ra’s friends: Han Eun
Joo
Kim
Hye Ra
Baek Han Na
Jung Yong Hwa(CNBlue)
Genre:
Romance, Comedy, School life.
Length:
Chapter.
Rating: G (General)/PG-15.
Disclaimer:
annyeong! Author bawa lanjutannya. Mian, lama. Otak author emang kurang oli
kadang-kadang(?) RCL ya! part ini kayaknya cukup panjang ._. oh ya, author
punya planning buat FF yang castnya EXO. Doain semoga FF Taemin ini selesai. Sekian
dan
HAPPY
READING!
Girls, Girls, Girls_Part_2
-Jung Na Ra
pov-
1 menit..
2 menit..
5 menit..
Ah, aku
sudah tak tahan!
Ku bangkit
dari singgasana terempukku dan membanting pintu kamar. BRAK! Huh, ku tak peduli
suara bantingan itu. Asal, waktu tidurku tidak terambil olehnya!
“REMBOOOO”
Teriakku tak sabaran. KUKURUYUUUKKK… balasnya. argh, teriaknya lebih dashyat
dibanding aku!
Kumelangkah
bak tentara yang baru keluar dari wamil(?) dan pergi ke taman belakang dengan
muka penuh murka. “APPAAAA!! JANGAN LATIHAN PAGI-PAGI! AKU MAU TIDUURR”
Teriakku pada lelaki paruh baya(?) yang sedang berduduk santai sembari
mengelus-elus ayam yang dicintainya setengah mati(?). yap, ia nae appa.
Appa hanya
menjawab santai, “Hahaha.. inikan udah siang Inah. Toh rembo gak bakal gigit”
huh, emang aku babo apa. Tentu saja aku tahu kalo ayam jago kampungan seperti
rembo gak bakal gigit. Rembo kan bukan anjing kayak anjing bulldog bernama
Pleki(?) punya tetangga sebelah yang ganasnya sungguh daebakk(?) itu.
Aku hanya
manggut-manggut menjawab perkataan appa. Tiba-tiba ada sesosok(?) yang
mengagetkanku. “Eh?! Yy.. Yong?!” Ujarku pada namja disebelahku ini. Orang yang
barusan kupanggil hanya melihatku dengan tatapan aneh,”Na Ra? Tumben bangun
pagi” “Inikan gara-gara si ayam kampung itu. Kalo gak ada dia, aku pasti masih
selimutan” Jawabku sambil ngucek-ngucek(?) muka yang masih kusut.
“O” Jawabnya
singkat. “Eh, Yong, lu bawa apa?” Tanyaku sambil menunjuk tangannya. “Igeo?
Pecut sama tali” Jawabnya santai. “Eh.. Pppeccut? MWO?? MWORAGO YONGG? APA AKU
SALAH DENGAR” teriakku yang disambut oleh gonggongan si Pleki dari tembok
sebelah.
“Inah!! Lu
pagi-pagi jangan teriak-teriak mulu! Kuping babeh lama-lama jadi-“ “APPA! NA RA
GAK SETUJU YONG IKUT-IKUT APPA. APPAKAN TAU YONG UDAH PUNYA KERJA TETEP YANG
LUMAYAN GAJINYA. DARIPADA, IKUT-IKUTAN GINI. NA RA GAK SETUJU!” “HEH LU, SEENAK
JIDAT NGATURIN URUSAN ORANG LAIN. URUSIN TUH SEKOLAHH” “APPA GAK PUNYA
PERASAAN” “APA LU BILANG? APPA?? JANGAN PANGGIL GUA APPA LAGI!” “TAPI KAN-“
mulutku tiba-tiba dibekam oleh tangan Yong. Ia berbisik “Jangan berantem.
Inikan masih pagi.. nanti kan ganggu tetangga..” Ujarnya sambil melerai aku dan
appa. Aku hanya bisa menyilangkan tangan di dada dan memasang muka sebete yang
kupunya.
Yah, itulah
secuil(?) adegan sehari-sehari di rumahku. Aneh kah? Emang. Sangat aneh bahkan.
Aku bingung harus dari mana membahasnya. Keanehan ini berawal dari pernikahan
appa-eomma yang cukup mengejutkan. Awalnya, eomma dijodohkan oleh harabeoji
dengan anak sahabatnya harabeoji. Sahabat harabeoji adalah pengusaha terkaya
se-Jakarta, Indonesia. Tentu saja harabeoji yang sama-sama pengusaha
menginginkan perjodohan ini. Sebenarnya walau eomma tidak setuju, perjodohan
akan dibatalkan. Tapi eomma memilih iya. Betapa babonya eomma T-T (author;
*tampar na ra)
Akhirnya
eomma menikah dengan appa yang notabene orang betawi asli cap monas(?) kata
dikata(?), keluarga appa berasal dari keturunan Si Pitung langsung. Sebenarnya
aku sih gak tau si Pitung itu siapa, tapi katanya dia itu orang sakti.
Jadi, darah
betawi appa masih kental sampai sekarang. Walau sudah tinggal bertahun-tahun di
Korea.
Namja yang
sering kupanggil Yong ini, adalah Oppaku. Ia lahir 3 tahun lebih duluan(?)
dibandingku. Ia lahir di Jakarta. Yah, keluargaku memang pernah tinggal setahun
di jakarta. Dan setelah tinggal di jakarta, kami langsung pindah ke Seoul, dan
lahirlah aku. Anak blasteran Betawi-Busan ini. Semenjak pindah ke Seoul,
keluargaku jarang ke Jakarta. Jadilah aku ini, anak yang tak tahu apa-apa
tentang kampung halaman appanya.
Yong
orangnya baik, pemalu, dan gak gampang marah. Jauh banget ya sama aku ;_; tapi,
gini-gini juga kita masih akur. Yong bernama Jung Yong Hwa. Ia tak pernah marah
jika kupanggil Yong, bukan oppa.
Yah, karena
darah betawi yang masih kental dalam diri appa, appa masih suka melakukan
hal-hal yang berbau betawi DISINI, yang tidak lain tidak bukan(?) di SEOUL.
Dari dulu
sampai sekarang hobi appa adalah nyambung ayam (author: semacam ngadu ayam
gitu) yang sialnya appa membawa-bawa virus itu ke Yong sekarang. Parahnya,
sampai-sampai appa membuat club nyambung ayam se-Seoul yang diketuai dirinya
sendiri. Betapa konyolnya...
Terus, appa
dari aku lahir sampai sekarang paling ogah dipanggil ‘Appa’ sebutan ayah untuk
hanguk. Ia lebih suka dipanggil ‘Beh’ alias ‘Babeh’. Hhh.. yang lebih anehnya,
saat membawa rapot ke sekolah JHS Ku dulu, appa sempat menolak dipanggil
ajjushi oleh wali kelasku. Ia malah menyuruh WK-ku memanggilnya dengan ‘Abang’.
Malu deh aku diketawain sekelas!
Lalu yang
sama-sama parah juga, appa gak pernah suka dengan nama-nama hanguk. Katanya sih
terlalu singkat. Jadi, beginilah namaku, Jung Na Ra a.k.a Siti Maemunah dan
suka dipanggil Inah. Hadeuuhh
Yang lebih
aneh tuh eomma. Semenjak nikah, eomma gak pernah bisa sama sekali bahasa. Appa
juga sama, gak bisa sama sekali hangul. Pernah sekali aku tanya ke eomma gimana
mereka berkomunikasi, “hah, itu sih hanya dengan bahasa dari hati. Kan kalo
udah jodoh gak lari kemana dear..” Ujarnya santai. Aku hanya bisa -______-
“Udeh ye
Inah.. lu jangan main sewot aje, yang penting abang lu suka.” Ujar Appa sambil
memberikan ayam resek sealaihim(baca:Rembo) ke Yong dan mengencangkan ikat
pinggang jawaranya(?) “Yong, latih si Rembo. Babeh percaya sama elu” yang
disambut anggukan Yong.
“Na Ra yaa~
jaga rumah ya nanti pulang sekolah, eomma dan appa mau pergi” Ujar eomma yang
habis buatin sarapan. Slrup! Kutahan air liurku biar gak sampe netes(?) “ke
mana lagi?” “kondangan keponakan appa” HAH?! LAGI?! Gubrak!
Inilah hobi
suami-istri yang paling langka di dunia. Yang mungkin, hanya dilakukan eomma
dan appa. Bayangkan, mereka bisa pergi ke Indonesia dan kembali lagi dalam
waktu 12 jam. Ngapain aja di Indo? Kok bentar banget? Jawabannya satu: KE
KONDANGAN.
Yah,
sebenarnya aku gak mau bilang keluargaku tuh absurd atau semacamnya. TAPI,
emang KENYATAANNYA gitu. Rasanya buang-buang waktu menempuh perjalanan
korea-indo indo-korea hanya untuk bersalam-salaman dan bercakap-cakap sambil
makan hidangan?! “Biar makin akrab sama keluarga..” Ujar eomma saat kutanya.
WHAT?! Aku saja yang hanya setahun sekali ke busan mengunjungi harabeoji saja
sudah dibilang akrab kok.
aku pernah
bertanya, “emang eomma gak Jetlag gitu bolak-balik naik pesawat tiap hari?”
“yah.. jetlag sih jetlag, tapi mau gimana lagi kan udah biasa jadi gak
kenapa-napa tuh” GUBRAK. Kayaknya eomma layak diberi penghargaan oleh Korean
Air(?) karna udah beli tiket dengan tujuan sama setiap harinya dalam 10 tahun
belakangan ini. *keprok keprok(?)
“Na Ra,
demam mu sudah turun? Eomma sudah buatin sup” “eh, demam?” ujarku sambil
menyendokkan(?) sup ayam dari panci. “Ne, kemarin kau demam. Eh, chagi ya.. kau
memkai jaket siapa?” Tanya eomma sambil menunjukku. Aku melihat ke arah bajuku.
“mollayo” “sini eomma bawa.. hmm, bau namja,” aku mengerutkan kening. “eomma,
percaya padaku. Aku engga-“ “ah eomma tahu ini milik siapa, hmm,” ku sipitkan
mataku. “Ah, itu si namja pemalu dan manis yang kemarin mengantarmu! Hmm..
kalau gak salah, namanya Lee Taemin kan?”
~”~
-Lee Taemin
pov-
Klik! Klik!
Enter!
Yes,
akhirnya selesai juga. Nampaknya setelah ini aku harus berguru pada Onew hyung.
Hohoho..
Ku simpan
notebookku dalam tas dan menyimpan sebuah perekam kecil dalam saku. Belum aku
beranjak dari sofa, tiba-tiba terdengar derit pintu dorm. Ada yang masuk.
“Nuguseyo?” tanyaku sambil melongokkan kepala kebelakang. Nihil, tak ada yang
masuk. “pasti Cuma angin..” saat aku berbalik lagi tiba-tiba aku melihat sesosok
namja bermata belo bak tokoh Keroro sedang melihatku sangat dalam.
“HUAH!
Kukira ada hantu. HYUNG, KAU MENGAGETKANKU!” Teriakku pada Minho hyung. “salah
sendiri kau begitu kagetan(?)” jawabnya sambil menjatuhkan diri disebelahku.
“Taem, tumben dateng pagi. Kesambet apa nih?” Tanyanya sambil mengacak-acak
rambutku. “Hyung mandi dulu sana.. bau..” “shireo.. kau jawab dulu
pertanyaanku” Ujarnya sambil mencoba mendekatiku. “andwae!! Hyung, kamu mau
ngapain? Hush, hush! Mandi dulu sana!” “araseo nae baby Taem, kalo kamu
memaksa..” ujarnya sambil beranjak dari sofa. Rupanya, sebelum menuju toilet,
ia mendaratkan kecupan ringan pada puncak ubun-ubunku. Aku hanya melihatnya
dengan tatapan jijik.
Yah, kali
ini aku sedang di sekolah. Tepatnya didalam dorm SHINee, sebelah ruang music,
lantai 1 paling ujung. Sebrangnya lapangan basket. (author: taem, lu murid apa
penjaga sekolah?!)
Walau waktu
masih menunjukkan jam tujuh kurang lima belas menit, aku udah standby
disekolah. Mungkin rasanya ini pengalaman pertamaku datang pagi-pagi, tapi bagi
Minho hyung ini adalah kesehariannya. Sebelum datang ke sekolah, Minho hyung
pergi berlatih bersama teman-teman sixpacknya(?) berlatih basket setiap pagi.
Minho hyung memang mengikuti klub basket disekolah. Dan ia menjadi kapten tim
tahun ini.
Seusai
berlatih, hyung mandi di kamar mandi dorm. Dan pergi ke kantin untuk sarapan.
Itulah rutinitas Minho hyung saat pagi! *keprok keprok (author: Garing sumpah _
_”)
Kalau aku
sih, kalo disuruh kayak hyung gitu pasti ogah. Mending tiduran sambil selimutan
lagi deh.. heheheh
Ah, ternyata
Minho hyung sebentar lagi selesai mandinya. Aku harus buru-buru kabur!
Beberapa
teman menyapaku pagi ini. Dan sapaan mereka semua sama, “Taemin ah? Waah..
tumben datang pagi? Ada apa ini?” gak cuma temanku, beberapa orang yang tak
kukenal(?) pun menyambut dengan-kata-kata-yang-sama. Camkan itu. Dan beberapa
yeoja melihat ku dengan tatapan aneh, takut, bahkan histeris. Mata mereka
seakan-akan berkata padaku, “Apa benar ini Taemin yang suka kesiangan itu?”
Yah, memang, harus kuakui. Aku suka kesiangan
masuk sekolah. Bahkan, rekor kesianganku sudah tercetak saat aku duduk di
bangku PG(?). entahlah, rasanya sulit sekali untuk merubah kebiasaanku ini. Aku
selalu kesiangan karena aku bangunnya siang. Aku bangunnya siang karena aku
tidurnya malam. Dan aku tidurnya terlalu malam karena.. entahalah, terkadang
aku merasa Insomnia.(author: insomnia=penyakit susah tidur ._.b)
Ah ya! aku
hampir saja lupa, aku harus menyimpannya sekarang juga!
~”~
-Jung Na Ra
pov-
Huft,
tinggal 10 detik lagi,
10..9..8..7..6..5..4..3..2..1….0!!
TEEET!!! Bel
menggema diseluruh penjuru sekolah. Yes, pelajaran Fisika hari ini akhirnya
selesai juga. Aku bernafas lega, akhirnya..
Setelah
dipanggang matang-matang otakku(?) selama 2 jam oleh Kim Jong Woon
songsaenim,(Yesung numpang beken ._.v) rasanya seperti membeku. Otakku rasanya
macet dan lemotnya minta ampun. Jadinya gini deh, aku gak ngerti apa pun yang
tak tadi dibahas Kim songsaenim. Hahahah..
Semua
temanku sepertinya merasakan hal yang sama denganku. Lihat, bahkan Eun Joo
malah tertidur pulas dikelas. Semuanya bersorak sorai mendengar bel istirahat
pertama berbunyi. Namun..
“ah,
yeoreobun! Sam hampir lupa, kerjakan latihan soal evaluasi bab gaya. Besok
dikumpulkan! Ara?” Ujar kim songsaenim sambil beranjak dari kursi. Beberapa
temanku yang ‘Otaknya Encer’ segera menjawab, “Araseo sam!” sedangkan sisanya,
termasuk aku, hanya termenung meratapi nasib. Mati aku..
Kubuka pintu
lokerku, hendak menyimpan buku. Tapi saatku buka, ada sebuah kotak berwarna
coklat disimpan rapi didalam lokerku. Kupikir ini pasti punya orang lain. Tapi
sebelum aku menyerahkan pada keamanan sekolah, aku melihat tulisan kecil yang
berada di atas kotak itu, “J.N.R”
Eh, hei! Itu
nama inisialku kan? Perlahan kubuka kotak itu, TADAH!! Hanya sebuah perekam
kecil berwarna hitam. Dan ku ambil perekam itu, saat kuambil, ternyata di bawah
perekam itu ada secarik kertas. Kubaca dalam hati isinya, “I hope you enjoy this”. Eh?! Hanya itu?! Penasaran, kuambil
earphone milikku dan segera mendengar lagu tersebut.
~”~
-Lee Taemin
pov-
“SECRET
ADMIRER KATAMU??”
“SST… apa kau
bodoh Han Eun Joo? Jangan berteriak seperti itu! Ini di kantin!”
“keundae Hye
Ra ah, kita kan tau Na Ra anti sama yang begituan!!”
“Keundae Eun Joo ah..”
“yak! Kau
tak percaya padaku?”
“aku tak
percaya padamu Eun Joo!”
“Mwo..
mworago?”
“Ara! Ara!
Araseo?! Kalian ini seperti anak kecil saja? Bertengkar terus.. kalian kan udah
gede, jaga sikap!”
“Ne, arachi Han
Na ya..” ucap mereka berbarengan.
Yah, mungkin
mulai hari ini menguping menjadi kebiasaanku. sedari tadi, aku menguping
pembicaraan 3 yeoja yang duduk di meja sebelahku di kantin. Dengan bekal Koran
sekolah untuk menyamari wajahku yang tampan ini,(author; Taemin PEDE BERAT!!)
aku mendengarkan pembicaraan mereka.
Mengapa
harus mereka? Jawabannya sederhana, karena mereka bertiga adalah sahabat dekat
Na Ra. Sedari kemarin dan tadi, mereka membicarakan Na Ra yang absen berada di
tengah-tengah mereka. Yah, mungkin saja ada berita baru tentangnya.
“Jadi, Han
Na ya, tentang secret admirer itu..” aku memasang kembali telingaku, Mereka
mulai berbicara lagi. “yah, begini Hye Ra ya..” “Na Ra mendapat sebuah kotak. kotak
itu untuknya. Isi kotaknya hanya perekam suara. Tak ada nama si pengirim.
Terus,” ah, kotak dariku!
“Terus
disuruh ngedengerin lagu dalam perekam itu kan?” “Ne..” “Pasti Na Ra lansung
senang. Dia kan suka music” “bukan begitu Hye Ra ya.. masalahnya..” “Wae?”
“masalahnya Na Ra paling anti dengan lagu sendu atau sedih. Dan pengirim itu..”
“Mengirim lagu sedih kan? Betul?” yeoja bernama Eun Joo yang dari tadi diam dan
mendengarkan tiba-tiba ikut nimbrung dan berkata, “PABO BANGET PENGIRIMNYA!
UDAH TAU NA RA KAN DEMENNYA SAMA MUSIC ROCK! HAHAHA”
Ku habiskan
Hot Cocoa milikku dan segera pergi dari kantin.
-Jung Na Ra
pov-
TEET!! Bel
istirahat kedua berbunyi.
Huuh, ada
apa denganku? Mengapa otakku sulit untuk berkompromi?
Setelah
nge-blank dari pelajaran fisika, kali ini aku melakukan hal yang sama
dipelajaran agama. “Yeoreobun.. ingat ya, minggu depan kita ulangan!” ujar Choi
Siwon songsaenim(Siwon numpang beken ._.v). Glek, mending mati aja deh!
Kubuka
lokerku dengan hati-hati, semenjak peristiwa ‘perekam’ tadi, rasanya aku takut
jika membuka loker. Apa kalian tau? Perekam tadi sudah kuserahkan di pos
satpam. Aku yakin itu bukan untukku. aku baru mendengar beberapa detik, karena
lagu itu sangat membosankan. Aku paling anti dengan lagu ballad. Dan, TADAH!! Ternyata sekarang gak ada yang
aneh-aneh di lokerku. Tenang Jung Na Ra..
Namun, aku
tertarik pada sebuah jaket yang bukan milikku yang berada di lokerku. Plak!
Kupukul keningku, aku lupa! Aku disuruh eomma tadi pagi untuk mengembalikkan
jaket itu. Sebenarnya, aku tak yakin ini milik Lee Taemin, tapi Yong dan eomma
meyakinkan aku kalau kemarin aku diantar Lee Taemin. Pabonya kau Na Ra.. tak
ingat apa-apa kemarin.
Masalahnya,
aku tak tau Lee Taemin itu dikelas mana. Ah, gampang! Aku kan bisa bertanya
pada Han Na dkk. Keundae, MASALAH yang paling serius adalah, aku tak tau Lee
Taemin itu yang mana, bahkan seperti apa. Aku tak pernah melihatnya.
~”~
Ada apa ini?
Mengapa semua orang berbondong-bondong ke lapangan basket? Aku yang hendak
pergi ke kantin, arah sebaliknya, hampir terseret arus karena padatnya orang.
Kueratkan pelukkanku pada jaket abu milik namja itu. Rencananya, aku akan ketemuan
dengan chingudeul di kantin meminta bantuan mengembalikkan jaket ini.
Aha! Aku
menemukan lorong kecil yang agak sepi disebelah kanan jalan! Daripada
bersesakkan disini, lebih baik kesana. Aku berlari sekencangnya menjauh dari
padatnya lorong utama. “Permisi, permisi” ujarku. Lariku semakin kencang saat
di lorong itu. Menurut firasatku, Han Na dkk tak ada disitu. Namun,
BRAK!
“Awww..” aku meringis. Rupanya aku menabrak seorang namja dari arah lain,
“Mianhae..” ujarnya. “ah, ani, seharusnya aku yang meminta maaf. Mianhae”
balasku.
Aku
menunudukkan kepalaku sambil membantu namja itu membereskan bukunya yang ia
bawa. Kulihat, ia beberapa partitur. “Untuk apa semua partitur ini?” tanyaku
sambil tetap menunduk. “ah, ani. Omong-omong, mengapa kau tak pergi ke lapangan
basket?” aku mendongakkan kepala, Nampak raut muka namja tersebut berubah
saatku melihatnya “memangnya ada apa di lapangan basket?” tanyaku balik.
“kau tak
tahu hari ini band sekolah kita mengadakan pentas kecil-kecilan? Semua orang
pergi melihatnya.” Jelasnya. Aku sedikit berpikir, “Band sekolah kita? Hmm..
SHINee ya? hemm.. ani. Aku tidak tertarik, gomawo.” “wae?” Tanya namja itu
sedikit menginterogasiku. Aku merasa sedikit risih.
“yah, karena
aku tak suka aliran music pop. Apalagi SHINee kan kadang-kadang bernyanyi
sambil ngedance kan? Aku tak begitu suka aliran seperti itu” jelasku. Aneh,
mengapa aku langsung blak-blakan pada namja yang baru aku temui?
Namja itu
menangguk sebentar “ohh..” namun, sebelum ia melanjutkan perkataannya, ada
namja yang menepuk pundaknya, “Taemin sunbae, mengapa belum siap-siap? Kita duluan
ya!” ujar salah satu dari mereka. “ Ah, ne. duluanlah. Nanti aku menyusul
Chanyeol ah, baekhyun ah” Tak lupa mereka menunduk sebentar padaku dan pergi
berlalu menuju lapangan.
Aku membeku
di tempat, kehilangan kata-kata. Memang walau aku tak suka SHINee, namun aku
tau siapa membernya satu persatu. Dan aku tau Taemin salah satu dari mereka,
karena Eun Joo dan Hye Ra yang selalu mencekokiku dengan berbagai hal tentang
SHINee yang kupikir tak ada gunanya.
-Lee Taemin
pov-
Nampaknya ia
kaget saat Chanyeol menyapaku barusan. Apa ia benar-benar tidak mengenaliku
sama sekali?! Kukira, semua orang disekolah ini mengenalku semuanya.(author:
Taemin OVER PEDE!)
Ia seperti
orang yang sangat shock. Dilihat dari mulutnya yang terbuka sedikit, seperti
yang ingin bicara. “aku hargai pendapatmu tentang bandku, gomawo. Mian, aku
harus duluan. Nampaknya hyungdeul sudah menungguku” ucapku memecah keheningan
diantara kita. Ia masih membeku di tempat, tak ada suara yang ia lontarkan.
Aku pun
berjalan kembali, namun, baru selangkah, langkahku dihentikan oleh tangan Na Ra
yang menahan lenganku. DEG DEG DEG.. mengapa dadaku rasanya sesak sekali?
“kajima,”
ucapnya lirih. “hemm.. mianhae, aku sudah menjelek-jelekkan band mu. Mianhae,
jeongmal” tambahnya sambil menjauh dari kontak mataku. Ia terus menunduk. “emm,
geurigo, igeo, jaketmu tertinggal dirumahku kemarin. Jeongmal gomawo sudah
menolongku kemarin. Aku tidak tau harus membalasmu bagaimana” ujarnya masih
menunduk.
“gwaenchana
Na Ra ya, aku senang dengan pendapatmu yang berbeda daripada yang lain”
jawabku. Kulihat ia mendongakkan kepalanya, matanya bertemu dengan mataku.
Matanya seakan-akan berkata, “Dari mana kau tahu namaku?”
Aku tertawa
sedikit dan berkata, “ah ya, geurigo gomawo Na Ra ya, telah mengembalikkan
jaketku. Kukira ini hilang”. Aku sudah tau jaket ini ada padanya, aku hanya
berbohong.
“Ah ya, Na Ra ya, kau tak tau harus bagaimana
membalasku bukan?” ujarku sambil tersenyum. Ia menggelengkan kepala. “bagaimana
kalau nonton konserku? Jika kau datang ke koser kecil-kecilanku, kuanggap kau
sudah membalas budi padaku” ujarku mengambil jaket dan berlalu darinya yang
hanya termenung diam.
~”~
DEG, DEG,
DEG! Degup jantungku semakin lama semakin cepat. Aku sangat grogi dan nervous.
Mungkin
hyungdeul hanya mengira aku sedang demam panggung, tapi aku bukan nervous untuk
itu, namun memikirkan suatu hal yang lain.
Melihatku
yang begitu risih, Key hyung yang berada disebelahku langsung menepuk pundakku,
“Taemin ah, waeyo? Mengapa kau sebegitu nervousnya? Tumben kau kayak gitu” aku
hanya menggeleng kepala kuat. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi.
Kukira
dengan melihatku begitu, Key hyung langsung menghindar karena aku sedang tak
mau diganggu. Namun sebaliknya, ia mendekatiku dan mulai bertanya-tanya, “Nae
Taemiiin, waeyo? Kau sedikit pucat. Kau belum makan? Sedang demam panggung? Kau
sakit? Kalau sakit bilang hyung ya.. di dorm ada kotak p3k-“ “sudah hyung! Aku
tak mau diganggu!” bentakku pada Key hyung.
Key hyung
mulai menjauh dariku karena aku bentak sedikit. Untung saja hyung yang lain tak
mendengar percakapanku. Tapi, aku merasa bersalah pada Key hyung, aku tak
pernah berbuat seperti itu padanya.
Perlahan aku
mendekatinya, “mianhae Key hyung, jeongmal mianhae” ujarku. Ia hanya
menjawabnya dengan senyumnya dan berkata, “apa kau sedang ada masalah Taem?
Sini, bicarakan pada hyung. Mungkin hyung dapat membantu” aku sedikit
termenung, betapa baiknya hyungku..(author: dasar magnae!)
Setelah
bercerita agak panjang lebar, Key hyung mulai berkomentar, “Payah sekali Onew
hyung memberikan saran seperti itu! Beruntung kau Taem, menceritakannya
padaku,” aku hanya menaikkan kedua alisku. “hemm, menurut hyung, yeoja itu sangat
peduli pakaian, gaya. Lihatlah mereka—yeoja--yang suka berbelanja setiap hari
Taem, itu tandanya fashion itu sangat penting bagi mereka kan? Mungkin, dengan
merubah gaya fashionmu akan membuat yeoja itu semakin tertarik denganmu”
Aku
menjawabnya dengan anggukan berkali-kali. Key hyung menambahkan, “oh ya! kau
juga harus mengikuti apa seleranya, sama seperti dalam fashion, kau harus
mencari pakaian yang disenanginya!”
TRING!
Seperti ada lampu bohlam besar tiba-tiba muncul dalam otakku. Aku mempunyai ide
bagus. “gomawo, hyung. Gomawo sarannya” ujarku sambil keluar dari backstage.
“yak Taemin ah! Mau kemana kau?! Acara dimulai 10 menit lagi!” aku tak peduli
dengan teriakkan Key hyung yang memanggilku.
~”~
Masih dengan
nafas tersengal, aku sedang memicingkan mataku dari kerumunan orang yang
memakai baju yang sama. Sedetik kemudian, aku menemukkannya diantara
chingudeulnya itu. Aku sedikit tersenyum, ia datang. Ku hela nafas panjang,
memikirkan apa ini jalan yang terbaik(?). huft, semoga saja ya.
~”~
Dengan
lancang ku tarik lengannya kencang sambil menjauh dari kerumunan orang. Kucari
tempat yang agak sepi yang bisa menerima kita, kita berdua.(author: IGE
MWOYA??)
Ia masih
terus saja mengumpat dan memaki, “Yak! Lepaskan! Siapa kau? Lancang sekali!” ku
tutup mulutnya, “sst..” ujarku pelan. Ia menarik paksa tanganku dari mulutnya,
“Yak! Kau lagi? Apa lagi huh? Aku sudah datang!” teriaknya. Ku tutup lagi
mulutnya. Agar ia tak berteriak lagi.
Namun, ia
jauhkan paksa tanganku lagi, Kali ini lebih keras. “aww..” ringisku. “kau, mau
apa lagi huh? Kalau kau macam-macam, aku akan teriak, biar yang lain denger”
ujarnya sedikit memelankan suaranya. Wah, aku baru tahu kalau dia itu cerewet
sekali.
“Diam dulu
Na Ra ya, ada yang ingin aku tanyakan” ia hanya menautkan kedua alisnya.
“maukah kau.. maukah kau..” “apa?” pangkasnya.
“maukah kau
taruhan denganku?”
Ia hanya
menatapku aneh.
~”~
Ia masih
diam di tempat. Masih berpikir rupanya. Saat ku tantang tadi, ia memintaku
untuk berpikir sebentar.
“ehmm..
Taemin –ssi?” “ne?” “araseo. Apa taruhanmu?” ini dia yang kusuka darinya. Ia
cukup pemberani.
“aku akan
menyanyikan sebuah lagu nanti. Jika kau terpesona dengan nyanyianku aku anggap
aku menang.” Tantangku. “ne? terpesona?” tanyanya jijik. “ehm.. bukan itu..
maksudku, eh-“ ujarku sambil menggaruk tengkukku. “araseo. Aku mengerti”
rasanya aku seperti orang bodoh dimatanya. “jika aku tak tertarik padamu-
maksudku, aku menang. Aku ingin kau menjauh dariku—aku tak ingin melihatmu
lagi” aku menelan ludah, okay, ia sedikit kejam.
“dan jika
aku yang menang” kali ini kukeluarkan jurus smirk milikku. “kau harus menuruti
perintahku selama sebulan” “okay” jawabnya.
“Deal?
“Deal.”
~”~
-Jung Na Ra
pov-
Sekarang aku
tengah berdiri diantara kerumunan orang yang menghadap pada suatu titik,
panggung. Panggung berukuran persegi panjang itu masih tampak kosong.
“masih 2
menit lagi” batinku.
Aku menelan
ludahku perlahan, sebenarnya aku masih belum yakin atas tindakanku menyetujui
taruhan dengan Lee Taemin. Eomma.. aku takut diapa-apain sama dia! (author; lu
mikir apa sih Na Ra? *senyum yadong *ditampar Na Ra)
“Dan, untuk penampilan terakhir, kita punya
penampilan khusus dari Taemin, sang magnae!” sambut sang MC sekolah, Lee
Hyukjae sonsaengnim(Eunhyuk numpang beken ._.v), guru olahraga.
Semua orang
bertepuk tangan menyambutnya, aku pun termasuk. Semua orang tersenyum senang,
kecuali aku. Aku gemeteran hebat(?) “waeyo Na Ra ya?” Tanya Han Na yang berada
di sebelahku. “ehm, aniyo.”
-Lee Taemin
pov-
Aku memasuki
panggung sekali lagi, ku tenteng gitar milik Jonghyun hyung. Satu kursi telah
disiapkan untukku. Aku duduk disana. Ku hela nafas perlahan, ingin merasakan
kenikmatan seperti ini terus. Ku pandangi pennonton arah kiri, ku lihat Na Ra
yang sedang meremas tangannya sambil menghindari kontak mata denganku. Aha, ia
pasti sedang grogi.
“Lagu ini
kupersembahkan untuk pelatihku, Cho songsaenim yang tak kenal telah mengajari
kami sepenuh hati” para penonton bertepuk tangan.
“lalu untuk
hyungdeul yang selalu menjagaku, jeonmal gomawo karena kalian adalah chingu dan
partner terbaik yang aku punya” tepuk tangan lagi.
“dan, yang
terakhir untuk orang yang aku sayang and.. enjoy!” kali ini siulan mulai
terdengar. Aku dengan sigap memposisikan gitarku. Aku hela nafas lagi, semoga..
-Author pov-
Suara gitar
yang dimainkan Taemin menciptakan nada yang tak asing didengar semua orang.
“Eotoriya eotoriya~”
KYAAA!!!
Kali ini teriakkan missal seluruh yeoja yang terdengar. Kali ini Taemin
menyanyikan lagu yang sedang nge-tren, I’m A Loner nya CN Blue. Tapi versi
acoustic ala Taem.
“Eotoriya eotoriya daridiridara du~
Eotoriya eotoriya daridiridara du~
Eotoriya eotoriya sarange
seulpeohago~”
Semua orang
terdiam karena terpukau oleh nyanyian Taemin dan permainan gitarnya—yang tidak
diduga—sangat bagus. (p.s: ceritanya di band ini, Taemin bagiannya piano dan
vokalis)
“Seumyeo nunmul heulligo isseo~” JRENG! Tak terasa lagunya berakhir.
Tepuk tangan serta siulan dihadiahkan untuk Taemin. Dengan otomatis, Taemin
membungkuk.
“WE WANT
MORE!! WE WANT MOREEE” Teriak seorang yeoja. Taemin menoleh otomatis. Ternyata
itu Han Eun Joo, saalah satu sahabat Na Ra. Tampak Na Ra yang disebelahnya
hanya memberikan tatapan aneh, sebal, dan lain lain. Campur aduk.
Taemin yang
melihat kejadian itu, terkikik sebentar dan bertanya pada audience, “You really
want more?”
“YES!” Ujar
semua yeoja. Terkecuali Na Ra, hanya menggelengkan kepalanya pasrah.
“C’MON
HYUNG!!” Teriak Taemin. Sekajap, SHINee sudah lengkap. “PERSEMBAHAN TERAKHIR
KAMI, C’MON BOYSS!!!” Teriak Onew sang Drumer plus vokalis. Key sang bassis dan
rapper, Minho sang gitaris dan rapper juga bersiap-siap. Posisi Jonghyun dan
Taemin bertukar. Kali ini Piano dikendalikan oleh Jonghyun, sang gitaris dan
lead vocal.
“HANA, DUL,
SET!!”
Intro pun
mulai, para audience kembali akrab dengan nada ini,
“Tell me, tell me ne sarangeul
malhaejwo~” Suara
Taemin kembali terdengar.
KYAAA!!!
Teriakkan yeojadeul juga terdengar kembali.
Kali ini
SHINee menyanyikan lagu CN Blue lagi(author lagi demen CN Blue nih! Heheh),
Love Girl. Bagian Jungshin diambil oleh Minho,
“Ye-ye-yes we can fly to high!” dengan
suara bassnya, ia mampu membuat para yeoja kelepek-kelepek(?)
“KYAAA!!
MINHO OPPA! NA RA, MINHO OPPA ITU!” Teriak Hye Ra pada Na Ra yang hanya bengong
dari tadi, mendengar teriakkan Hye Ra yang tepat berada di gendang telinganya,
Na Ra hanya bisa menggerutu, “ne, itu Minho. Emang apa masalahnya sama aku?”
batinnya.
Tak terasa,
lagu terakhir pun selesai, “L.O.V.E GIRL!”
Na Ra
terkesiap, matanya seperti menangkap Taemin sedang menatapnya dan memberikan
kedipan, “Pasti mataku salah liat” ujarnya.
Dan acara
pun selesai.
~”~
“apa lagi?”
“otte? Bagaimana penampilanku?” Na Ra hanya memberikan death glarenya pada
Taemin. “Darimana kau tahu aku suka CN Blue?” “oh, kau suka CN Blue? Nan molla”
badan Na Ra sedikit bergetar,
“GOTJIMAL!
KAU PASTI TAU DARI SESEORANG KAN?” “kalau aku tak tau bagaimana?” Na Ra
menghela nafas berat. “terserah kau saja.” Pasrahnya.
“Jadi?”
“jadi apa?” “penampilanku” “biasa saja” jawab Na Ra sambil berlalu dari Taemin.
Taemin menahan lengannya. “Hei! Jangan pengecut begitu!” ujar Taemin.
Tubuh Na Ra
kembali bergetar. Ia paling benci dimaki orang lain. Apalagi dengan orang yang
baru dikenal. “mworago?” “pengecut” balas Taemin.
Na Ra malas
berhubungan Taemin. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. “Cukup
bagus. Tapi, sayang suaramu jauh daripada Yong Hwa” “ahya, suaraku memang jauh
daripada Yong Hwa hyung” balas Taemin. “tentu saja, Yong aku kan lebih hebat
daripada kau, Lee Taemin” batin Na Ra.
“by the way,
karena kau bilang cukup bagus, berarti aku menang.” Ujar Taemin. “YAK! Gak
bisalah, kan kamu bilang sampai ‘terpukau’. Buktinya? Aku bilang bagus aja
kagak” “tapi kan setidaknya gak jelek-jelek amat..”
Na Ra
menggerutu dalam hati, “ni anak nyari masalah amet!” “otte?” Tanya Taemin.
“araseo. Kapan kau memberikan aku perintah?” Taemin hanya memberikan smirk
smilenya.
~”~
-Lee Taemin
pov-
10 menit!
Sial, lama sekali dia! Aku mneyesal, seharusnya aku ikut hyungdeul ke pesta
debut konser kita.(author;SHINee seneng amet yah bikin pesta ._.) Sayang, aku
masih ada urusan dengan Na Ra!
“annyeong!”
lambai seorang yeoja. “annyeong Na Ra!” jawab 3 yeoja. Mereka pergi berlawanan
arah. Aku yang sedari tadi menyandar di gerbang, kembali siaga. “annyeong Na Ra
–ssi” kuhalangi dia. “annyeong. Memangnya kau mau pergi kemana sih?”ujarnya
kesal. Haha.. mengapa aku senang sekali melihatnya kesal.
Perintah
pertamaku memang aneh, menemaniku pergi berbelanja. Aku benar-benar menuruti
perintah Key hyung. Ia menatapku kesal, “memangnya kau tak punya chingu apa?
Kau kan punya hyungdeul-yang-selalu-menjagamu. Memangnya mereka tak mau
menemanimu? Huh, payah!” aku tak tahan dengan mulut cerewetnya. Langsung
kutarik tangannya dan berjalan.
“Palli
kajja” ucapku. Ia pun segera diam dan mengikutiku.
~”~
“Taemin
–ssi, ini udah toko ke berapa sih? Emangnya mau kamu borong se-mall(?) apa?”
protesnya. “sudahlah, tugasmu hanya menemaniku. Mau aku belanja satu truk juga
tak masalah kan?” ia hanya menatapku sebal.
Saat aku
mencari kemeja, aku melihat seseorang yang sepertinya kukenal sedang
berjalan-jalan, menggandeng seorang yeoja. Mereka semakin mendekat ke arahku.
Ku memicingkan mata, rupanya si belagu itu, Kai. dengan yeoja.. entah, aku tak
kenal dengan yeoja itu.
Aku sibukkan
diriku mencari kemeja. Aku tak suka berurusan dengannya. Mulut berbisanya
kadang-kadang bisa membunuh jika lengah(?) (author: Kai juga manusia.. punya
rasa punya hati, jangan samakan dengan ular berbisa!!(?) *nyanyi maksa amet
-__-)
“Ah, Taemin
ah!” damn, rupanya ia melihatku. “eh, oh, kai!” “ah, Taemin, ini perkenalkan
yeojaku, Kim Jin Ra” “annyeong, Jin Ra imnida” “ne..” aku hanya bisa tersenyum
seadanya.
Kulihat
yeoja ini dan Kai, ini sudah yeoja keberapa yang dipacari Kai? (Author: Kai
buaya buntung! *nyanyi buaya buntung bareng Inul -____-)
Kai bertanya
padaku, “Loh, Taem? Sendiri aja? Tumben” “eh? Enggak kok. Aku berdua sama-“ ku
lirik samping kiriku, eh, Na Ra eodiga? Perasaan dia dari tadi disebelahku deh.
Kulihat
sekelilingku. Nihil. “Kalian liat yeoja disini? Yeoja yang agak pendek
ituloh..” tanyaku. “ani. Sejak tadi kami melihatmu sendirian” jawab Kai ditambah
anggukan kuat dari Jin Ra.
Aku
mengacak-acak rambutku frustasi. “Na Ra ya? eodiga?” nihil. “YAK! JUNG NA RA,
EODIGA? KELUARLAH!” Ujarnya frustasi. Disambut oleh tatapan horror oleh Kai dan
Jin Ra.
“AGASSI,
KALAU MAU CARI ORANG PERGI KE SATPAM DONG, JANGAN TERIAK-TERIAK!”
Sshh..
jinjja. Ke mana kau Na Ra?
-tbc-
Okeh, segitu
dulu aja yaaa.. mian, comedy nya dikit banget T^T rcl yaa.. –JiHyun-