Jumat, 19 Juli 2013

Our 2nd Date(By Oh Sae Hee^^)


Title: Our 2nd Date (Not Romantic!)
Genre:Romance , fluff, Comedy (garing, dikit..)
Rating: G
Cast  : Main: You, Lee Taemin (SHINee)
 Lenght: Vignette
Author: Oh Sae Hee
Disclaimer: All the casts except OC are belong to God and their self. Ceritanya 100% buatan author.... So... Don’t Bash n be Plagiator! And don’t forget your Feedback guys!

Note: hadeuh... gk tw knp aku tuh ska bgt sebenernya bukan suka tapi dpt ilhamnya buat ff yang melow, sad,hurt,angst, dan sebangsanya... sampa-sampe ada eonnie aku yg komplein ke aku. Dan eon, aku sekarang berusaha ngebuat ff yang fluff happy ending, romance, dan sebangsanya... semoga suka ya...

dan i’m still in love with Lee Taemin makanya castnya Taem oppa lagi deh...He’s so handsome!!! Plus... pas lagi nari sama nyanyi karismatik bgt! Enjoy Reading and don’t forget your feedback!^^V

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---You POV---
“Yey! Aku menang! Noona kau lambat sekali!” Ujar Taemin bangga sambil berlari-lari dan lompat-lompat kegirangan di puncak bukit. Kami berlomba untuk sampai di puncak bukit terlebih dahulu. Well, aku kalah karena aku seorang yeoja! Sedangkan Lee Taemin?  Dia seorang namja! Tentu saja dia lebih kuat dan cepat dari pada aku!

“Ya! Lee Taemin! Awas kau!” Saat aku berlari menyusulnya menuju puncak bukit, tiba-tiba saja aku tersandung dan itu berhasil membuat kakiku terkilir.

“Aw!” Rintihku saat aku terjatuh ke atas tanah. Taemin pun langsung melihat ke arahku. Tapi, bukannya membantuku atau khawatir dengan keadaanku sekarang, dia malah menertawaiku.

“Omo! Noona! Akukan sudah bilang padamu bahwa kita akan berkencan di puncak bukit! Tapi kenapa kau masih menggunakan sepatu berhak tinggi,huh?”Serunya di tengah tawanya yang menyebalkan itu. Jujur saja aku ingin menjitak kepalanya saat ini, tapi apa daya? Kakiku yang sakit ini menghambatku untuk segera menyusulnya ke puncak sana.

Dia tertawa selama beberapa menit dan aku sungguh kesal dengan kelakuannya itu. Dia pun menghentikan tawanya saat perutnya mulai terasa sakit sambil menyeka air matanya.

“Humph! Baiklah... Aku mengaku bahwa aku lupa Taemin-ah... Kau tahukan bahwa Noonamu yang cantik ini pelupa,huh? Puas kau Lee Taemin!”Kataku di susul dengan tawa penuh bangga miliknya. Sungguh aku ingin memukulinya dengan sesuatu saat ini!

“Bantu aku ke sana! Lee Taemin!” Ujarku kepadanya.

“Bagaimana caranya? Apakah aku harus menyeretmu Noona?” Katanya dengan polos. Aku pun melemparnya dengan sepatuku. Sayangnya lemparanku meleset karena dia langsung menghindar dari sepatu ber-merkku itu.

“Kau ini tidak punya perasaan sama sekali, huh?! Tidak romantis sekali! Gendong aku! Babo!” Kataku penuh emosi kepadanya.

“Tidak mau! Kau ini seperti anak kecil saja Noona, minta di gendong segala! Sebenarnya yang leih tua itu aku atau kamu, huh?” Katanya sambil menjulurkan lidahnya kepadaku.

“Benarkah kau tidak mau menggendongku ke sana? Nanti aku kasih ini loh...Godaku sambil mengangkat sekotak susu pisang dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri. Minuman favorit  Taemin ini pasti akan langsung membuatnya menururti perintahku. Kekekek....#evillaugh.

“Baiklah! Aku akan menggendongmu!” Ujar Taemin sambil berlari menuruni bukit. Setelah itu dia membantuku untuk berdiri.

“Ayo cepat gendong aku!” Perintahku kepadanya. “Tidak akan sampai kau memberikan susu pisangku..” Kata Taemin sambil menjulurkan tangannya kepadaku, meminta susu pisangnya.
“Baiklah... Ini...” Kataku sambil memberikan susu pisang tersebut.

“Gomawo Noona! Kau memang baik dan juga cantik!”Ujar Taemin bahagia. Dia pun segera menancapkan sedotan ke dalam susu pisangnya. Aku langsung tersenyum penuh bangga. Mudah sekali menghasutmu Lee Taemin! Hahahah! #superduperevillaugh

Sambil meminum susu pisang, dia menggendongku ke puncak bukit. Dia menahan badanku dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk memegang kemasan susu pisangnya.

“Gomawo Taeminie!” Ujarku sambil mencubit pipi kanan Taemin. Dia hanya mendesah sambil terus berjalan menuju puncak bukit.

“Noona kau sangat berat sekali! Berat badanmu naik, huh?” Tanyanya sambil memelankan kecepatan langkah kakinya. Dia berpura-pura bahwa dia sedang membawa beban yang sangat berat di punggungnya , padahal akukan tidak seberat itu...

Pletak!

Aku menjitak keningnya di sertai rintihannya. Setelah sampai di puncak bukit dia menjatuhku dengan kasar ke atas tanah dan sekarang aku yang merintih ke sakitan.

“Ya! Lee-” Belum sempat aku menyelesaikan perktaanku Taemin pun memotong perktaanku. Dia berkata, “Cheonma.... Noonaku tersayang..”

“Aish! Dasar kau ini! Tolong ambilkan sepatuku!” Perintahku sambil menunjuk sepatu hak tinggi yang tadi aku lempar kepadanya. Dia mengembungkan pipinya dan mengambilkannya untukku dengan malas-malasan.

“Goma-” Perkataanku kembali tak terselesaikan saat Taemin melempariku dengan sepatu hak tinggiku tersebut.

“Balasan atas perbuatanmu  Noona...” Ujarnya sambil membaringkankan tubuhnya di sebelahku. Aku ingin menjitak keningnya tapi perbuatanku terhenti setelah melihatnya memejamkan matanya sambil tersenyum. Sungguh, saat seperti ini dia sangat tampan. Aku pun hanya terdiam memandangi wajahnya.

Rasanya aku masih tak percaya bisa berpacaran dengan namja yang lebih muda setahun dariku ini. Namja yang selalu menggangguku dan menungguku di tempat kerja part timeku. Namja yang tak pernah menyerah menunggu jawabanku atas perasaannya itu.

Aku pun tertawa kecil saat mengingat hal-hal yang dilakukannya demi mendapatkan perhatianku dan tentu saja hatiku. Dia benar-benar sangat polos dan, jujur saja terlihat bodoh saat itu, tapi di saat itu juga dia sangat tulus melakukan hal-hal itu untukku.

“Mengapa kau tertawa Noona? Seperti orang gila saja tertawa sendiri..” Katanya masih memejamkan matanya.

“Aish! Kau ini!” Kataku dengan nada kesal kepadanya. Dia pun terkekeh. Dan suasana tiba-tiba saja menjadi hening.

“Aku ingat tentang hal-hal yang kau lakukan agar aku menyukaimu... Aku masih tidak percaya bisa menjadi yeojachingumu...” Kataku memecahkan keheningan diantara kami.

“Lagi pula yang kulakukan tidak sespesial dan seromantis yang dilakukan Kim Jong Hyun, ex-namjachingumu Noona...” Jawabnya. Aku pun berpaling ke arahnya dan mendapatinya masih memejamkan matanya. Hanya saja kali ini senyumannya tiba-tiba saja lenyap.

“Kenapa tiba-tiba harus dikaitkan dengan Jong sih?” Kataku kepadanya. Dia pun mendudukan dirinya dan menatap wajahku sambil kedua tangannya memeluk kedua lututnya.

“Noona tadi bilang kalau masih tidak percaya kalau Noona menjadi yeojachinguku, bukan? Noona masih tidak percaya bisa menjadikan aku, namja yang sama sekali tidak termasuk kriteria namjachingumu menjadi namjachingumu... Benar bukan Noona?” Kata Taemin. Sebenarnya dia kenapa sih?

“Mengapa tiba-tiba membahas hal seperti ini sih?”

“Noona hanya menyukai namja yang romantis sajakan? Namja yang selalu punya kejutan untukmu” Ujar Taemin.

“Namja yang seperti Kim Jong Hyun...”Lanjut Taemin sambil memalingkan wajahnya dariku. Aku menatapnya keheranan. Bahkan setelah menjandi yeojachingunya baru kali ini dia membicarakan Jong, aku sangat tahu kalau dia membenci Jong  maka dari itu aku tidak pernah berbicara tentang Jong di depannya.

Rasanya sangat aneh saat di samping Taemin tapi dia hanya berdiam diri, biasanya saat di sampinya pasti dia  mampu membuatku tersenyum bahkan tertawa berkat tingkah, lelucon , dan perkataan polosnya.

Beberapa menit terlewati tanpa adanya pembicaraan di antara kami berdua. Mengapa kencan kedua kami menjadi seperti ini? Aku kira menghabiskan waktu di puncak bukit bersama Taemin akan menyenangkan, tapi suasananya mengapa tiba-tiba menjadi canggung seperti ini?

“Taemin-ah... Kaukan sudah tahu seperti apa kriteria namjachingumu, tapi aku belum tahu kriteria yeojachingumu. Bolehkah Noona tahu seperti apa yeoja itu?” Tanyaku mencoba memecahkan suasana yang semakin canggung.

“Aku tidak tahu Noona....”Katanya masih memandang lurus ke depan. “Menurutku... Yeoja yang seperti Noona...” Lanjutnya dengan polos sambil tersenyum dan mengalihkan pandangnya ke arahku. Aku sedikit terkejut dan menahan tawaku.

Namja ini benar-benar polos sekali... Sekarang aku sangat percaya kalau cinta pertamanya adalah aku.

“Oh... Yeoja seperti aku... Memangnya kenapa?” Kataku disusul tawaku yang sudah tak bisa aku tahan lagi. Apalagi setelah meihat wajahnya yang kebingungan melihatku tertawa.

“Kenapa tertawa sih? Memangnya ada yang lucu dari perkataanku tadi?”Tanyanya dengan  wajah yang masih kebingungan.

“Aniya! Sungguh! Ya, Lee Taemin! Kau belum menjawab pertanyaanku!” Ujarku sambil berusaha menghentikan tawaku.

“Yeoja yang kucintai dengan tiba-tiba seperti Noona... Bahkan sampai sekarang aku tidak tahu mengapa aku bisa mencintai, Noona...”Jawabnya sambil tersenyum kecil dan menatap mataku dalam. Dan setelah mendengar jawabannya aku pun berhasil berhenti tertawa, tapi sekarang pipiku yang tak bisa berhenti mengganti warna menjadi kemerahan!

“Ah.... Jadi seperti itu...”Kataku sambil mengalikan pandanganku darinya. Aku sangat malu bila Taemin melihat pipiku yang sudah mulai berwarna tak normal ini dan aku tak kuat melihat tatapan Taemin! Jika aku menatapnya terus rasanya jantungku seperti akan keluar dari tubuhku.

Buk!

Aku sangat kaget saat Taemin memelukku dengan erat. Detak jantungku pun semakin menjadi-jadi dan pipiku tambah memerah sekarang. Ini pertama kalinya Taemin memelukku.

“Berhentilah berkata aku tidak romantis Noona... Karena saat kau berkata seperti itu, entah mengapa aku langsung berpikir kau sedang membandingkanku dengan Kim Jong Hyun... Aku tidak suka itu...”Katanya tepat di telingaku.

“Eum... Taemin-ah... Mianhae....”Jawabku pelan. Padahal aku berkata dia tidak romantis hanya untuk main-main saja atau meledeknya saja.... Tak ada maksud sedikit pun untuk membandingkannya dengan Jong. Sungguh.

Jong memang namja yang romantis, aku sangat mengakui itu. Dia selalu punya segudang ide hanya untuk memberiku kejutan. Tapi, suatu hari aku pun akhirnya tahu, kalau ternyata sikap romantis dan kejutan-kejutannya itu dia lakukan untuk yeoja lain, ya.. bisa dibilang dia berselingkuh di belakangku. Aku langsung putus dengannya walaupun masih ada sedikit penyesalan setelah itu.

Aku sering bercerita tentang Jong kepada Taemin  saat aku belum berpacaran dengannya dan suatu hari Taemin pernah mengungkapkan kekesalannya kepadaku karena aku banyak bercerita tentang Jong. Aku memang masih belum bisa melupakannya saat itu dan aku sadar bahwa Taemin cemburu saat itu. Sejak saat itu aku tak pernah bercerita tentang Jong lagi dengannya.

Lima menit masih berlalu dan kami masih berpulakan. Taemin sedari tadi memainkan  rambutku dengan tangan kanannya sedangkan aku masih menikmati hembusan angin yang sejuk dan pelukan Taemin yang hangat.

“Taemin-ah...”Panggilku.

“Eum?” Jawabnya , masih dengan tangan kanannya yang memainkan rambut hitamku.

“Aku tahu kau memang tak seromantis Jong...”Kataku kepadanya. Aku bisa mendengar dia mendengus kesal.

“Tapi... Jong tidak seceria, tidak selucu, dan tidak sepolos seorang Lee Taemin yang selalu membuatku nyaman dan selalu bahagia bila berada di dekatnya...” Bisiku tepat ditelinganya.

“Seorang Lee Taemin tak akan pernah mau melihatmu bersedih Noona! Membuatmu nyaman di dekatku dan bahagia bersamaku adalah tugas utamaku sebagai namjachingumu, Noona!”Dia tertawa bangga dan mengeratkan pelukannya kepadaku. Pipiku pun kembali memerah.

“Saranghae.. Lee Taemin...”Bisikku kepadanya.

Taemin melepaskan pelukannya dan berkata, “Nado... Noona...” Lalu mencubit pipiku pelan dan itu semakin membuat pipiku memerah.

“Omo!Pipimu merah sekali, Noona! Seperti tomat busuk!” Kata Taemin diiringi tawanya.

“Ya! Tomat busuk bewarna hitam bukan merah! Awas kau Lee Taemin!” Kataku sambil melepaskan sepatu hak tinggiku yang masih terpasang sempurna di kaki dan mengangkatnya sambil mengejar Taemin yang sudah terlebih dahulu berlari meninggalkanku.

“Tolong! Ada orang peradaban mengejarku!” Seru Taemin yang masih berlari di depanku.

Awalnya aku mengira kencan keduaku dengannya akan sangat canggung dan tak menyenangkan saat dia mulai membahas tentang mantanku. Seharusnya aku tak berpikiran seperti itu, karena setiap aku menghabiskan waktu dengannya pasti setiap detiknya akan terasa sangat menyenangkan.
***Fin***
p.s:
Hope you enjoy dating with Taemin... maaf ya... fluffnya gak kerasa..... Karena FF ini termasuk yang  pengerjaannya sebentar... heheheh^^

Sampai jumpa di FF Taemin lainnya...^^V


Selasa, 16 Juli 2013

Girls, Girls, Girls (By Lee JiHyun, Part 2)


Author: Lee Ji Hyun

Cast:    Lee Taemin (SHINee)

            Jung Na Ra (Original Character)


Other Cast: All member SHINee

                    Some Super Junior member

                    Kim Jong In (EXO-k)

                    Na Ra’s friends: Han Eun Joo

                                            Kim Hye Ra

                                            Baek Han Na

                  Jung Yong Hwa(CNBlue)


Genre: Romance, Comedy, School life.

Length: Chapter.

Rating: G (General)/PG-15.

Disclaimer: annyeong! Author bawa lanjutannya. Mian, lama. Otak author emang kurang oli kadang-kadang(?) RCL ya! part ini kayaknya cukup panjang ._. oh ya, author punya planning buat FF yang castnya EXO. Doain semoga FF Taemin ini selesai. Sekian dan

HAPPY READING!

Girls, Girls, Girls_Part_2

-Jung Na Ra pov-

1 menit..

2 menit..

5 menit..

Ah, aku sudah tak tahan!

Ku bangkit dari singgasana terempukku dan membanting pintu kamar. BRAK! Huh, ku tak peduli suara bantingan itu. Asal, waktu tidurku tidak terambil olehnya!

“REMBOOOO” Teriakku tak sabaran. KUKURUYUUUKKK… balasnya. argh, teriaknya lebih dashyat dibanding aku!

Kumelangkah bak tentara yang baru keluar dari wamil(?) dan pergi ke taman belakang dengan muka penuh murka. “APPAAAA!! JANGAN LATIHAN PAGI-PAGI! AKU MAU TIDUURR” Teriakku pada lelaki paruh baya(?) yang sedang berduduk santai sembari mengelus-elus ayam yang dicintainya setengah mati(?). yap, ia nae appa.

Appa hanya menjawab santai, “Hahaha.. inikan udah siang Inah. Toh rembo gak bakal gigit” huh, emang aku babo apa. Tentu saja aku tahu kalo ayam jago kampungan seperti rembo gak bakal gigit. Rembo kan bukan anjing kayak anjing bulldog bernama Pleki(?) punya tetangga sebelah yang ganasnya sungguh daebakk(?) itu.

Aku hanya manggut-manggut menjawab perkataan appa. Tiba-tiba ada sesosok(?) yang mengagetkanku. “Eh?! Yy.. Yong?!” Ujarku pada namja disebelahku ini. Orang yang barusan kupanggil hanya melihatku dengan tatapan aneh,”Na Ra? Tumben bangun pagi” “Inikan gara-gara si ayam kampung itu. Kalo gak ada dia, aku pasti masih selimutan” Jawabku sambil ngucek-ngucek(?) muka yang masih kusut.

“O” Jawabnya singkat. “Eh, Yong, lu bawa apa?” Tanyaku sambil menunjuk tangannya. “Igeo? Pecut sama tali” Jawabnya santai. “Eh.. Pppeccut? MWO?? MWORAGO YONGG? APA AKU SALAH DENGAR” teriakku yang disambut oleh gonggongan si Pleki dari tembok sebelah.

“Inah!! Lu pagi-pagi jangan teriak-teriak mulu! Kuping babeh lama-lama jadi-“ “APPA! NA RA GAK SETUJU YONG IKUT-IKUT APPA. APPAKAN TAU YONG UDAH PUNYA KERJA TETEP YANG LUMAYAN GAJINYA. DARIPADA, IKUT-IKUTAN GINI. NA RA GAK SETUJU!” “HEH LU, SEENAK JIDAT NGATURIN URUSAN ORANG LAIN. URUSIN TUH SEKOLAHH” “APPA GAK PUNYA PERASAAN” “APA LU BILANG? APPA?? JANGAN PANGGIL GUA APPA LAGI!” “TAPI KAN-“ mulutku tiba-tiba dibekam oleh tangan Yong. Ia berbisik “Jangan berantem. Inikan masih pagi.. nanti kan ganggu tetangga..” Ujarnya sambil melerai aku dan appa. Aku hanya bisa menyilangkan tangan di dada dan memasang muka sebete yang kupunya.

Yah, itulah secuil(?) adegan sehari-sehari di rumahku. Aneh kah? Emang. Sangat aneh bahkan. Aku bingung harus dari mana membahasnya. Keanehan ini berawal dari pernikahan appa-eomma yang cukup mengejutkan. Awalnya, eomma dijodohkan oleh harabeoji dengan anak sahabatnya harabeoji. Sahabat harabeoji adalah pengusaha terkaya se-Jakarta, Indonesia. Tentu saja harabeoji yang sama-sama pengusaha menginginkan perjodohan ini. Sebenarnya walau eomma tidak setuju, perjodohan akan dibatalkan. Tapi eomma memilih iya. Betapa babonya eomma T-T (author; *tampar na ra)

Akhirnya eomma menikah dengan appa yang notabene orang betawi asli cap monas(?) kata dikata(?), keluarga appa berasal dari keturunan Si Pitung langsung. Sebenarnya aku sih gak tau si Pitung itu siapa, tapi katanya dia itu orang sakti.

Jadi, darah betawi appa masih kental sampai sekarang. Walau sudah tinggal bertahun-tahun di Korea.

Namja yang sering kupanggil Yong ini, adalah Oppaku. Ia lahir 3 tahun lebih duluan(?) dibandingku. Ia lahir di Jakarta. Yah, keluargaku memang pernah tinggal setahun di jakarta. Dan setelah tinggal di jakarta, kami langsung pindah ke Seoul, dan lahirlah aku. Anak blasteran Betawi-Busan ini. Semenjak pindah ke Seoul, keluargaku jarang ke Jakarta. Jadilah aku ini, anak yang tak tahu apa-apa tentang kampung halaman appanya.

Yong orangnya baik, pemalu, dan gak gampang marah. Jauh banget ya sama aku ;_; tapi, gini-gini juga kita masih akur. Yong bernama Jung Yong Hwa. Ia tak pernah marah jika kupanggil Yong, bukan oppa.

Yah, karena darah betawi yang masih kental dalam diri appa, appa masih suka melakukan hal-hal yang berbau betawi DISINI, yang tidak lain tidak bukan(?) di SEOUL.

Dari dulu sampai sekarang hobi appa adalah nyambung ayam (author: semacam ngadu ayam gitu) yang sialnya appa membawa-bawa virus itu ke Yong sekarang. Parahnya, sampai-sampai appa membuat club nyambung ayam se-Seoul yang diketuai dirinya sendiri. Betapa konyolnya...

Terus, appa dari aku lahir sampai sekarang paling ogah dipanggil ‘Appa’ sebutan ayah untuk hanguk. Ia lebih suka dipanggil ‘Beh’ alias ‘Babeh’. Hhh.. yang lebih anehnya, saat membawa rapot ke sekolah JHS Ku dulu, appa sempat menolak dipanggil ajjushi oleh wali kelasku. Ia malah menyuruh WK-ku memanggilnya dengan ‘Abang’. Malu deh aku diketawain sekelas!

Lalu yang sama-sama parah juga, appa gak pernah suka dengan nama-nama hanguk. Katanya sih terlalu singkat. Jadi, beginilah namaku, Jung Na Ra a.k.a Siti Maemunah dan suka dipanggil Inah. Hadeuuhh

Yang lebih aneh tuh eomma. Semenjak nikah, eomma gak pernah bisa sama sekali bahasa. Appa juga sama, gak bisa sama sekali hangul. Pernah sekali aku tanya ke eomma gimana mereka berkomunikasi, “hah, itu sih hanya dengan bahasa dari hati. Kan kalo udah jodoh gak lari kemana dear..” Ujarnya santai. Aku hanya bisa -______-


“Udeh ye Inah.. lu jangan main sewot aje, yang penting abang lu suka.” Ujar Appa sambil memberikan ayam resek sealaihim(baca:Rembo) ke Yong dan mengencangkan ikat pinggang jawaranya(?) “Yong, latih si Rembo. Babeh percaya sama elu” yang disambut anggukan Yong.

“Na Ra yaa~ jaga rumah ya nanti pulang sekolah, eomma dan appa mau pergi” Ujar eomma yang habis buatin sarapan. Slrup! Kutahan air liurku biar gak sampe netes(?) “ke mana lagi?” “kondangan keponakan appa” HAH?! LAGI?! Gubrak!

Inilah hobi suami-istri yang paling langka di dunia. Yang mungkin, hanya dilakukan eomma dan appa. Bayangkan, mereka bisa pergi ke Indonesia dan kembali lagi dalam waktu 12 jam. Ngapain aja di Indo? Kok bentar banget? Jawabannya satu: KE KONDANGAN.

Yah, sebenarnya aku gak mau bilang keluargaku tuh absurd atau semacamnya. TAPI, emang KENYATAANNYA gitu. Rasanya buang-buang waktu menempuh perjalanan korea-indo indo-korea hanya untuk bersalam-salaman dan bercakap-cakap sambil makan hidangan?! “Biar makin akrab sama keluarga..” Ujar eomma saat kutanya. WHAT?! Aku saja yang hanya setahun sekali ke busan mengunjungi harabeoji saja sudah dibilang akrab kok.

aku pernah bertanya, “emang eomma gak Jetlag gitu bolak-balik naik pesawat tiap hari?” “yah.. jetlag sih jetlag, tapi mau gimana lagi kan udah biasa jadi gak kenapa-napa tuh” GUBRAK. Kayaknya eomma layak diberi penghargaan oleh Korean Air(?) karna udah beli tiket dengan tujuan sama setiap harinya dalam 10 tahun belakangan ini. *keprok keprok(?)

“Na Ra, demam mu sudah turun? Eomma sudah buatin sup” “eh, demam?” ujarku sambil menyendokkan(?) sup ayam dari panci. “Ne, kemarin kau demam. Eh, chagi ya.. kau memkai jaket siapa?” Tanya eomma sambil menunjukku. Aku melihat ke arah bajuku. “mollayo” “sini eomma bawa.. hmm, bau namja,” aku mengerutkan kening. “eomma, percaya padaku. Aku engga-“ “ah eomma tahu ini milik siapa, hmm,” ku sipitkan mataku. “Ah, itu si namja pemalu dan manis yang kemarin mengantarmu! Hmm.. kalau gak salah, namanya Lee Taemin kan?”

~”~


-Lee Taemin pov-

Klik! Klik!

Enter!

Yes, akhirnya selesai juga. Nampaknya setelah ini aku harus berguru pada Onew hyung. Hohoho..

Ku simpan notebookku dalam tas dan menyimpan sebuah perekam kecil dalam saku. Belum aku beranjak dari sofa, tiba-tiba terdengar derit pintu dorm. Ada yang masuk. “Nuguseyo?” tanyaku sambil melongokkan kepala kebelakang. Nihil, tak ada yang masuk. “pasti Cuma angin..” saat aku berbalik lagi tiba-tiba aku melihat sesosok namja bermata belo bak tokoh Keroro sedang melihatku sangat dalam.

“HUAH! Kukira ada hantu. HYUNG, KAU MENGAGETKANKU!” Teriakku pada Minho hyung. “salah sendiri kau begitu kagetan(?)” jawabnya sambil menjatuhkan diri disebelahku. “Taem, tumben dateng pagi. Kesambet apa nih?” Tanyanya sambil mengacak-acak rambutku. “Hyung mandi dulu sana.. bau..” “shireo.. kau jawab dulu pertanyaanku” Ujarnya sambil mencoba mendekatiku. “andwae!! Hyung, kamu mau ngapain? Hush, hush! Mandi dulu sana!” “araseo nae baby Taem, kalo kamu memaksa..” ujarnya sambil beranjak dari sofa. Rupanya, sebelum menuju toilet, ia mendaratkan kecupan ringan pada puncak ubun-ubunku. Aku hanya melihatnya dengan tatapan jijik.

Yah, kali ini aku sedang di sekolah. Tepatnya didalam dorm SHINee, sebelah ruang music, lantai 1 paling ujung. Sebrangnya lapangan basket. (author: taem, lu murid apa penjaga sekolah?!)

Walau waktu masih menunjukkan jam tujuh kurang lima belas menit, aku udah standby disekolah. Mungkin rasanya ini pengalaman pertamaku datang pagi-pagi, tapi bagi Minho hyung ini adalah kesehariannya. Sebelum datang ke sekolah, Minho hyung pergi berlatih bersama teman-teman sixpacknya(?) berlatih basket setiap pagi. Minho hyung memang mengikuti klub basket disekolah. Dan ia menjadi kapten tim tahun ini.

Seusai berlatih, hyung mandi di kamar mandi dorm. Dan pergi ke kantin untuk sarapan. Itulah rutinitas Minho hyung saat pagi! *keprok keprok (author: Garing sumpah _ _”)

Kalau aku sih, kalo disuruh kayak hyung gitu pasti ogah. Mending tiduran sambil selimutan lagi deh.. heheheh

Ah, ternyata Minho hyung sebentar lagi selesai mandinya. Aku harus buru-buru kabur!

Beberapa teman menyapaku pagi ini. Dan sapaan mereka semua sama, “Taemin ah? Waah.. tumben datang pagi? Ada apa ini?” gak cuma temanku, beberapa orang yang tak kukenal(?) pun menyambut dengan-kata-kata-yang-sama. Camkan itu. Dan beberapa yeoja melihat ku dengan tatapan aneh, takut, bahkan histeris. Mata mereka seakan-akan berkata padaku, “Apa benar ini Taemin yang suka kesiangan itu?”  

 Yah, memang, harus kuakui. Aku suka kesiangan masuk sekolah. Bahkan, rekor kesianganku sudah tercetak saat aku duduk di bangku PG(?). entahlah, rasanya sulit sekali untuk merubah kebiasaanku ini. Aku selalu kesiangan karena aku bangunnya siang. Aku bangunnya siang karena aku tidurnya malam. Dan aku tidurnya terlalu malam karena.. entahalah, terkadang aku merasa Insomnia.(author: insomnia=penyakit susah tidur ._.b)

Ah ya! aku hampir saja lupa, aku harus menyimpannya sekarang juga!

~”~


-Jung Na Ra pov-

Huft, tinggal 10 detik lagi,

10..9..8..7..6..5..4..3..2..1….0!!

TEEET!!! Bel menggema diseluruh penjuru sekolah. Yes, pelajaran Fisika hari ini akhirnya selesai juga. Aku bernafas lega, akhirnya..

Setelah dipanggang matang-matang otakku(?) selama 2 jam oleh Kim Jong Woon songsaenim,(Yesung numpang beken ._.v) rasanya seperti membeku. Otakku rasanya macet dan lemotnya minta ampun. Jadinya gini deh, aku gak ngerti apa pun yang tak tadi dibahas Kim songsaenim. Hahahah..

Semua temanku sepertinya merasakan hal yang sama denganku. Lihat, bahkan Eun Joo malah tertidur pulas dikelas. Semuanya bersorak sorai mendengar bel istirahat pertama berbunyi. Namun..

“ah, yeoreobun! Sam hampir lupa, kerjakan latihan soal evaluasi bab gaya. Besok dikumpulkan! Ara?” Ujar kim songsaenim sambil beranjak dari kursi. Beberapa temanku yang ‘Otaknya Encer’ segera menjawab, “Araseo sam!” sedangkan sisanya, termasuk aku, hanya termenung meratapi nasib. Mati aku..

Kubuka pintu lokerku, hendak menyimpan buku. Tapi saatku buka, ada sebuah kotak berwarna coklat disimpan rapi didalam lokerku. Kupikir ini pasti punya orang lain. Tapi sebelum aku menyerahkan pada keamanan sekolah, aku melihat tulisan kecil yang berada di atas kotak itu, “J.N.R”

Eh, hei! Itu nama inisialku kan? Perlahan kubuka kotak itu, TADAH!! Hanya sebuah perekam kecil berwarna hitam. Dan ku ambil perekam itu, saat kuambil, ternyata di bawah perekam itu ada secarik kertas. Kubaca dalam hati isinya, “I hope you enjoy this”. Eh?! Hanya itu?! Penasaran, kuambil earphone milikku dan segera mendengar lagu tersebut.

~”~


-Lee Taemin pov-

“SECRET ADMIRER KATAMU??”

“SST… apa kau bodoh Han Eun Joo? Jangan berteriak seperti itu! Ini di kantin!”

“keundae Hye Ra ah, kita kan tau Na Ra anti sama yang begituan!!”

“Keundae  Eun Joo ah..”

“yak! Kau tak percaya padaku?”

“aku tak percaya padamu Eun Joo!”

“Mwo.. mworago?”

“Ara! Ara! Araseo?! Kalian ini seperti anak kecil saja? Bertengkar terus.. kalian kan udah gede, jaga sikap!”

“Ne, arachi Han Na ya..” ucap mereka berbarengan.

Yah, mungkin mulai hari ini menguping menjadi kebiasaanku. sedari tadi, aku menguping pembicaraan 3 yeoja yang duduk di meja sebelahku di kantin. Dengan bekal Koran sekolah untuk menyamari wajahku yang tampan ini,(author; Taemin PEDE BERAT!!) aku mendengarkan pembicaraan mereka.

Mengapa harus mereka? Jawabannya sederhana, karena mereka bertiga adalah sahabat dekat Na Ra. Sedari kemarin dan tadi, mereka membicarakan Na Ra yang absen berada di tengah-tengah mereka. Yah, mungkin saja ada berita baru tentangnya.

“Jadi, Han Na ya, tentang secret admirer itu..” aku memasang kembali telingaku, Mereka mulai berbicara lagi. “yah, begini Hye Ra ya..” “Na Ra mendapat sebuah kotak. kotak itu untuknya. Isi kotaknya hanya perekam suara. Tak ada nama si pengirim. Terus,” ah, kotak dariku!

“Terus disuruh ngedengerin lagu dalam perekam itu kan?” “Ne..” “Pasti Na Ra lansung senang. Dia kan suka music” “bukan begitu Hye Ra ya.. masalahnya..” “Wae?” “masalahnya Na Ra paling anti dengan lagu sendu atau sedih. Dan pengirim itu..” “Mengirim lagu sedih kan? Betul?” yeoja bernama Eun Joo yang dari tadi diam dan mendengarkan tiba-tiba ikut nimbrung dan berkata, “PABO BANGET PENGIRIMNYA! UDAH TAU NA RA KAN DEMENNYA SAMA MUSIC ROCK! HAHAHA”

Ku habiskan Hot Cocoa milikku dan segera pergi dari kantin.


-Jung Na Ra pov-

TEET!! Bel istirahat kedua berbunyi.

Huuh, ada apa denganku? Mengapa otakku sulit untuk berkompromi?

Setelah nge-blank dari pelajaran fisika, kali ini aku melakukan hal yang sama dipelajaran agama. “Yeoreobun.. ingat ya, minggu depan kita ulangan!” ujar Choi Siwon songsaenim(Siwon numpang beken ._.v). Glek, mending mati aja deh!

Kubuka lokerku dengan hati-hati, semenjak peristiwa ‘perekam’ tadi, rasanya aku takut jika membuka loker. Apa kalian tau? Perekam tadi sudah kuserahkan di pos satpam. Aku yakin itu bukan untukku. aku baru mendengar beberapa detik, karena lagu itu sangat membosankan. Aku paling anti dengan lagu ballad.  Dan, TADAH!! Ternyata sekarang gak ada yang aneh-aneh di lokerku. Tenang Jung Na Ra..

Namun, aku tertarik pada sebuah jaket yang bukan milikku yang berada di lokerku. Plak! Kupukul keningku, aku lupa! Aku disuruh eomma tadi pagi untuk mengembalikkan jaket itu. Sebenarnya, aku tak yakin ini milik Lee Taemin, tapi Yong dan eomma meyakinkan aku kalau kemarin aku diantar Lee Taemin. Pabonya kau Na Ra.. tak ingat apa-apa kemarin.

Masalahnya, aku tak tau Lee Taemin itu dikelas mana. Ah, gampang! Aku kan bisa bertanya pada Han Na dkk. Keundae, MASALAH yang paling serius adalah, aku tak tau Lee Taemin itu yang mana, bahkan seperti apa. Aku tak pernah melihatnya.

~”~

Ada apa ini? Mengapa semua orang berbondong-bondong ke lapangan basket? Aku yang hendak pergi ke kantin, arah sebaliknya, hampir terseret arus karena padatnya orang. Kueratkan pelukkanku pada jaket abu milik namja itu. Rencananya, aku akan ketemuan dengan chingudeul di kantin meminta bantuan mengembalikkan jaket ini.

Aha! Aku menemukan lorong kecil yang agak sepi disebelah kanan jalan! Daripada bersesakkan disini, lebih baik kesana. Aku berlari sekencangnya menjauh dari padatnya lorong utama. “Permisi, permisi” ujarku. Lariku semakin kencang saat di lorong itu. Menurut firasatku, Han Na dkk tak ada disitu. Namun,

BRAK! “Awww..” aku meringis. Rupanya aku menabrak seorang namja dari arah lain, “Mianhae..” ujarnya. “ah, ani, seharusnya aku yang meminta maaf. Mianhae” balasku.

Aku menunudukkan kepalaku sambil membantu namja itu membereskan bukunya yang ia bawa. Kulihat, ia beberapa partitur. “Untuk apa semua partitur ini?” tanyaku sambil tetap menunduk. “ah, ani. Omong-omong, mengapa kau tak pergi ke lapangan basket?” aku mendongakkan kepala, Nampak raut muka namja tersebut berubah saatku melihatnya “memangnya ada apa di lapangan basket?” tanyaku balik.

“kau tak tahu hari ini band sekolah kita mengadakan pentas kecil-kecilan? Semua orang pergi melihatnya.” Jelasnya. Aku sedikit berpikir, “Band sekolah kita? Hmm.. SHINee ya? hemm.. ani. Aku tidak tertarik, gomawo.” “wae?” Tanya namja itu sedikit menginterogasiku. Aku merasa sedikit risih.

“yah, karena aku tak suka aliran music pop. Apalagi SHINee kan kadang-kadang bernyanyi sambil ngedance kan? Aku tak begitu suka aliran seperti itu” jelasku. Aneh, mengapa aku langsung blak-blakan pada namja yang baru aku temui?

Namja itu menangguk sebentar “ohh..” namun, sebelum ia melanjutkan perkataannya, ada namja yang menepuk pundaknya, “Taemin sunbae, mengapa belum siap-siap? Kita duluan ya!” ujar salah satu dari mereka. “ Ah, ne. duluanlah. Nanti aku menyusul Chanyeol ah, baekhyun ah” Tak lupa mereka menunduk sebentar padaku dan pergi berlalu menuju lapangan.

Aku membeku di tempat, kehilangan kata-kata. Memang walau aku tak suka SHINee, namun aku tau siapa membernya satu persatu. Dan aku tau Taemin salah satu dari mereka, karena Eun Joo dan Hye Ra yang selalu mencekokiku dengan berbagai hal tentang SHINee yang kupikir tak ada gunanya.


-Lee Taemin pov-

Nampaknya ia kaget saat Chanyeol menyapaku barusan. Apa ia benar-benar tidak mengenaliku sama sekali?! Kukira, semua orang disekolah ini mengenalku semuanya.(author: Taemin OVER PEDE!)

Ia seperti orang yang sangat shock. Dilihat dari mulutnya yang terbuka sedikit, seperti yang ingin bicara. “aku hargai pendapatmu tentang bandku, gomawo. Mian, aku harus duluan. Nampaknya hyungdeul sudah menungguku” ucapku memecah keheningan diantara kita. Ia masih membeku di tempat, tak ada suara yang ia lontarkan.

Aku pun berjalan kembali, namun, baru selangkah, langkahku dihentikan oleh tangan Na Ra yang menahan lenganku. DEG DEG DEG.. mengapa dadaku rasanya sesak sekali?

“kajima,” ucapnya lirih. “hemm.. mianhae, aku sudah menjelek-jelekkan band mu. Mianhae, jeongmal” tambahnya sambil menjauh dari kontak mataku. Ia terus menunduk. “emm, geurigo, igeo, jaketmu tertinggal dirumahku kemarin. Jeongmal gomawo sudah menolongku kemarin. Aku tidak tau harus membalasmu bagaimana” ujarnya masih menunduk.

“gwaenchana Na Ra ya, aku senang dengan pendapatmu yang berbeda daripada yang lain” jawabku. Kulihat ia mendongakkan kepalanya, matanya bertemu dengan mataku. Matanya seakan-akan berkata, “Dari mana kau tahu namaku?”

Aku tertawa sedikit dan berkata, “ah ya, geurigo gomawo Na Ra ya, telah mengembalikkan jaketku. Kukira ini hilang”. Aku sudah tau jaket ini ada padanya, aku hanya berbohong.

 “Ah ya, Na Ra ya, kau tak tau harus bagaimana membalasku bukan?” ujarku sambil tersenyum. Ia menggelengkan kepala. “bagaimana kalau nonton konserku? Jika kau datang ke koser kecil-kecilanku, kuanggap kau sudah membalas budi padaku” ujarku mengambil jaket dan berlalu darinya yang hanya termenung diam.

~”~

DEG, DEG, DEG! Degup jantungku semakin lama semakin cepat. Aku sangat grogi dan nervous.

Mungkin hyungdeul hanya mengira aku sedang demam panggung, tapi aku bukan nervous untuk itu, namun memikirkan suatu hal yang lain.

Melihatku yang begitu risih, Key hyung yang berada disebelahku langsung menepuk pundakku, “Taemin ah, waeyo? Mengapa kau sebegitu nervousnya? Tumben kau kayak gitu” aku hanya menggeleng kepala kuat. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi.

Kukira dengan melihatku begitu, Key hyung langsung menghindar karena aku sedang tak mau diganggu. Namun sebaliknya, ia mendekatiku dan mulai bertanya-tanya, “Nae Taemiiin, waeyo? Kau sedikit pucat. Kau belum makan? Sedang demam panggung? Kau sakit? Kalau sakit bilang hyung ya.. di dorm ada kotak p3k-“ “sudah hyung! Aku tak mau diganggu!” bentakku pada Key hyung.

Key hyung mulai menjauh dariku karena aku bentak sedikit. Untung saja hyung yang lain tak mendengar percakapanku. Tapi, aku merasa bersalah pada Key hyung, aku tak pernah berbuat seperti itu padanya.

Perlahan aku mendekatinya, “mianhae Key hyung, jeongmal mianhae” ujarku. Ia hanya menjawabnya dengan senyumnya dan berkata, “apa kau sedang ada masalah Taem? Sini, bicarakan pada hyung. Mungkin hyung dapat membantu” aku sedikit termenung, betapa baiknya hyungku..(author: dasar magnae!)

Setelah bercerita agak panjang lebar, Key hyung mulai berkomentar, “Payah sekali Onew hyung memberikan saran seperti itu! Beruntung kau Taem, menceritakannya padaku,” aku hanya menaikkan kedua alisku. “hemm, menurut hyung, yeoja itu sangat peduli pakaian, gaya. Lihatlah mereka—yeoja--yang suka berbelanja setiap hari Taem, itu tandanya fashion itu sangat penting bagi mereka kan? Mungkin, dengan merubah gaya fashionmu akan membuat yeoja itu semakin tertarik denganmu”

Aku menjawabnya dengan anggukan berkali-kali. Key hyung menambahkan, “oh ya! kau juga harus mengikuti apa seleranya, sama seperti dalam fashion, kau harus mencari pakaian yang disenanginya!”

TRING! Seperti ada lampu bohlam besar tiba-tiba muncul dalam otakku. Aku mempunyai ide bagus. “gomawo, hyung. Gomawo sarannya” ujarku sambil keluar dari backstage. “yak Taemin ah! Mau kemana kau?! Acara dimulai 10 menit lagi!” aku tak peduli dengan teriakkan Key hyung yang memanggilku.

~”~

Masih dengan nafas tersengal, aku sedang memicingkan mataku dari kerumunan orang yang memakai baju yang sama. Sedetik kemudian, aku menemukkannya diantara chingudeulnya itu. Aku sedikit tersenyum, ia datang. Ku hela nafas panjang, memikirkan apa ini jalan yang terbaik(?). huft, semoga saja ya.

~”~

Dengan lancang ku tarik lengannya kencang sambil menjauh dari kerumunan orang. Kucari tempat yang agak sepi yang bisa menerima kita, kita berdua.(author: IGE MWOYA??)

Ia masih terus saja mengumpat dan memaki, “Yak! Lepaskan! Siapa kau? Lancang sekali!” ku tutup mulutnya, “sst..” ujarku pelan. Ia menarik paksa tanganku dari mulutnya, “Yak! Kau lagi? Apa lagi huh? Aku sudah datang!” teriaknya. Ku tutup lagi mulutnya. Agar ia tak berteriak lagi.

Namun, ia jauhkan paksa tanganku lagi, Kali ini lebih keras. “aww..” ringisku. “kau, mau apa lagi huh? Kalau kau macam-macam, aku akan teriak, biar yang lain denger” ujarnya sedikit memelankan suaranya. Wah, aku baru tahu kalau dia itu cerewet sekali.

“Diam dulu Na Ra ya, ada yang ingin aku tanyakan” ia hanya menautkan kedua alisnya. “maukah kau.. maukah kau..” “apa?” pangkasnya.

“maukah kau taruhan denganku?”

Ia hanya menatapku aneh.

~”~

Ia masih diam di tempat. Masih berpikir rupanya. Saat ku tantang tadi, ia memintaku untuk berpikir sebentar.

“ehmm.. Taemin –ssi?” “ne?” “araseo. Apa taruhanmu?” ini dia yang kusuka darinya. Ia cukup pemberani.

“aku akan menyanyikan sebuah lagu nanti. Jika kau terpesona dengan nyanyianku aku anggap aku menang.” Tantangku. “ne? terpesona?” tanyanya jijik. “ehm.. bukan itu.. maksudku, eh-“ ujarku sambil menggaruk tengkukku. “araseo. Aku mengerti” rasanya aku seperti orang bodoh dimatanya. “jika aku tak tertarik padamu- maksudku, aku menang. Aku ingin kau menjauh dariku—aku tak ingin melihatmu lagi” aku menelan ludah, okay, ia sedikit kejam.

“dan jika aku yang menang” kali ini kukeluarkan jurus smirk milikku. “kau harus menuruti perintahku selama sebulan” “okay” jawabnya.

“Deal?

“Deal.”

~”~

-Jung Na Ra pov-

Sekarang aku tengah berdiri diantara kerumunan orang yang menghadap pada suatu titik, panggung. Panggung berukuran persegi panjang itu masih tampak kosong.

“masih 2 menit lagi” batinku.

Aku menelan ludahku perlahan, sebenarnya aku masih belum yakin atas tindakanku menyetujui taruhan dengan Lee Taemin. Eomma.. aku takut diapa-apain sama dia! (author; lu mikir apa sih Na Ra? *senyum yadong *ditampar Na Ra)

 “Dan, untuk penampilan terakhir, kita punya penampilan khusus dari Taemin, sang magnae!” sambut sang MC sekolah, Lee Hyukjae sonsaengnim(Eunhyuk numpang beken ._.v), guru olahraga.

Semua orang bertepuk tangan menyambutnya, aku pun termasuk. Semua orang tersenyum senang, kecuali aku. Aku gemeteran hebat(?) “waeyo Na Ra ya?” Tanya Han Na yang berada di sebelahku. “ehm, aniyo.”


-Lee Taemin pov-

Aku memasuki panggung sekali lagi, ku tenteng gitar milik Jonghyun hyung. Satu kursi telah disiapkan untukku. Aku duduk disana. Ku hela nafas perlahan, ingin merasakan kenikmatan seperti ini terus. Ku pandangi pennonton arah kiri, ku lihat Na Ra yang sedang meremas tangannya sambil menghindari kontak mata denganku. Aha, ia pasti sedang grogi.

“Lagu ini kupersembahkan untuk pelatihku, Cho songsaenim yang tak kenal telah mengajari kami sepenuh hati” para penonton bertepuk tangan.

“lalu untuk hyungdeul yang selalu menjagaku, jeonmal gomawo karena kalian adalah chingu dan partner terbaik yang aku punya” tepuk tangan lagi.

“dan, yang terakhir untuk orang yang aku sayang and.. enjoy!” kali ini siulan mulai terdengar. Aku dengan sigap memposisikan gitarku. Aku hela nafas lagi, semoga..


-Author pov-

Suara gitar yang dimainkan Taemin menciptakan nada yang tak asing didengar semua orang.

“Eotoriya eotoriya~”

KYAAA!!! Kali ini teriakkan missal seluruh yeoja yang terdengar. Kali ini Taemin menyanyikan lagu yang sedang nge-tren, I’m A Loner nya CN Blue. Tapi versi acoustic ala Taem.

“Eotoriya eotoriya daridiridara du~

Eotoriya eotoriya daridiridara du~

Eotoriya eotoriya sarange seulpeohago~”

Semua orang terdiam karena terpukau oleh nyanyian Taemin dan permainan gitarnya—yang tidak diduga—sangat bagus. (p.s: ceritanya di band ini, Taemin bagiannya piano dan vokalis)

“Seumyeo nunmul heulligo isseo~” JRENG! Tak terasa lagunya berakhir. Tepuk tangan serta siulan dihadiahkan untuk Taemin. Dengan otomatis, Taemin membungkuk.

“WE WANT MORE!! WE WANT MOREEE” Teriak seorang yeoja. Taemin menoleh otomatis. Ternyata itu Han Eun Joo, saalah satu sahabat Na Ra. Tampak Na Ra yang disebelahnya hanya memberikan tatapan aneh, sebal, dan lain lain. Campur aduk.

Taemin yang melihat kejadian itu, terkikik sebentar dan bertanya pada audience, “You really want more?”

“YES!” Ujar semua yeoja. Terkecuali Na Ra, hanya menggelengkan kepalanya pasrah.

“C’MON HYUNG!!” Teriak Taemin. Sekajap, SHINee sudah lengkap. “PERSEMBAHAN TERAKHIR KAMI, C’MON BOYSS!!!” Teriak Onew sang Drumer plus vokalis. Key sang bassis dan rapper, Minho sang gitaris dan rapper juga bersiap-siap. Posisi Jonghyun dan Taemin bertukar. Kali ini Piano dikendalikan oleh Jonghyun, sang gitaris dan lead vocal.

“HANA, DUL, SET!!”

Intro pun mulai, para audience kembali akrab dengan nada ini,

“Tell me, tell me ne sarangeul malhaejwo~” Suara Taemin kembali terdengar.

KYAAA!!! Teriakkan yeojadeul juga terdengar kembali.

Kali ini SHINee menyanyikan lagu CN Blue lagi(author lagi demen CN Blue nih! Heheh), Love Girl. Bagian Jungshin diambil oleh Minho,

Ye-ye-yes we can fly to high!” dengan suara bassnya, ia mampu membuat para yeoja kelepek-kelepek(?)
“KYAAA!! MINHO OPPA! NA RA, MINHO OPPA ITU!” Teriak Hye Ra pada Na Ra yang hanya bengong dari tadi, mendengar teriakkan Hye Ra yang tepat berada di gendang telinganya, Na Ra hanya bisa menggerutu, “ne, itu Minho. Emang apa masalahnya sama aku?” batinnya.

Tak terasa, lagu terakhir pun selesai, “L.O.V.E GIRL!”

Na Ra terkesiap, matanya seperti menangkap Taemin sedang menatapnya dan memberikan kedipan, “Pasti mataku salah liat” ujarnya.

Dan acara pun selesai.

~”~

“apa lagi?” “otte? Bagaimana penampilanku?” Na Ra hanya memberikan death glarenya pada Taemin. “Darimana kau tahu aku suka CN Blue?” “oh, kau suka CN Blue? Nan molla” badan Na Ra sedikit bergetar,

“GOTJIMAL! KAU PASTI TAU DARI SESEORANG KAN?” “kalau aku tak tau bagaimana?” Na Ra menghela nafas berat. “terserah kau saja.” Pasrahnya.

“Jadi?” “jadi apa?” “penampilanku” “biasa saja” jawab Na Ra sambil berlalu dari Taemin. Taemin menahan lengannya. “Hei! Jangan pengecut begitu!” ujar Taemin.

Tubuh Na Ra kembali bergetar. Ia paling benci dimaki orang lain. Apalagi dengan orang yang baru dikenal. “mworago?” “pengecut” balas Taemin.

Na Ra malas berhubungan Taemin. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. “Cukup bagus. Tapi, sayang suaramu jauh daripada Yong Hwa” “ahya, suaraku memang jauh daripada Yong Hwa hyung” balas Taemin. “tentu saja, Yong aku kan lebih hebat daripada kau, Lee Taemin” batin Na Ra.

“by the way, karena kau bilang cukup bagus, berarti aku menang.” Ujar Taemin. “YAK! Gak bisalah, kan kamu bilang sampai ‘terpukau’. Buktinya? Aku bilang bagus aja kagak” “tapi kan setidaknya gak jelek-jelek amat..”

Na Ra menggerutu dalam hati, “ni anak nyari masalah amet!” “otte?” Tanya Taemin. “araseo. Kapan kau memberikan aku perintah?” Taemin hanya memberikan smirk smilenya.

~”~


-Lee Taemin pov-

10 menit! Sial, lama sekali dia! Aku mneyesal, seharusnya aku ikut hyungdeul ke pesta debut konser kita.(author;SHINee seneng amet yah bikin pesta ._.) Sayang, aku masih ada urusan dengan Na Ra!

“annyeong!” lambai seorang yeoja. “annyeong Na Ra!” jawab 3 yeoja. Mereka pergi berlawanan arah. Aku yang sedari tadi menyandar di gerbang, kembali siaga. “annyeong Na Ra –ssi” kuhalangi dia. “annyeong. Memangnya kau mau pergi kemana sih?”ujarnya kesal. Haha.. mengapa aku senang sekali melihatnya kesal.

Perintah pertamaku memang aneh, menemaniku pergi berbelanja. Aku benar-benar menuruti perintah Key hyung. Ia menatapku kesal, “memangnya kau tak punya chingu apa? Kau kan punya hyungdeul-yang-selalu-menjagamu. Memangnya mereka tak mau menemanimu? Huh, payah!” aku tak tahan dengan mulut cerewetnya. Langsung kutarik tangannya dan berjalan.

“Palli kajja” ucapku. Ia pun segera diam dan mengikutiku.

~”~

“Taemin –ssi, ini udah toko ke berapa sih? Emangnya mau kamu borong se-mall(?) apa?” protesnya. “sudahlah, tugasmu hanya menemaniku. Mau aku belanja satu truk juga tak masalah kan?” ia hanya menatapku sebal.

Saat aku mencari kemeja, aku melihat seseorang yang sepertinya kukenal sedang berjalan-jalan, menggandeng seorang yeoja. Mereka semakin mendekat ke arahku. Ku memicingkan mata, rupanya si belagu itu, Kai. dengan yeoja.. entah, aku tak kenal dengan yeoja itu.

Aku sibukkan diriku mencari kemeja. Aku tak suka berurusan dengannya. Mulut berbisanya kadang-kadang bisa membunuh jika lengah(?) (author: Kai juga manusia.. punya rasa punya hati, jangan samakan dengan ular berbisa!!(?) *nyanyi maksa amet -__-)

“Ah, Taemin ah!” damn, rupanya ia melihatku. “eh, oh, kai!” “ah, Taemin, ini perkenalkan yeojaku, Kim Jin Ra” “annyeong, Jin Ra imnida” “ne..” aku hanya bisa tersenyum seadanya.

Kulihat yeoja ini dan Kai, ini sudah yeoja keberapa yang dipacari Kai? (Author: Kai buaya buntung! *nyanyi buaya buntung bareng Inul -____-)

Kai bertanya padaku, “Loh, Taem? Sendiri aja? Tumben” “eh? Enggak kok. Aku berdua sama-“ ku lirik samping kiriku, eh, Na Ra eodiga? Perasaan dia dari tadi disebelahku deh.

Kulihat sekelilingku. Nihil. “Kalian liat yeoja disini? Yeoja yang agak pendek ituloh..” tanyaku. “ani. Sejak tadi kami melihatmu sendirian” jawab Kai ditambah anggukan kuat dari Jin Ra.

Aku mengacak-acak rambutku frustasi. “Na Ra ya? eodiga?” nihil. “YAK! JUNG NA RA, EODIGA? KELUARLAH!” Ujarnya frustasi. Disambut oleh tatapan horror oleh Kai dan Jin Ra.

“AGASSI, KALAU MAU CARI ORANG PERGI KE SATPAM DONG, JANGAN TERIAK-TERIAK!”

Sshh.. jinjja. Ke mana kau Na Ra?

-tbc-



Okeh, segitu dulu aja yaaa.. mian, comedy nya dikit banget T^T rcl yaa.. –JiHyun-