Kamis, 16 Januari 2014

Girls, Girls, Girls Part 3A (Lee JiHyun)



Author: Lee Ji Hyun

Cast:    Lee Taemin (SHINee)

            Jung Na Ra (Original Character)

Other Cast: All member SHINee

                    Some Super Junior member

                    Kim Jong In (EXO-k)

                    Na Ra’s friends: Han Eun Joo
                                            Kim Hye Ra
                                            Baek Han Na

                  Jung Yong Hwa(CNBlue)

Genre: Romance, Comedy, School life.

Length: Chapter.

Rating: G (General)/PG-15.

Disclaimer: annyeong~ maaf benget, lanjutan ff ini sangat lama sekali. Maklum, author emang sedang malas. Hehehhh oh ya, part 3 kali ini dibagi lagi menjadi part 3A dan 3B. karena ya… memang cukup panjang. Kali ini author pas-in(?) takaran romance dan comedynya. Jadi yah 50-50 kalo bisa dibilang. RCL selalu^^ and,

HAPPY READING!

Girls, Girls, Girls_Part_3A

-Author pov-

“AJJUSHI! TEMAN SAYA ILANG! TOLONG DICARI YA! JEBAL AHJUSSI…” Seru Taemin di pos keamanan Lotte World(?) itu. “arasseo. Nama temanmu siapa Agassi?”Ujar satpam veteran di mall itu dengan santai sambil menyeruput kopi hitam “Jung Na Ra. Yeoja. Agak pendek. Pake baju seragam seperti saya, Seoul High School” “ara. Agassi bisa tunggu sebentar” satpam itu menunjuk sebuah bangku kosong.

Taemin duduk dengan kaki yang tak mau berhenti diam. Satpam ajjushi mulai melakukan pencariannya, “ehem, untuk Jung Na Ra –ssi, sekali lagi untuk Jung Na Ra –ssi, ditunggu temannya di pos satpam!” ujarnya lantang melalui pengeras suara. Setelah selesai, ia pun dengan tenang menyeruput kopi hitamnya lagi.

“Ajjushi! Masa’ ajjushi diam saja! Bukannya mencari?” Tanya Taemin polos. “aku sedang mencari, nak. Tenang saja” Jawab satpam itu. Kali ini sambil memakan cemilan(?) “masa mencari sambil makan? Apa benar ajjushi ini keamanan?” merasa amarah sudah berada di puncak ubun-ubun satpam itu menggebrak meja,

“aku hanya memanggilnya lewat microphone! Pasti temanmu takkan kemana-kemana!” “tapi kan ajjushi! Sebagai seorang satpam, kau harus mengamankan mall ini dengan sungguh-sungguh! Bukan dengan minum kopi dan makan cemilan! Ajjushi pasti sudah lama mengabdi pada mall ini kan? Seharusnya ajjushi lebih berpengalaman! Dan juga-“

BRAK! Terdengar suara gebrakkan meja. “aku sudah muak dengan bocah tengil ini,” “neo,” ia menunjuk Taemin. “KA!! JANGAN GANGGU WAKTU ISTIRAHATKU” dengan wajah watados(?) (Author: watados:wajah tanpa dosa). Taemin kembali angkat tangan, “ajjushi ini bagaimana, sebagai seorang satpam seharusnya ajjushi-“ “KA!” “ajjushi kan-“

Ucapan Taemin terpotong. Karena satpam ajjushi sudah menyeretnya keluar dari pos satpam. Satpam ajjushi melempar(?) Taemin keluar pos(author:adek-adek, jangan tiru adegan ini dirumah! Reader:jadi kalo disekolah boleh dong? Author:eh-__-“)

“KALAU KAU INGIN MENCARI TEMANMU, CARI AJA SENDIRI! DASAR ANAK BAWEL!” bentak ajjushi di depan muka Taemin. Taemin hanya dapat menahan semburan kuah(?) satpam ajjushi dengan tangannya.

Setelah itu, ia langsung membanting pintu di depan muka Taem. Taemin langsung bangkit sambil sedikit berbenah diri. “bawel apanya? Kayak sendirinya gak bawel” gerutunya sambil menatap sebal pintu pos.
Tiba-tiba pintu pos itu terbuka lagi dengan teriakkan, “YA! SEBAWEL-BAWELNYA AJJUSHI GAK AKAN BERISIK KAYAK KAMU!” dan satpam ajjushi itu melempar beberapa kantong belanjaan Taemin yang tertinggal.

Membuat Taemin yang sudah bangkit, kembali jatuh karena barang dan belanjaan yang terlalu banyak(author:poor Taem T^T)

“Taemin-ssi?”

Taemin langsung menengok ke arah suara yang berada di seberang, “Na Ra ya?”

~”~

“hemh, HAHAHA!” “sudahlah! Berhenti tertawa!” “HAHAHA.. anak bawel! Bawel! HAHAHA!” “YAK! GEUMANHAE JUNG NA RA!” seketika tawa Na Ra berhenti.

“Agassi, mohon untuk memelankan suara anda” ujar seorang petugas keamanan. “ah, ne, arra” jawab Taemin gugup. Setelah petugas tersebut meninggalkannya, ia langsung menarik lengan Na Ra dan pergi menjauh dari restoran cepat saji itu.

“YAK! LEE TAEMIN-SSI! Kau ingin membunuhku, hah? Aku sedang makan, jangan main tarik dong” Taemin menatap Na Ra sebal sambil menarik lengannya lagi, namun tidak sekasar tadi. “ayolah, kau kan bisa jalan sambil makan burgermu”

“arra, arraseo” kata Na Ra sambil mendelik pada Taemin yang memandang arah depan sambil tetap berjalan.

-Jung Na Ra pov-

HAP! Aku melahap potongan burgerku yang terakhir. Kita masih berjalan menjauhi mall. Aku berjalan di samping kirinya, menatap matanya. Ia terlihat acuh tak acuh padaku. Hanya memandang lurus kedepan.
“jadi, kemana saja kau saat menghilang?” tanyanya tanpa memandangku sama sekali. Kukira, ia namja yang cukup ramah. “menghilang?” tanyaku lagi.

“ne, menghilang. Kau tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Mau kemanakan mukaku di depan si Kkamjong itu..” “aku tidak menghilang. Aku hanya ke toilet sebentar. Justru kau yang menghilang! Sekembalinya aku dari toilet, kau malah menghilang dan ditemukan tertimpa tumpukkan kantong belanjaan di depan pos satpam” ujarku membela diri.

Terlihat dari mukanya, ia sedang menahan malu. “heuh! Kalau mau ke toilet, bilang dulu, dong!” ucapnya sambil menatapku. Aku balas menatapnya tak kalah galak. Kita sama-sama berhenti jalan di trotoar jalan dan mulai berargumentasi.

“bilang? Memangnya aku aegi yang harus bilang pada eommanya apa?” “tapi kan kau jadi asistenku sebulan ini. Jadi aku pantas mengetahui keberadaanmu” aku langsung menatap tanah.

“lagipula, kita kan cuma berdua. Jadi, jika kau hilang.. aku kan harus bertanggung jawab” ujarnya pelan. Sepelan apapun ucapannya, aku bisa mendengarnya. Karena jalanan mulai sepi.

~”~

-Lee Taemin pov-

Aku menhempaskan badanku pada sofa. Ugh, rasanya seluruh badanku renta sekali. Aku tidur di atas sofa sembari mengambil asal bantal didekatku dan langsung memeluknya.

“ugh, selimut..” gumamku pelan dan langsung bangun dan menyambar selimut yang berada di sofa. Ah, mengapa pagi ini dingin sekali? Aku melirik pada kalender. Sekarang akhir bulan September, musim dingin sebentar lagi tiba.

Aku menutupi seluruh badanku(termasuk muka) ke dalam selimut. Niatnya sih, ingin tidur. Tapi aku sedang tidak bisa tidur. Rasanya aku gelisah terus. Padahal, sofa inilah temanku jika aku begadang di sekolah.

Tik, tok tik, tok tik,tok .. aku menggaruk kepalaku sambil menjenggut rambutku. Suara jam itu membuatku gila! Akhirnya aku kembali duduk di sofa. Tanpa menjejakkan salah satu kakiku pada lantai. Dan menyelimuti badanku(tidak termasuk muka).

Mungkin, jika seseorang melihat keadaanku sekarang, mereka pasti mengira aku ini zombie. Mukaku pasti sangatlah kacau. Tanpa melihat pada kacapun aku sudah bisa merasakannya.

Aku menatap kosong pada kemasan obat yang sudah habis. Kurasa sebaiknya kubunuh apoteker tukang bohong itu. Karena ia telah menipuku dengan meminta uang tambahan dua ribu won karena ini obat tidur yang paling manjur. Dan, kurasa, aku telah terjebak olehnya.

Insomnia memang tidak enak. Yah, walaupun aku sudah bertahun-tahun hidup bersamanya,(author: baca part 2!) aku merasa susah tidurku kali ini sangatlah berbeda. Aku merasa ada yang janggal dalam diriku. Tapi, entahlah, aku tak tahu apa itu.

Di saat aku sedang-sedang asiknya melamun, tiba-tiba terdengar bunyi deritan pintu dan suara ngebass itu, “loh, kok pintunya gak dikunci? Aneh” aku menengok ke arah sumber suara.

“HUWAA! A-AD-ADA ZOMBIEE!!” teriak histeris—konyol Minho hyung saat melihatku sambil menunjuk-nunjukku. Kutebak, pasti, seluruh fans yeojanya seketika menjadi ‘anti-fan’ saat melihat adegan barusan. Betapa konyolnya seorang Minho hyung yang dipuja-puja seluruh yeoja berubah menjadi namja penakut yang takut pada seseorang yang menjelma menjadi zombie(aku ngomong apa sih? ==”).
Eh, berarti, tebakkanku benar dong, kalau aku, sedang mirip zombie?

>>oKAI, Taemin ngegaje time skip<<

“oh, ternyata hanya Taemin. Kukira zombie beneran” hanya?! Terus, kalau aku beneran zombie, hyung mau apa? Meninjuku dengan bola basket yang selalu hyung bawa? Oh, ayolah.(author: taem, bola nya dibawa ke toilet juga? Taemin: tauk. Tapi kayaknya iya tuh -3-)

“hey, kenapa mukamu kusut gitu? Perlu ku setrika?” banyolnya sambil ketawa-ketawa sendiri. Dari dulu Minho hyung terekenal diantara member lain orang yang suka nge-GARING alias suka ngebanyol, tapi gak lucu sama sekali.

Ia mengehentikan tawanya karena melihat mukaku yang makin ‘angker’ aja. Ia duduk di sebelahku dan  membuka topik baru. “kamu tahu gak Taem? Club basketku membuka pendaftaran bagi anggota baru. Ikut yuk. Kan badanmu lincah, Taem! Ini terbatas, loh! Dateline nya sampai besok. Kita perlu anggota untuk turnamen musim dingin nanti.” Cerocos Minho hyung dengan satu nafas. (flammers: WA! MINHO OPPA SUDAH LATIHAN UNTUK IJAB KABUL PERNIKAHANKU NANTI DENGANNYA! KYAA! >< Minho: ngeri.. siapa lagi yang mau kawin sama lo.. author: sama aku aja yok! *bawa kabur *ditongseng flamers(?))

(Author: lanjut yuk ke cerita! ^o^)

-Author pov-

“enggak” ucap Taemin. “enggak apa?” “aku enggak mau ikut.” “oh, ayolah Taem. Ini kan kesempatan langka. Lagian, kalau kau ikut, kau akan semakin banyak punya fans yeoja. Nih bukti” ujar Minho sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri. (author: Minho PD berat -_-)

“gak butuh.” “mwo?” “aku gak suka basket.” “kan kalau belum coba belum tentu suka” “terserah hyung sajalah.” “ oh, ayolah Taem. Kita kan bisa latihan sama-sama tiap hari” “IDIH! LATIHAN TIAP HARI DINGIN-DINGIN GINI? OGAH”

“yak! Dengarkan aku dulu Taem-“ “URUS URUSAN HYUNG SENDIRI! AKU CAPEK” teriak Taemin sambil berlari keluar dari dorm.

“YAK! NEO-“ Teriak Minho yang hanya dibalas oleh bantingan pintu.

~”~

-Lee Taemin pov-

Aku berlari sampai ke taman sekolah. Aku menengok kebelakang. Rupanya, Minho hyung tidak mengejarku. Aku memeluk diriku sendiri yang berbalut kemeja seragam kusut. Uhh, seharusnya aku membawa jaketku tadi di dorm.

Tapi, biarlah. Aku malas bertemu Minho hyung lagi. Sikap overprotect nya padaku memang sudah ada sejak kita memulai SHINee. Tapi, kali ini beda rasanya. Aku merasa sangat risih jika disuruh-suruh seperti itu.

Entahlah, mungkin itu memang tanda sayang mereka padaku sebagai seorang maknae. Tapi, aku merasa bahwa aku tak suka diatur-atur. Karena, menurutku, akulah yang berhak mengatur hidupku sendiri.
Aku duduk pada bangku taman kosong. Dan menatap lurus pada rerumputan yang berembun itu.
Apa.. ini satu-satunya jalan yang terbaik?

~”~

-Jung Na Ra pov-

Aku berjalan perlahan di koridor utama menuju lantai 3. Aku menghirup nafas dalam berkali-kali, meresapi udara sejuk pagi ini.

Aku suka musim dingin. Karena, di saat itulah kita bisa berkumpul dengan keluarga pada malam natal, membuat boneka salju, meminum coklat panas, dan bermain ski. Aku cukup handal dalam ski.
Aku memasuki ruang kelas dengan senyum yang tidak dipaksakan sama sekali. Dan langsung menghambur pada chingudeul.

Semua chingu ku sudah datang. Memang, diantara kami berempat akulah yang datangnya yah.. tidak bisa dibilang pagi tapi tidak pernah terlambat.

“annyeong chingudeul!!” seruku sambil menyunggingkan seulas senyum. Mereka membalasku dengan senyum. Tapi, rasanya ada yang berbeda. “annyeong Na Ra ya” jawab Han Na sambil tersenyum. Aku merasakan ada suatu perasaan janggal dalam senyumnya itu.

“waeyo?” tanyaku sambil ikut duduk dengan mereka sembari membuka jaketku. Mereka semua diam dan menatapku dengan tatapan.. yah, memohon? Entahlah. Jika ya, tumben sekali. Aku menatap mereka dengan tatapan ‘ada-apa-ini-sebenarnya-?’ sambil melipat jaket.

Belum selesai aku melipat jaket ku, Eun Joo mendekat padaku dan membisikkan sesuatu padaku,
“kurasa kau harus memakai jaketmu lagi deh. Lee Taemin sedang menunggumu di taman”

Mulutku sudah siap untuk protes dan bertanya, Han Na dan Hye Ra langsung sigap memakaikan jaketku dan mendorongku keluar.

~”~

Aku berlari sekencang mungkin. Bukan karena kehendakku. Melainkan keinginan mereka bertiga. Ucapan Hye Ra dan Eun Joo rasanya masih mendengung di gendang telingaku.

>>Flashback<<

“cepat!! Kau harus segera menemuinya!!” ucap Hye Ra berbisik tapi seperti yang ingin berteriak. “wae?! Aku kan baru saja datang kenapa dia sangat-“ ucapanku langsung ditahan oleh tangan Eun Joo.

“dengarkan dulu aku ya, Jung Na Ra. Kami bertemu dengan Taemin di taman. Dia tampak sangat pucat. Dia tidak memakai jaket sekalipun. Dan saat kami berpapasan, ia bertanya apakah kami chingu dekatmu, kami bilang ya, terus ia meminta untuk bertemu denganmu jika kau sudah datang secepatnya” terang Eun Joo sambil berbisik pada telinga kananku. Membuatku geli.

“dan, jangan terlalu berisik. Taemin tadi meminta kami untuk tidak memberitahukan pada siapapun. Jadi kau-“ “arra, arra! Hoksi, kenapa harus sekarang, tidak nanti-“ ucapku setelah melepas tangan Eun Joo dari mulutku

“kata Taemin, kau menjadi asistennya satu bulan. Jadi, kalau kau tak datang, kau akan mendapatkan hukuman” aku mengerinyit memandang Hye Ra yang barusan menjelaskan dengan berbisik. Membuatku geli lagi.

Aku memandang mereka satu persatu. Tampaknya hanya Han Na yang tidak bersuara dari tadi. Ia memandangku dengan penuh kekhawatiran. Aku beranjak dari kursiku,

“arraseo,” ucapku sambil berlalu pergi.

>>Flashback Off<<

HAH HAH HAH. Aku sedang mengontrol nafasku. Dimana bocah itu? Aku mendongak melihat sekelilingku sambil berjalan berkeliling taman.

Nah, itu dia! Sedang duduk melamun menatap rumput. Hah? Pucat darimana? Melihatnya saja seperti sedang berakting dalam drama-drama saja. Aku pun mulai mendekatinya.

“Lee Taemin-ssi” panggilku. Hening. Ia benar-benar melamun atau sedang kerasukan jin kesepian sih?
“Taemin-ssi” panggilku dengan suara yang cukup keras. “Taemin-ssi!” aku melambai-lambai tanganku di depan matanya. Walau matanya terbuka, ia tidak merespon sama sekali Tetap tanpa jawaban. “sekali ini saja” ucapku pelan dan menggoyang-goyangkan pundaknya, “Taemin-ssi, ireona!”

Di saat itu Taemin langsung sadar dan mendongak ke arahku. Aku baru sadar sekarang, mukanya sangatlah pucat pasi. Dan pundaknya sangat dingin. Sudah berapa lama ia duduk disini?

“Na Ra ya..” ucapnya lemah. Aku langsung menyingkirkan tanganku dari pundaknya. “ada apa?” tanyaku dingin. “duduklah dulu” ujarnya pelan sambil menepuk-nepuk bangku yang ia duduki.

“sudahlah. Aku sedang tidak ingin berbasa-basi. Waeyo Taemin-ssi?” aku tetap berdiri sambil menyilangkan lengan di dada. Ia menatap rerumputan lagi sambil berkata, “ooh.. kau sedang buru-buru?” entahlah, aku merasa suaranya sangatlah pelan.

Aku tidak mengindahkan perkataannya dan langsung bertanya, “kau sakit? Mengapa kau pucat sekali?” aku langsung duduk disebelahnya. Ia mengangguk, “nan gwaenchanayo” ujarnya dengan senyum. Senyum yang..
Kita terdiam sesaat, sebelum ia membuka mulut lagi, “kau peduli padaku Na Ra ya?” aku menatap heran padanya. Mengapa aku merasa.. ia tiba-tiba menjadi super melankolis gini? “molla” ujarku singkat, tapi jujur.

“jinjja?” tanyanya membuatku frustasi. Mengapa aku harus melewati pagi seperti ini? Padahal aku sudah senang sekali eomma tidak berpergian hari ini. “ne. mengapa kau menanyakan hal-hal aneh padaku? Kau sakit? Mau kutemani ke UKS?”

Ia menggeleng pelan. “alasanku memanggilmu kesini karena ada suatu hal kuperbaiki” aku paling gak suka jika seseorang mengubah topik pembicaraan tiba-tiba. “perbaiki apa?” ucapku sambil meliriknya sebal.
“kau pantas memenangkan taruhan ini. Karena aku berbuat curang.” Ujarnya sambil memandangku. “kau… curang?” “ne. sebelum ku menawarimu taruhan ini, aku sudah tau kau adalah yeodongsaeng Yong Hwa sunbaenim.” Aku tertegun.

“dari mana kau tahu itu?” “saat hari pertama aku mengenalmu, aku mengantarmu sampai ke rumah, walau di rumahmu aku hanya bertemu nyonya dan tuan Jung, tapi aku bertemu Yong Hwa hyung di depan rumahmu..”

>>Flashback<<

-Author pov-

“gamsahamnida nak Taemin” “sama-sama ahjumma” KRIEEK. Pintu pun tertutup. Taemin pun perlahan keluar dari pagar sambil bergumam pelan, “semoga ia cepat sembuh.”

Saat beberapa langkah menjauh dari rumah Na Ra, terdengar suara namja yang berseru, “eo, Taemin ah?” Taemin langsung menengok kearah suara tersebut, “ohh.. Yong Hwa hyung?” Yong Hwa mendekat dan mereka pun bersalaman ala namja. (reader: salam ala namja? Author: itu loh, salam yang salam-tangan kayak panco-pelukan)

“sedang apa kau disini?” taemin malah balas bertanya, “hyung juga, mengapa ada di sini?” bukannya marah, Yong Hwa hanya tertawa. Membuat Taemin sedikit bingung. “hahaha.. rupanya kau sudah besar Taem. Aku tinggal disini, itu rumahku” jawab Yong Hwa sambil menunjuk rumah Na Ra.

Taemin terkejut dan ber-oh-ria. “bagaimana jika kau mampir dulu ke rumahku?” Tanya Yong Hwa. Taemin sedikit terkejut dan menjawab, “ehhm.. ne, ne.. bo-bolehh” “sudahalah. Tak usah grogi. Kau pasti tak mau kan masuk ke rumah ini dua kali?” Taemin terkejut. Sangat. Ia seperti membuat muka ‘mengapa-hyung-ini-tau-?’

“ Kita makan tteokbeoki saja. Aku punya tempat langgananku. Dekat sini kok, aku yang traktir” ujar Yong Hwa tanpa basa-basi langsung menyeret Taemin menjauh dari rumahnya.

~”~

“dua tteokbeoki! Iya, ini pesanan anda!” ujar seorang pelayan sambil menaruh dua mangkuk tteokbeoki yang masih panas. “kau mau minum?” Tanya Yong Hwa. Taemin yang sedari tadi melamun, terkejut dan sambil menggeleng-gelengkan kepala ia menjawab, “terserah hyung saja”

“arra. Aku pesan dua cola” “baik tuan” jawab si pelayan sambil berlalu pergi.

“dimakan, sana. Mumpung masih panas” ujar Yong Hwa yang sudah menikmati potongan pertamanya. Taemin hanya melihat tteokbeoki miliknya tanpa selera sama sekali.

“Yong Hwa sunbae,” panggil Taem. “ehm, wae?” Tanya Yong Hwa dengan mulut penuh. “hyung tau aku barusan dari rumahmu?” Tanya Taemin to the point. Setelah menelan, Yong Hwa meneguk setengah gelas cola—yang barusan datang—dan bertanya,”kau teman Na Ra?”

Taemin menggigit tteokbeoki pertamanya dan menggeleng, “aku baru bertemu dengannya hari ini.” “baru bertemu? Bukannya kalian satu angkatan?” “molla hyung. Aku juga baru—eh, hyung kau kenal dengan yeoja bernama Jung Na Ra?”

“tentu saja. Dia yeodongsaeng ku Taem” taemin kaget sampai mulutnya menganga lebar. (author: Taem cengo ih==) “jinjja?” Tanya Taemin histeris seperti mendapat kabar akan datangnya perang dunia ketiga (?).
“bersikaplah biasa, Taem! Memangnya ada apa dengan dongsaeng ku?” “ah.. aniya, hyung. Tak ada apa-apa” Yong Hwa menatap curiga dan minum colanya lagi. “kau suka padanya ya?” goda Yong Hwa.

“ne?” Tanya Taemin. “aniya” “ah.. bagaimana dengan SHINee? Semuanya baik-baik saja kan?” Yong Hwa mulai mengubah topik pembicaraan. “ne, SHINee baik-baik saja, hyung. Hyungdeul juga. Kami kangen bertemu CNBlue sunbaenim. Bagaimana dengan CNBlue hyungdeul?”

“ahh.. baik-baik saja. Namun, sekarang kami memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Aku usahakan kami akan datang ke sekolah. Kami ingin bertemu Cho songsaenim. Beliau masih mengajar?” “ne, Cho songsaenim masih mengajar. Aku selalu ingat jika kita bertanya tentang CNBlue, songsaenim pasti menceritakan tentang pernah mengskors hyungdeul sebulan tidak masuk dorm.” Jawab Taemin sambil menahan ketawa.

“yahh.. songsaenim killer itu memang selalu mengumbar-umbar aib orang lain. Jangan kau ulangi kesalahan kami ya” ujar Yong Hwa sembari mengacak-acak rambut Taemin.

Perbincangan mereka mulai bercabang pada musik, songsaenim di Seoul High School, dan kenangan-kenangan saat manggung dulu SMA. Saat mangkuk dan botol yang dihadapkan mereka sudah habis tak bersisa, Yong Hwa barkata, “ah.. sudah ya Taem. Nampaknya hari mulai gelap. Kapan-kapan kontak hyung ya” Taemin hanya menjawab Yong Hwa dengan anggukan.

Namun, tiba-tiba terlintas suatu pertanyaan dalam benak Taemin, “jjamkamman, hyung!” Yong Hwa yang sudah berdiri menengok kearah Taemin, “ne?”

“boleh aku bertanya sesuatu? Ehm.. hyung, apa hyung tahu apa kesukaan Na Ra?”

>>Flashback Off<<

-Author pov-

“lalu, Yong Hwa bercerita soal kau yang suka mendengarkan musik. Jadi.. yang memberikanmu alat perekam itu aku. Kukira, kau suka ballad. Tapi ternyata dugaanku salah. Aku teringat cerita Hyung yang bilang kau suka lagu-lagu CNBlue. Jadi kurasa itu alasannya saat manggung pertama kali SHINee, aku menyanyikan lagu CNBlue sunbaenim.

Aku merasa tidak akan mungkin menyanyi lagu bergenre rock. Karena, kelebihanku di musik pop dan ballad. Tapi ternyata aku bisa. aku terk-“ cerita panjang lebar Taemin tertahan sebentar. “Yong.. apa Yong hanya menceritakan itu? Tidak lebih?” Tanya Na Ra yang tampak dari nadanya terlihat gugup.

“mwo? Yong? Nugu?” “Yong, Yong Hwa oppa” jawab Na Ra dengan getir. “ne, hanya itu” jawab Taemin sambil menilik Na Ra yang tidak sedang menatapnya.

Suara Taemin mulai kembali mengecil, “jadi, karena itulah, kaulah yang memenangkan taruhan ini. Sesuai kesepakatan sebelumnya, kita.. kita.. tidak akan pernah bertemu lagi.”

-Lee Taemin pov-

Aku menatapnya setelah bercerita panjang lebar. Wajahnya.. bagai telah dihadang badai dan petir saja. Aku merasa bersalah. Apa benar tindakanku ini? Tiba-tiba ia menjadi kaku. Seperti sedang ada perang dalam benaknya. Aku menatapnya iba, mianhae Na Ra ya..

Na Ra kemudian beranjak dari kursinya, dan menghadapku. “gomawo untuk kejujurannya. Nampaknya ini terakhir kita berbicara seperti ini. Senang mengenalmu Taemin-ssi.” Ujarnya tanpa ada keraguan.

Ia mengulurkan tangannya. Aku lekas berdiri dan membalas tangannya. Kita bersalaman sambil menatap masing-masing. aku teringat tatapannya seperti pertama kali aku bertemu dengannya di rooftop sekolah. Tatapannya.. seperti mengandung amarah dan kesedihan yang amat.

Kemudian ia melepas tangannya dan berkata pelan, “masuklah ke dalam Taemin-ssi. Disini dingin. Lebih baik kau memakai baju hangatmu jika tidak mau terkena hipertemia.” Ujarnya kaku. Aku hanya mengangguk sambil melihat punggungnya yang semakin lama menjauh pergi.

~”~  

Aku menuruni tangga dengan semangat. Memasuki arus murid-murid yang lain yang berhamburan di koridor. Dan memasang wajah-tanpa-dosa dan menuju ke dorm.

Tanpa dosa? Ya, aku melewatkan beberapa mata pelajaran hari ini. Baru pertama kali aku seperti ini, membolos pelajaran karena dorongan diri sendiri, bukan orang lain(Author: yg di part 1 kan gara-gara Minho dan Jonghyun^^).

Aku menhempaskan diri di sofa sambil meneguk jus jeruk yang entah punya siapa. Hampir seharian ini aku mengurung diri di rooftop. Tapi setelah jam istirahat kedua, aku turun dan menuju ruangan ini. Karena hari makin dingin, dan aku tidak memakai jaket karena tertinggal disini.

“ahhh, begitu. Setelah membentakku tanpa alasan, sekarang kau berani-beraninya merampas minumanku ya!!” aku terkejut dan melihat Minho hyung yang sudah berdiri disampingku sambil melipat tangannya di dada.

Tiba-tiba aku tersedak. Aku memukul-mukul dadaku. Dan Minho hyung segera duduk disebelahku, “gwaenchana?” “uhuk! Uhuk! Ne..” kukira Minho hyung meminta maaf padaku dan berkata tidak akan mengagetkanku lagi ehh, malahan,

“salah sendiri sih! Mengambil minuman orang lain sembarangan! Rasakan pembalasan tuhan, Taem!” aku menatapnya heran, sejak kapan Minho hyung menjadi sok religius gini? -__- “mian, hyung.” “arra. Untung kau tidak meminum semuanya..” ujarnya sambil merebut botol yang kupegang dan menegak habis semuanya.

“mianhae, hyung. Soal yang tadi pagi” “oohh.. jadi karena itu kau membolos empat pelajaran langsung? Songsaenim pasti mengira kau absen karena tasmu saja tidak ada di meja!” tuduhnya. Idih, mengurung diri selama itu karena hanya memikirkannya? Hahaha.. hyung ini, terlalu kepedean.

“hahahaha…” aku hanya bisa menjawab seadanya, tertawa tanpa semangat. “sudah kuduga! Taem, bukannya hyung ingin menjauh darimu. Tapi, sudahlah. Jika kau membolos hanya karena hyung, janganlah. Nanti akademik mu akan turun.. jadi, nanti masuk ya” aku hanya menangguk pelan sambil menyambar kentang goreng yang Hyung bawa.

Aku meliriknya kecil. Minho hyung ini.. jika kita berkumpul, ia pasti yang tidak banya berbicara dan gayanya selalu cool. Tapi, jika hanya berdua denganku, ia sangat cerewet sekali. Seperti menambahkan tingkat kecerewetan Key hyung dan Jonghyun hyung, sama dengan tingkat kecerewetan Minho hyung padaku(Author:rumus ala Lee Taemin!(?))

“jadi, hyung, kau memaafkanku gak?” tanyaku. Minho hyung yang mulutnya dipenuhi kentang goreng dan sedang membuka cola, melihatku. “eo? Dendu waja dem(eo? Tentu saja Taem)” aku hanya melihatnya tanpa ekspresi ==’
“sudah ya hyung. Aku mau ke kelas dulu..” ia langsung menahanku. “sebagai penebus kesalahanmu tadi, mau gak kamu bantuin hyung?” tanyanya dengan ucapan yang jelas. “bantu apa?” “Key hyung tidak masuk hari ini. Jadi, kau bisa menggantikannya? Temani aku latihan klub basket dari pulang sekolah sampai jam 7. Di lapangan outdoor ya. Aku tunggu Taem.”
~”~
WIDIIHH.. ternyata dibalik topeng ‘Flamming Charisma’(Author:nada dibuat rada ngejek =p)-nya, ternyata tersembunyi kelemahannya yang benar-benar.. tak masuk akal.

Menemaninya latihan basket?! Yang benar saja?! Memangnya ia tidak punya anggota tim yang lain apa? Rasanya seperti manajer klub basket yang mengurus kapten tim saja.

Hhh… anak manja itu. Setidaknya ini untuk kali pertama dan terakhir kali. Hanya untuk membayar kesalahanku—yang sebenarnya aku pun tak tahu dimana letak kesalahannya. Aku melirik arlojiku. Sepertinya aku harus bergegas.

-Jung Na Ra pov-

Aku melipat lenganku di dada dan memperbaiki dudukku agar lebih nyaman. Kenapa aku mau-maunya mengikuti permintaan mereka?! Huh, mereka ini.. dasar maniak.

“KYAAA!! LIHAT, LIHAT!! MINHO OPPA MELAKUKAN SLAMDUNK! KYAA!! SARANGHAE OPPAA” aku menatap kesal pada sumber suara. Yah, itu mereka, Hye Ra dan Eun Joo. Saat pulang sekolah, aku dan Han Na diseret oleh mereka menonton latihan klub basket yang sebentar lagi mengikuti pertandingan musim dingin.

Tentu saja, awalnya aku menolak, ‘kalau kalian mau menonton, nonton aja sana!’ tapi mereka langsung memasang muka marah. Han Na pun menyuruhku untuk bersabar kali ini saja. Aku menatap muka memohon Han Na dengan muka iba. Setahuku, ia juga tidak ‘maniak’ seperti dua monster itu.

Akhirnya aku pun mengalah dan memilih duduk diantara Han Na dan Eun Joo. Aku menerima ini karena tak sanggup melihat muka Han Na. ia memang terkenal pendiam dan sabar.. berbeda jutaan derajat denganku dan yang lain. Tapi aku senang memiliki sahabat sepertinya.

Aku menopang daguku. Perlahan-lahan menunduk dan mencoba untuk tidur. Ini sangaaaat membosankan. Melebihi membosankannya matematika. Belum saja aku menutup mata, tiba-tiba aku terbangun oleh suara Eun Joo,

“ahh.. aku sangat haus. Aku ingin beli soda yang ada di sana” ia berkata sambil menatapku. Ia sengaja, huh? Aku pun mengikuti arah matanya menuju mesin minuman yang berada di belakang kita duduk. “beli saja sendiri, Eun Joo ya” jawab Hye Ra santai dan matanya tetap menghadap lapangan. Dasar maniak.

“yahh.. aku sih mau aja beli. Tapi, kebetulan, uangku sedang banyak jadi.. bagaimana kalau kita membuat sebuah permainan? Yang menang dapat minuman gratis dariku!” tantang Eun Joo. Hye Ra, yang dari tadi khusyu menatap depan langsung melirik Eun Joo dengan penasaran. “aku ikut!!” serunya.

“kalo pesertanya Cuma satu sih.. gak asik.” Ia pun menatapku lagi. Kuladeni ia dengan sepenuh hati, kapan lagi dapet minuman gratis? “baiklah. Aku ikut. Apa permainanmu?”

~”~

Rupanya aku dijebak oleh siluman maniak itu! Hah, sudah kuduga, harusnya aku sudah curiga sejak awal.
“kenapa kata-katanya harus begitu??” tanyaku kesal. “yasudah. Kalau kau menolak juga tak apa.” Eun Joo langsung memalingkan mukanya. Cih, dasar maniak licik!

“arra.. arra. Aku akan berteriak sekarang juga.” Ucapanku langsung disambut hangat dua maniak. Aku tak sempat melihat keadaan Han Na saat itu.

Demi minuman.. ini hanya demi minuman…

“KYAAA!!! MINHO OPPA~ KAU SANGAT GANTENG! AKU MAU MENJADI YEOCHIN MU~~ “ aku langsung menutup muka menahan malu. Seingatku, saat aku berteriak, Minho melihatku juga. Haduhh.. mau kusimpan dimana muka ini? Eun Joo.. kau harus membayar semua ini!

PRAANG!! PRANG!!

Terdengar suara kaleng yang cukup kencang. aku langsung menengok belakang, arah mesin minuman.
Rasanya.. waktu tiba-tiba berhenti.

Sosok itu langsung lari pergi menjauh.

Entah mengapa, badanku langsung bangkit dan mengikuti sosok itu,

“TAEMIN-SSI! JJAMKKAMAN!!”

-tbc-


Penasaran? Penasaran? Tunggu ya kelanjutannya^^ -JiHyun-   

Sabtu, 04 Januari 2014

Sleepless (By: Oh Sae Hee)


Title: Sleepless
Genre:Romance , fluff, angst
Rating: T
Cast  : Main:  Lee Eun Hee (OC), Choi Min Ho (SHINee)
                Other: Jung Soo Jung (Krystal/F(x))
 Lenght: Vignette
Author: Oh Sae Hee

Disclaimer: All the casts except OC are belong to God and their self. Ceritanya 100% buatan author.... So... Don’t Bash n be Plagiator! Don’t forget your Feedback! ^^V

Note: Yang baca judulnya dan ngira ini songfictnya SHINee-Sleepless night, kalian salah besar! Karena ini gak ada hubungannya sama itu, hanya judulnya yang mirip. Mirip tak berarti samakan?
My first FF with my Flaming Charisma! My other namjachingu!(di keroyok Flamers) ketahuan gk bs milih bias dan biasnya banyak...^^V Dia tuh tinggi bgt(berasa ngeliat tiang listrik kali ya kalo berdiri deket dia..) , karismatik, keren, dan ganteng!!!!!! Enjoy reading all!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---Eun Hee POV---
Sial. Jam wekerku sudah menunjukan pukul 23.00, tapi tetap saja aku belum terlelap. Beberapa kali aku mencoba menutup mataku dan memainkan lagu ballad yang terkadang bisa membuatku mengantuk, tapi tetap saja aku masih belum bisa memasuki alam mimpiku.

Sebenarnya sudah lima hari aku merasakan hal seperti ini, aku hanya bisa terlelap sekitar 1 sampai 3 jam saja. Setelah itu? Aku hanya akan terbangun dan sekeras apapun aku mencoba untuk tertidur lagi hasilnya akan nihil! Karena tetap saja aku tak bisa kembali ke dunia mimpiku.

Aku mendesah. Tubuhku sudah sangat lelah karena kerja paruh waktu hari ini, tetapi mengapa tubuhku tak ingin aku beristirahat? Sebenarnya aku tahu jawaban atas pertanyaku ini. karena perasaanku dan pikiranku yang menghalangiku untuk tertidur malam ini.

Ya, lima hari yang lalu aku putus dengan namjachinguku-Choi Min Ho-. Dia berselingkuh dengan seorang yeoja dan aku menangkap basah mereka sedang pergi berjalan-jalan bersama. Cih, aku benci melihat yeoja itu! Bersikap manja di depan namjachinguku.

Dengan amarah yang tak terbendung lagi, aku pun menampar pipi kanan Min Ho hingga pipinya memerah dan memutuskannya saat itu juga, didepan muka umum. Aku tak sudi mendengarkan penjelasannya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Jujur saja aku menyesal memutuskannya karena aku masih punya perasaan kepadanya, tapi hatiku telah tersakiti olehnya dan itu alasan yang kuat untuk putus dengannya.

Aku mengutak-atik handphoneku tak jelas, terkadang aku membuka pesan-pesan yang masuk ke dalam kotak pesanku , bermain game, melihat playlist yang aku buat untuk membantuku tertidur, dan tanpa sengaja aku menelpon Min Ho. Apa?! Menelepon Min Ho?!

Aku segera tersadar dan mendapati handphoneku  yang sedang berusaha menyambungkanku dengan handphone Min Ho. Babo! Bagaimana ini?! Apa yang harus kukatakan kepadanya?! Dan sialnya sekarang handphoneku mengeluarkan suara nada sambungnya, berarti panggilanku tinggal menunggu diterima Min Ho saja!

Bodoh sekali sih aku ini... Kenapa aku tak menekan tombol reject  saja! Dan lagi pula Min Ho itu seorang ‘Raja Tidur’ sangat sulit membangunkannya, aku sangat yakin nada panggilan handphonenya tak akan bisa membangunkan pemiliknya. Itulah kebiasaan buruk Min Ho yang sangat sulit dirubah hingga sekarang.

“Yeoboseyo?”Kata seseorang diseberang sana. Min Ho menjawab panggilanku? Mana mungkin Raja tidur terbangun akibat panggilanku. Ah... Pasti ini bukan Min Ho, mungkin saja teman satu apartemennya, Taemin.

“Yoboseyo? Eun Hee-ah...”Kata namja itu lagi. Suara berat itu... Aku sangat yakin suara Taemin tak seperti itu. Ini Choi Min Ho, ex-namjachinguku!

“N...Ne... Min Ho-ah...”Jawabku sedikit gugup. Sejak insiden itu aku tak pernah berhubungan dengannya, rasanya sangat aneh menelepon ex-namjachingumu saat kau masih merasa terkhianati olehnya. Walaupun sebenarnya aku sangat merindukannya.

“Kau belum tidur?” Tanya Min Ho dengan nada suara sedikit khawatir di seberang sana. Dia masih mengkhawatirkanku? Yang benar saja?!

“Iya... Aku ingin, tapi tak bisa... Bagaimana denganmu ? Kaukan Raja Tidur, bagaimana kau bisa menjawab panggilanku?”Tanyaku dengan suara yang lebih tenang. Aku tak mau terdengar gugup di depannya.

“Ah.... Sama sepertimu, aku masih terbangun...”Jawabnya. Masih terbangun? Mungkin menonton pertandingan bola.

“Bagaiman ya... Cara agar bisa tidur? Aku bosan hanya berbaring di kasurku saja...”

“Walaupun aku sangat suka tidur, aku juga tidak tahu bagaimana caranya agar bisa tertidur. Oh... iya... Sudah coba minum segelas susu hangat? Katanya itu akan membantumu tertidur.”

“Aku sudah meminumnya tiga jam yang lalu dan sampai sekarang aku tak bisa tidur sama sekali..”

“Kau bilang bosan hanya berbaring ditempat tidurmua saja, bukan? Bagaimana kalau kita bertemu di taman tempat kita biasa bertemu setelah kerja paruh waktu kita?”Tawarnya.

Deg!

Aku merindukannya dan aku sangat ingin bertemu dengannya. Tapi, dia sudah menjadi mantanku dan saat bertemu dengannya pasti suasananya akan sangat canggung. Lagi pula terakhir kami bertemu saat aku menamparnya dan memutuskannya, pasti suasananya akan lebih canggung lagi.

“Aku akan menganggap kau menjawab ‘iya’. Sampai bertemu, annyeong!” Katanya dan dia memutuskan panggilanku. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Ya... Walaupun sebenarnya ingin... Jika dia bersikap seperti ini biasanya dia ingin aku langsung menurutinya. Dan sekarang dia memaksaku untuk bertemu dengannya!

Aku mencoba meneleponnya tapi dia tak menjawab panggilanku. Aku semakin yakin kalau dia sangat ingin aku menemuinya.

Aku pun mengambil cardiganku dan aku tak ingin memakai make-up atau parfume sedikitpun. Lagi pula sekarang sudah malam, bahkan hampir tengah malam, untuk apa berdandan? Aku hanya menyisir rambutku agar setidaknya terlihat rapih.

Aku pun keluar dari kamarku dan mendapati Soo Jung-teman satu apartemenku- sedang serius menonton film horor. Dia memang  pecinta film horor dan selalu menontonnya saat mendekati tengah malam maupun tengah malam. Dia memang pemberani.

“Soo Jung-ah...Aku pinjam mobil ya...”Kataku kepadanya. Dia pun melemparkan kunci mobilnya kepadaku tanpa mengalihkan pandangannya ke arahku.

Thanks! Sepertinya aku pulang sedikit malam... Annyeong...” Ujarku sambil meninggalkannya di apartemenku sendirian. Atau mungkin dia tak sendirian.

~~~

“Dimana sih Min Ho?” Tanyaku pada diriku sendiri sambil mencari sosok tinggi itu di taman yang tak begitu terang ini.

Aku sudah menunggunya, sepertinya sudah hampir lima menit aku duduk dibangku taman ini. Dia menyuruhku untuk menunggunya di sini

“Menyebalkan sekali sih dia! Sudah memaksa untuk bertemu malam-malam di taman, pakai datang terlambat segala! Awas saja kalau dia datang, aku pasti akan menjitak keningnya!” Gerutuku sendiri di tengah keheningan malam taman ini.

“Kau yakin? Bahkan tinggi badanmu saja tidak melebihi pundakku...”Kata seorang namja bersuara berat yang sangat familier di telingaku. Choi Min Ho.

Aku mendongakkan wajahku dan mendapatinya sedang berdiri sambil tersenyum kepadaku dengan kedua tangannya membawa dua gelas karton. Aku sangat yakin gelas-gelas tersebut berisi minuman hangat.

“Mianhae, tadi aku mampir dulu ke kafe 24 jam di dekat apartemenku. Aku tahu kau sangat suka cappuccino di sana, jadi aku belikan ini untukmu.”Katanya sambil menyodorkan gelas karton yang berada di tangan kanannya sambil tersenyum kepadaku.

“G..Gomawo...” Sial! Kenapa aku gugup seperti ini? Aku mengambil gelas karton itu. Setelah itu aku mengesap cappuccino tersebut. Sedangkan Min Ho langsung mendudukan dirinya di sebelahku.

 “Bodoh! Kenapa aku membelikanmu cappuccino? Kaukan sedang susah tidur...”Ucapnya dengan nada menyesal.

“A.. Aniyo... Lagi pula sudah lama sejak terakhir kali aku meminum cappuccino...”Jawabku tanpa melihat ke arahnya sedikitpun.

Hening. Aku benci jika suasana semakin canggung seperti ini. kami sibuk dengan cappucccino masing-masing dan pikiran masing-masing.

“Jadi... Kenapa kau masih terbangun? Kaukan seorang Raja Tidur...”Kataku mencoba memecahkan keheningan. Walaupun sebenarnya aku bisa menebak kalau dia pasti sedang menunggu  pertandingan bola yang biasanya di tayangkan pada tengah malam.

“Apakah salah bila seorang Raja Tidur tidak bisa tidur? Aku sudah mencoba untuk tidur, tapi tetap saja tidak bisa tidur, sejak...” Dia menggantungkan kalimatnya.

“... kau memutuskanku...” Lanjutnya sambil menatap cappuccinonya sambil terus mengeratkan genggamannya terhadap gelas karton tersebut. Sedangkan aku menatapnya tak percaya. Apakah dia masih mencintaiku?

“Untuk apa kita masih berpacaran jika kau sudah tidak mencintaiku lagi... Benar, bukan? Itu alasan aku memutuskanmu.”Kataku dengan nada dingin kepadanya. Dia langsung menatapku dengan penuh kebingungan.

“Kenapa kau bicara se-“

“Itu kenyataannya bukan. Aku melihatmu berkencan dengan yeoja lain!” Potongku dengan nada yang tiba-tiba saja meninggi.

“Yeoja lain?! Aku tidak pernah berkencan dengan yeoja selain denganmu selama kita berpacaran!” Kata Min Ho membela diri dengan nada suara yang tak kalah tinggi dariku. Dia menatapku tajam dan mencoba untuk meyakinkanku bahwa dia tidak pernah berselingkuh di belakangku.

“Bohong! Aku melihatnya Choi Min Ho! Dengan mataku sendiri! Kau dan dia pergi berduaan di sebuah mall! Kalian terlihat sangat bahagia saat itu!”

“Tapi- ”

“Kau lupa,huh?! Di hari saat aku menamparmu di muka umum! Saat aku memutuskanmu! Bahkan.. Kau tidak menahanku agar tidak pergi ataupun mengejarku.” Ucapku. Dia hanya terdiam tapi tetap menatapku dan sialnya sekarang aku menangis. Aku segera membuang mukaku darinya. Sia-sia sudah usahaku agar tetap terlihat tegar di depannya.

Aku sangat mencintainya, hingga saat ini hatiku masih bergetar karenanya. Rasanya sakit saat dia berjalan-jalan dengan salah satu tangannya menggenggam tangan seorang yeoja selain aku ataupun keluarganya.

Kenapa tangisanku makin menjadi-jadi, sih? Aku menutupi wajahku yang tertunduk dengan kedua tanganku agar Min Ho tidak melihat wajahku dan sebaliknya. Aku merasakan sebelah tangannya yang merangkulku sambil sekali-kali menepuk pundakku, dia berusaha untuk menenangkanku.


~~~

Sudah beberapa menit berlalu, walaupun tangisanku mereda tapi tetap saja aku tidak bisa menghentikan tangisanku walaupun sampai sekarang Min Ho tak melepaskan rangkulannya dari bahuku.

“Hahahahah!! Aku tidak bisa menahan tawaku lagi!! Aduh perutku sakit!!” Tawa Min Ho memecah keheningan di antara kami. Kenapa dia tertawa di saat seperti ini, sih? Aku sedang sedih karenanya tapi bukannya meminta maaf dia malah tertawa.

“kenapa tertawa! Harusnya kau minta maaf dan mengakui kesalahanmu! Bukannya tertawa!” Kataku memarahinya sambil menatapnya tajam. Aku sudah tak peduli lagi dengan wajahku yang masih sembab terlihat olehnya. Dia melihatku dan tawanya pun semakin keras saja.

“Ya! Choi Min Ho!” Kataku dengan nada tinggi sambil menjitak kepalanya. Dan sukses membuat tawanya mereda. Walaupun dia masih memegangi perutnya.

“Wae?”

“Kau ini sudah gila ya? Tidak ada yang lucu di sini! Kenapa kau tertawa sendiri, huh?”

“Aku tidak gila kok. Tapi, kau itu yang lucu sekali. Secinta itukah kau terhadapku? Sampai-sampai cemburu terhadap adikku sendiri. Kau tahu, tamparanmu itu sangat keras sekali!”

Hah? Adikku? Sejak kapan Min Ho punya adik? Setahuku dia anak satu-satunya dikeluarganya. Jadi aku tidak mengenalnya dengan baik? Sampai-sampai tidak tahu kalau dia punya adik. Padahal aku sudah mengenalnya lebih dari dua tahun.

“Kau lupa aku punya adik, ya? Namanya Choi Sulli, dia baru saja menyelesaikan sekolahnya di Amerika... Aku pernah memberitahumu dulu dan melihatkan fotonya juga kepadamu.”Kata Min Ho, sepertinya dia tahu apa yang sedang aku pikirkan.

Aku memijat-mijat keningku, berusaha untuk mengingat apakah dulu dia pernah mlihatkan foto adiknya kepadaku. Kurasa wajahnya sedikit berbeda dengan yeoja yang pergi bersama Min Ho tempo hari di mall.

“Dia memang sedikit berubah. Foto yang kutunjukan dulu kepadamu itu, saat dia masih SMP. Sekarang dia sudah lulus SMA, maka dari itu wajahnya sedikit berubah, penampilannya juga dan rambutnya dia potong lebih pendek. Lihat saja ini..” Kata Min Ho sambil menyodorkan smartphonenya. Di layarnya terdapat fotonya dengan adiknya itu-sepertinya, foto itu diambil di hari di mana aku menamparnya, lalu dia memperlihatkan foto adiknya yang pernah aku lihat dulu.

Aku ingat sekarang. Ya, memang benar dia pernah melihatkan foto adiknya dan menceritakan tentang adiknya. Aku tak sempat bertemu langsung dengan adiknya karena saat itu  dia sudah tinggal di Amerika. Bodoh! Kenapa aku sangat pelupa sekali?!

“Jadi... Menurutmu siapa yang harus minta maaf sekarang? Pipiku sangat sakit saat itu dan tentu saja orang-orang menganggap aku ini namja jahat yang sangat pantas untuk ditampar oleh seorang yeoja.” Kata Min Ho setelah berdeham. Dia menatapku dengan tatapan yang menakutkan bagiku, padahal tidak sama sekali sebenarnya.

“Mianhae... Kau tahukan aku pelupa dan aku terlalu termakan perkatan teman satu tempat kerjaku. Namjachingunya berselingkuh dengan yeoja lain, awalnya namjachingunya itu sangat setia padanya. Namja yang setia pun bisa berselingkuh, katanya. Maka dari itu aku langsung yakin kalau kau berselingkuh dengan Sulli, yang ternyata adikmu...” Kataku sambil menundukkan kepalaku. Kenapa aku bertindak sangat bodoh ?! Sangat memalukan sekali!

“Hei... Sudahlah... Lagi pula aku sudah memaafkanmu sejak awal... Aku tahu ini hanya salah paham saja dari awal...” Ucapnya sambil memelukku. Aku sangat rindu hangat peluknya, aroma parfumenya.. Apapun tentangnya. Entah mengapa itu yang membuatku kembali menangis.
“Aku takut kehilanganmu. Aku terlalu mencintaimu... Mianhae...” Kataku disela tangisanku. Dia hanya terkekeh sambil mengelus rambutku.

“Eum... Nado.... Aku ini namja yang setia dan tak akan menduakanmu. Selamanya. Jadi, buang jauh-jauh perkataan temanmu itu, oke?” Ucapnya tepat di telingaku sebelum dia mengecup pipiku pelan. Aku pun mengangguk-aguk.

“Apakah ini artinya aku menjadi yeojachingumu lagi?”

“Eum! Tentu saja! You’re the one and only one for me!” Jawabnya sambil mengeratkan pelukannya.

Cih! Dasar!” ujarku sambil menjitak kepalanya. Dia meringis dan membalas jitakanku itu. Lalu kami pun tertawa dengan kencang tanpa melepaskan pelukan kami.

“Tapi jangan lupa ajak aku bertemu adikmu! Aku ingin meminta maaf kepadanya. Ah! Kejadian itu sekarang terngiang-ngiang di otakku!”

“Iya. Tenang saja, aku akan mengajaknya bertemu denganmu. Dia merasa sngat bersalah denganku dan denganmu karena membuat kita putus dengan cara yang sangat-sangat tidak baik...”

“Eum.. Mian...”.

“Arasseo.... Sudahlah.. Jangan meminta maaf lagi..”

Rasanya lega sekali mengetahui kejadian itu hanya salah paham saja dan dia masih mencintaiku. Apakah setelah ini aku bisa tidur dengan pulas? Karena walaupun saat ini aku hanya ingin bersamanya , jujur saja aku sangat mengantuk. Hoam...!

~~Beberapa menit kemudian~~

---Min Ho POV---

“Ya! Lee Eun Hee lepaskan pelukanmu! Aku mau pulang!” Kataku sambil melepaskan pelukanku. Serindu itukah dia kepadaku? Sampai-sampai tak ingin melepaskan pelukannya dariku.

“Ya! Lee Eun-.” Aku menghentikan ucapanku saat menyadari kalau dia sudah tertidur dengan pulas dipelukanku. Dan dia tersenyum!

Omo! Dia pasti benar-benar sangat lelah hingga tertidur. Aish! Yeoja ini menyusahkan sekali! Bagaimana aku bisa membangunkannya jika dia seperti ini? Ah... Pasti aku harus mengantarkannya ke apartemennya. Aku juga lelah, Lee Eun Hee!!

Karena tidak pilihan lain, aku pun memutuskan untuk mengantarkannya ke apartemennya. Doakan kami sampai dengan selamat, karena saat ini aku merasa sangat mengantuk. Bisa saja nanti aku tidak bisa mengemudi dengan benar.

~~Keesokan Harinya~~

---Eun Hee POV---

“ Lee Eun Hee! Bangun!!!” Suara tinggi Soo Jung berhasil membangunkanku dari tidur lelapku. Mengganggu saja!

“Ya! Kau tahukan belakangan hari ini aku sedang sulit tidur!Jadi, jangan bangunkan aku. Aku sangat lelah Soo Jung!” Kataku sambil menarik selimutku hingga menutupi kepalaku dan berbalik membelakangi Soo Jung.

Soo Jung menarik selimutku dengan kasar dan memaksaku agar melihat ke arahnya.
“Ada apa, sih? Kau kerasukan arwah yang kau tonton tadi malam, ya?!”

“Ya! Kau kemanakan mobilku, huh? Aku sudah ada janji dengan Jong In! Bagaimana kalau aku terlambat?!” Serunya dan itu membuatku sadar sepenuhnya dan segera mendudukan tubuhku.

“Mwo?! Bukannya ada di tempat parkir? Bagaimana mungkin apartemen sebagus ini penjagaannya lemah sehingga ada mobil yang hilang?!” Kataku membela diri.

“Aku hanya menemukan kunci mobilku saja di tasmu! Tapi dimana mobilku?! Aku sudah memeriksanya di tempat parkir! Tapi tetap saja tidak ada!”

“Kan sudahku parkirkan di tempat parkir  tadi mal-.”

“Kau di antar Min Ho, bodoh! Kau tak ingat?”

Huh? Diantar Min Ho? Bukannya tadi malam aku yang menyetir sendiri ke apartemen, ya? Apa itu hanya dimimpiku saja?

“Aku menyetir mobilmu ke sini kok!” Aku membela diriku dan memotong perkataanku.
“Tapi dalam mimpi... Hehe...” Lanjutku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal dan mengacungkan tanda damai dengan tanganku yang satunya.

“Jadi, mobilku kau tinggalkan, huh?!” Tanya Soo Jung dengan nada suara yang meninggi dan tatapannya pun menajam. Sungguh menyeramkan! Dia hampir mirip hantu yang ada di film horor!

“Mmm.... Bisa dibilang begitu..”Jawabku dengan ragu. Aku takut dia akan memarahiku. Saat Soo Jung marah... Dia terlihat sangat-sangat-sangat menyeramkan!

“YA! LEE EUN HEE! CEPAT KEMBALIKAN MOBILKU!” Teriak Soo Jung dengan nada tinggi yang membuat telingaku sakit. Wajahnya sudah memerah karena marah kepadaku.

“B..Baiklah.. Aku akan ke sana sekarang..” Kataku sambil berlari keluar apartemen. Aku sudah tak mempedulikan penampilanku yang baru bangun tidur, yang penting sekarang aku seharus secepat-cepatnya kembali ke sini dengan mobil Soo Jung.

Walaupun sekarang aku cemas akan mobil Soo Jung –semoga belum ada seseorang yang tertarik untuk mencuri mobil itu- , tapi nanti malam aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada yang perlu aku cemaskan lagi. Karena Min Ho menjadi namjachinguku lagi dan kejadian yang aku lihat tempo hari, hanya salah paham saja.

***Fin***