Kamis, 16 Januari 2014

Girls, Girls, Girls Part 3A (Lee JiHyun)



Author: Lee Ji Hyun

Cast:    Lee Taemin (SHINee)

            Jung Na Ra (Original Character)

Other Cast: All member SHINee

                    Some Super Junior member

                    Kim Jong In (EXO-k)

                    Na Ra’s friends: Han Eun Joo
                                            Kim Hye Ra
                                            Baek Han Na

                  Jung Yong Hwa(CNBlue)

Genre: Romance, Comedy, School life.

Length: Chapter.

Rating: G (General)/PG-15.

Disclaimer: annyeong~ maaf benget, lanjutan ff ini sangat lama sekali. Maklum, author emang sedang malas. Hehehhh oh ya, part 3 kali ini dibagi lagi menjadi part 3A dan 3B. karena ya… memang cukup panjang. Kali ini author pas-in(?) takaran romance dan comedynya. Jadi yah 50-50 kalo bisa dibilang. RCL selalu^^ and,

HAPPY READING!

Girls, Girls, Girls_Part_3A

-Author pov-

“AJJUSHI! TEMAN SAYA ILANG! TOLONG DICARI YA! JEBAL AHJUSSI…” Seru Taemin di pos keamanan Lotte World(?) itu. “arasseo. Nama temanmu siapa Agassi?”Ujar satpam veteran di mall itu dengan santai sambil menyeruput kopi hitam “Jung Na Ra. Yeoja. Agak pendek. Pake baju seragam seperti saya, Seoul High School” “ara. Agassi bisa tunggu sebentar” satpam itu menunjuk sebuah bangku kosong.

Taemin duduk dengan kaki yang tak mau berhenti diam. Satpam ajjushi mulai melakukan pencariannya, “ehem, untuk Jung Na Ra –ssi, sekali lagi untuk Jung Na Ra –ssi, ditunggu temannya di pos satpam!” ujarnya lantang melalui pengeras suara. Setelah selesai, ia pun dengan tenang menyeruput kopi hitamnya lagi.

“Ajjushi! Masa’ ajjushi diam saja! Bukannya mencari?” Tanya Taemin polos. “aku sedang mencari, nak. Tenang saja” Jawab satpam itu. Kali ini sambil memakan cemilan(?) “masa mencari sambil makan? Apa benar ajjushi ini keamanan?” merasa amarah sudah berada di puncak ubun-ubun satpam itu menggebrak meja,

“aku hanya memanggilnya lewat microphone! Pasti temanmu takkan kemana-kemana!” “tapi kan ajjushi! Sebagai seorang satpam, kau harus mengamankan mall ini dengan sungguh-sungguh! Bukan dengan minum kopi dan makan cemilan! Ajjushi pasti sudah lama mengabdi pada mall ini kan? Seharusnya ajjushi lebih berpengalaman! Dan juga-“

BRAK! Terdengar suara gebrakkan meja. “aku sudah muak dengan bocah tengil ini,” “neo,” ia menunjuk Taemin. “KA!! JANGAN GANGGU WAKTU ISTIRAHATKU” dengan wajah watados(?) (Author: watados:wajah tanpa dosa). Taemin kembali angkat tangan, “ajjushi ini bagaimana, sebagai seorang satpam seharusnya ajjushi-“ “KA!” “ajjushi kan-“

Ucapan Taemin terpotong. Karena satpam ajjushi sudah menyeretnya keluar dari pos satpam. Satpam ajjushi melempar(?) Taemin keluar pos(author:adek-adek, jangan tiru adegan ini dirumah! Reader:jadi kalo disekolah boleh dong? Author:eh-__-“)

“KALAU KAU INGIN MENCARI TEMANMU, CARI AJA SENDIRI! DASAR ANAK BAWEL!” bentak ajjushi di depan muka Taemin. Taemin hanya dapat menahan semburan kuah(?) satpam ajjushi dengan tangannya.

Setelah itu, ia langsung membanting pintu di depan muka Taem. Taemin langsung bangkit sambil sedikit berbenah diri. “bawel apanya? Kayak sendirinya gak bawel” gerutunya sambil menatap sebal pintu pos.
Tiba-tiba pintu pos itu terbuka lagi dengan teriakkan, “YA! SEBAWEL-BAWELNYA AJJUSHI GAK AKAN BERISIK KAYAK KAMU!” dan satpam ajjushi itu melempar beberapa kantong belanjaan Taemin yang tertinggal.

Membuat Taemin yang sudah bangkit, kembali jatuh karena barang dan belanjaan yang terlalu banyak(author:poor Taem T^T)

“Taemin-ssi?”

Taemin langsung menengok ke arah suara yang berada di seberang, “Na Ra ya?”

~”~

“hemh, HAHAHA!” “sudahlah! Berhenti tertawa!” “HAHAHA.. anak bawel! Bawel! HAHAHA!” “YAK! GEUMANHAE JUNG NA RA!” seketika tawa Na Ra berhenti.

“Agassi, mohon untuk memelankan suara anda” ujar seorang petugas keamanan. “ah, ne, arra” jawab Taemin gugup. Setelah petugas tersebut meninggalkannya, ia langsung menarik lengan Na Ra dan pergi menjauh dari restoran cepat saji itu.

“YAK! LEE TAEMIN-SSI! Kau ingin membunuhku, hah? Aku sedang makan, jangan main tarik dong” Taemin menatap Na Ra sebal sambil menarik lengannya lagi, namun tidak sekasar tadi. “ayolah, kau kan bisa jalan sambil makan burgermu”

“arra, arraseo” kata Na Ra sambil mendelik pada Taemin yang memandang arah depan sambil tetap berjalan.

-Jung Na Ra pov-

HAP! Aku melahap potongan burgerku yang terakhir. Kita masih berjalan menjauhi mall. Aku berjalan di samping kirinya, menatap matanya. Ia terlihat acuh tak acuh padaku. Hanya memandang lurus kedepan.
“jadi, kemana saja kau saat menghilang?” tanyanya tanpa memandangku sama sekali. Kukira, ia namja yang cukup ramah. “menghilang?” tanyaku lagi.

“ne, menghilang. Kau tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Mau kemanakan mukaku di depan si Kkamjong itu..” “aku tidak menghilang. Aku hanya ke toilet sebentar. Justru kau yang menghilang! Sekembalinya aku dari toilet, kau malah menghilang dan ditemukan tertimpa tumpukkan kantong belanjaan di depan pos satpam” ujarku membela diri.

Terlihat dari mukanya, ia sedang menahan malu. “heuh! Kalau mau ke toilet, bilang dulu, dong!” ucapnya sambil menatapku. Aku balas menatapnya tak kalah galak. Kita sama-sama berhenti jalan di trotoar jalan dan mulai berargumentasi.

“bilang? Memangnya aku aegi yang harus bilang pada eommanya apa?” “tapi kan kau jadi asistenku sebulan ini. Jadi aku pantas mengetahui keberadaanmu” aku langsung menatap tanah.

“lagipula, kita kan cuma berdua. Jadi, jika kau hilang.. aku kan harus bertanggung jawab” ujarnya pelan. Sepelan apapun ucapannya, aku bisa mendengarnya. Karena jalanan mulai sepi.

~”~

-Lee Taemin pov-

Aku menhempaskan badanku pada sofa. Ugh, rasanya seluruh badanku renta sekali. Aku tidur di atas sofa sembari mengambil asal bantal didekatku dan langsung memeluknya.

“ugh, selimut..” gumamku pelan dan langsung bangun dan menyambar selimut yang berada di sofa. Ah, mengapa pagi ini dingin sekali? Aku melirik pada kalender. Sekarang akhir bulan September, musim dingin sebentar lagi tiba.

Aku menutupi seluruh badanku(termasuk muka) ke dalam selimut. Niatnya sih, ingin tidur. Tapi aku sedang tidak bisa tidur. Rasanya aku gelisah terus. Padahal, sofa inilah temanku jika aku begadang di sekolah.

Tik, tok tik, tok tik,tok .. aku menggaruk kepalaku sambil menjenggut rambutku. Suara jam itu membuatku gila! Akhirnya aku kembali duduk di sofa. Tanpa menjejakkan salah satu kakiku pada lantai. Dan menyelimuti badanku(tidak termasuk muka).

Mungkin, jika seseorang melihat keadaanku sekarang, mereka pasti mengira aku ini zombie. Mukaku pasti sangatlah kacau. Tanpa melihat pada kacapun aku sudah bisa merasakannya.

Aku menatap kosong pada kemasan obat yang sudah habis. Kurasa sebaiknya kubunuh apoteker tukang bohong itu. Karena ia telah menipuku dengan meminta uang tambahan dua ribu won karena ini obat tidur yang paling manjur. Dan, kurasa, aku telah terjebak olehnya.

Insomnia memang tidak enak. Yah, walaupun aku sudah bertahun-tahun hidup bersamanya,(author: baca part 2!) aku merasa susah tidurku kali ini sangatlah berbeda. Aku merasa ada yang janggal dalam diriku. Tapi, entahlah, aku tak tahu apa itu.

Di saat aku sedang-sedang asiknya melamun, tiba-tiba terdengar bunyi deritan pintu dan suara ngebass itu, “loh, kok pintunya gak dikunci? Aneh” aku menengok ke arah sumber suara.

“HUWAA! A-AD-ADA ZOMBIEE!!” teriak histeris—konyol Minho hyung saat melihatku sambil menunjuk-nunjukku. Kutebak, pasti, seluruh fans yeojanya seketika menjadi ‘anti-fan’ saat melihat adegan barusan. Betapa konyolnya seorang Minho hyung yang dipuja-puja seluruh yeoja berubah menjadi namja penakut yang takut pada seseorang yang menjelma menjadi zombie(aku ngomong apa sih? ==”).
Eh, berarti, tebakkanku benar dong, kalau aku, sedang mirip zombie?

>>oKAI, Taemin ngegaje time skip<<

“oh, ternyata hanya Taemin. Kukira zombie beneran” hanya?! Terus, kalau aku beneran zombie, hyung mau apa? Meninjuku dengan bola basket yang selalu hyung bawa? Oh, ayolah.(author: taem, bola nya dibawa ke toilet juga? Taemin: tauk. Tapi kayaknya iya tuh -3-)

“hey, kenapa mukamu kusut gitu? Perlu ku setrika?” banyolnya sambil ketawa-ketawa sendiri. Dari dulu Minho hyung terekenal diantara member lain orang yang suka nge-GARING alias suka ngebanyol, tapi gak lucu sama sekali.

Ia mengehentikan tawanya karena melihat mukaku yang makin ‘angker’ aja. Ia duduk di sebelahku dan  membuka topik baru. “kamu tahu gak Taem? Club basketku membuka pendaftaran bagi anggota baru. Ikut yuk. Kan badanmu lincah, Taem! Ini terbatas, loh! Dateline nya sampai besok. Kita perlu anggota untuk turnamen musim dingin nanti.” Cerocos Minho hyung dengan satu nafas. (flammers: WA! MINHO OPPA SUDAH LATIHAN UNTUK IJAB KABUL PERNIKAHANKU NANTI DENGANNYA! KYAA! >< Minho: ngeri.. siapa lagi yang mau kawin sama lo.. author: sama aku aja yok! *bawa kabur *ditongseng flamers(?))

(Author: lanjut yuk ke cerita! ^o^)

-Author pov-

“enggak” ucap Taemin. “enggak apa?” “aku enggak mau ikut.” “oh, ayolah Taem. Ini kan kesempatan langka. Lagian, kalau kau ikut, kau akan semakin banyak punya fans yeoja. Nih bukti” ujar Minho sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri. (author: Minho PD berat -_-)

“gak butuh.” “mwo?” “aku gak suka basket.” “kan kalau belum coba belum tentu suka” “terserah hyung sajalah.” “ oh, ayolah Taem. Kita kan bisa latihan sama-sama tiap hari” “IDIH! LATIHAN TIAP HARI DINGIN-DINGIN GINI? OGAH”

“yak! Dengarkan aku dulu Taem-“ “URUS URUSAN HYUNG SENDIRI! AKU CAPEK” teriak Taemin sambil berlari keluar dari dorm.

“YAK! NEO-“ Teriak Minho yang hanya dibalas oleh bantingan pintu.

~”~

-Lee Taemin pov-

Aku berlari sampai ke taman sekolah. Aku menengok kebelakang. Rupanya, Minho hyung tidak mengejarku. Aku memeluk diriku sendiri yang berbalut kemeja seragam kusut. Uhh, seharusnya aku membawa jaketku tadi di dorm.

Tapi, biarlah. Aku malas bertemu Minho hyung lagi. Sikap overprotect nya padaku memang sudah ada sejak kita memulai SHINee. Tapi, kali ini beda rasanya. Aku merasa sangat risih jika disuruh-suruh seperti itu.

Entahlah, mungkin itu memang tanda sayang mereka padaku sebagai seorang maknae. Tapi, aku merasa bahwa aku tak suka diatur-atur. Karena, menurutku, akulah yang berhak mengatur hidupku sendiri.
Aku duduk pada bangku taman kosong. Dan menatap lurus pada rerumputan yang berembun itu.
Apa.. ini satu-satunya jalan yang terbaik?

~”~

-Jung Na Ra pov-

Aku berjalan perlahan di koridor utama menuju lantai 3. Aku menghirup nafas dalam berkali-kali, meresapi udara sejuk pagi ini.

Aku suka musim dingin. Karena, di saat itulah kita bisa berkumpul dengan keluarga pada malam natal, membuat boneka salju, meminum coklat panas, dan bermain ski. Aku cukup handal dalam ski.
Aku memasuki ruang kelas dengan senyum yang tidak dipaksakan sama sekali. Dan langsung menghambur pada chingudeul.

Semua chingu ku sudah datang. Memang, diantara kami berempat akulah yang datangnya yah.. tidak bisa dibilang pagi tapi tidak pernah terlambat.

“annyeong chingudeul!!” seruku sambil menyunggingkan seulas senyum. Mereka membalasku dengan senyum. Tapi, rasanya ada yang berbeda. “annyeong Na Ra ya” jawab Han Na sambil tersenyum. Aku merasakan ada suatu perasaan janggal dalam senyumnya itu.

“waeyo?” tanyaku sambil ikut duduk dengan mereka sembari membuka jaketku. Mereka semua diam dan menatapku dengan tatapan.. yah, memohon? Entahlah. Jika ya, tumben sekali. Aku menatap mereka dengan tatapan ‘ada-apa-ini-sebenarnya-?’ sambil melipat jaket.

Belum selesai aku melipat jaket ku, Eun Joo mendekat padaku dan membisikkan sesuatu padaku,
“kurasa kau harus memakai jaketmu lagi deh. Lee Taemin sedang menunggumu di taman”

Mulutku sudah siap untuk protes dan bertanya, Han Na dan Hye Ra langsung sigap memakaikan jaketku dan mendorongku keluar.

~”~

Aku berlari sekencang mungkin. Bukan karena kehendakku. Melainkan keinginan mereka bertiga. Ucapan Hye Ra dan Eun Joo rasanya masih mendengung di gendang telingaku.

>>Flashback<<

“cepat!! Kau harus segera menemuinya!!” ucap Hye Ra berbisik tapi seperti yang ingin berteriak. “wae?! Aku kan baru saja datang kenapa dia sangat-“ ucapanku langsung ditahan oleh tangan Eun Joo.

“dengarkan dulu aku ya, Jung Na Ra. Kami bertemu dengan Taemin di taman. Dia tampak sangat pucat. Dia tidak memakai jaket sekalipun. Dan saat kami berpapasan, ia bertanya apakah kami chingu dekatmu, kami bilang ya, terus ia meminta untuk bertemu denganmu jika kau sudah datang secepatnya” terang Eun Joo sambil berbisik pada telinga kananku. Membuatku geli.

“dan, jangan terlalu berisik. Taemin tadi meminta kami untuk tidak memberitahukan pada siapapun. Jadi kau-“ “arra, arra! Hoksi, kenapa harus sekarang, tidak nanti-“ ucapku setelah melepas tangan Eun Joo dari mulutku

“kata Taemin, kau menjadi asistennya satu bulan. Jadi, kalau kau tak datang, kau akan mendapatkan hukuman” aku mengerinyit memandang Hye Ra yang barusan menjelaskan dengan berbisik. Membuatku geli lagi.

Aku memandang mereka satu persatu. Tampaknya hanya Han Na yang tidak bersuara dari tadi. Ia memandangku dengan penuh kekhawatiran. Aku beranjak dari kursiku,

“arraseo,” ucapku sambil berlalu pergi.

>>Flashback Off<<

HAH HAH HAH. Aku sedang mengontrol nafasku. Dimana bocah itu? Aku mendongak melihat sekelilingku sambil berjalan berkeliling taman.

Nah, itu dia! Sedang duduk melamun menatap rumput. Hah? Pucat darimana? Melihatnya saja seperti sedang berakting dalam drama-drama saja. Aku pun mulai mendekatinya.

“Lee Taemin-ssi” panggilku. Hening. Ia benar-benar melamun atau sedang kerasukan jin kesepian sih?
“Taemin-ssi” panggilku dengan suara yang cukup keras. “Taemin-ssi!” aku melambai-lambai tanganku di depan matanya. Walau matanya terbuka, ia tidak merespon sama sekali Tetap tanpa jawaban. “sekali ini saja” ucapku pelan dan menggoyang-goyangkan pundaknya, “Taemin-ssi, ireona!”

Di saat itu Taemin langsung sadar dan mendongak ke arahku. Aku baru sadar sekarang, mukanya sangatlah pucat pasi. Dan pundaknya sangat dingin. Sudah berapa lama ia duduk disini?

“Na Ra ya..” ucapnya lemah. Aku langsung menyingkirkan tanganku dari pundaknya. “ada apa?” tanyaku dingin. “duduklah dulu” ujarnya pelan sambil menepuk-nepuk bangku yang ia duduki.

“sudahlah. Aku sedang tidak ingin berbasa-basi. Waeyo Taemin-ssi?” aku tetap berdiri sambil menyilangkan lengan di dada. Ia menatap rerumputan lagi sambil berkata, “ooh.. kau sedang buru-buru?” entahlah, aku merasa suaranya sangatlah pelan.

Aku tidak mengindahkan perkataannya dan langsung bertanya, “kau sakit? Mengapa kau pucat sekali?” aku langsung duduk disebelahnya. Ia mengangguk, “nan gwaenchanayo” ujarnya dengan senyum. Senyum yang..
Kita terdiam sesaat, sebelum ia membuka mulut lagi, “kau peduli padaku Na Ra ya?” aku menatap heran padanya. Mengapa aku merasa.. ia tiba-tiba menjadi super melankolis gini? “molla” ujarku singkat, tapi jujur.

“jinjja?” tanyanya membuatku frustasi. Mengapa aku harus melewati pagi seperti ini? Padahal aku sudah senang sekali eomma tidak berpergian hari ini. “ne. mengapa kau menanyakan hal-hal aneh padaku? Kau sakit? Mau kutemani ke UKS?”

Ia menggeleng pelan. “alasanku memanggilmu kesini karena ada suatu hal kuperbaiki” aku paling gak suka jika seseorang mengubah topik pembicaraan tiba-tiba. “perbaiki apa?” ucapku sambil meliriknya sebal.
“kau pantas memenangkan taruhan ini. Karena aku berbuat curang.” Ujarnya sambil memandangku. “kau… curang?” “ne. sebelum ku menawarimu taruhan ini, aku sudah tau kau adalah yeodongsaeng Yong Hwa sunbaenim.” Aku tertegun.

“dari mana kau tahu itu?” “saat hari pertama aku mengenalmu, aku mengantarmu sampai ke rumah, walau di rumahmu aku hanya bertemu nyonya dan tuan Jung, tapi aku bertemu Yong Hwa hyung di depan rumahmu..”

>>Flashback<<

-Author pov-

“gamsahamnida nak Taemin” “sama-sama ahjumma” KRIEEK. Pintu pun tertutup. Taemin pun perlahan keluar dari pagar sambil bergumam pelan, “semoga ia cepat sembuh.”

Saat beberapa langkah menjauh dari rumah Na Ra, terdengar suara namja yang berseru, “eo, Taemin ah?” Taemin langsung menengok kearah suara tersebut, “ohh.. Yong Hwa hyung?” Yong Hwa mendekat dan mereka pun bersalaman ala namja. (reader: salam ala namja? Author: itu loh, salam yang salam-tangan kayak panco-pelukan)

“sedang apa kau disini?” taemin malah balas bertanya, “hyung juga, mengapa ada di sini?” bukannya marah, Yong Hwa hanya tertawa. Membuat Taemin sedikit bingung. “hahaha.. rupanya kau sudah besar Taem. Aku tinggal disini, itu rumahku” jawab Yong Hwa sambil menunjuk rumah Na Ra.

Taemin terkejut dan ber-oh-ria. “bagaimana jika kau mampir dulu ke rumahku?” Tanya Yong Hwa. Taemin sedikit terkejut dan menjawab, “ehhm.. ne, ne.. bo-bolehh” “sudahalah. Tak usah grogi. Kau pasti tak mau kan masuk ke rumah ini dua kali?” Taemin terkejut. Sangat. Ia seperti membuat muka ‘mengapa-hyung-ini-tau-?’

“ Kita makan tteokbeoki saja. Aku punya tempat langgananku. Dekat sini kok, aku yang traktir” ujar Yong Hwa tanpa basa-basi langsung menyeret Taemin menjauh dari rumahnya.

~”~

“dua tteokbeoki! Iya, ini pesanan anda!” ujar seorang pelayan sambil menaruh dua mangkuk tteokbeoki yang masih panas. “kau mau minum?” Tanya Yong Hwa. Taemin yang sedari tadi melamun, terkejut dan sambil menggeleng-gelengkan kepala ia menjawab, “terserah hyung saja”

“arra. Aku pesan dua cola” “baik tuan” jawab si pelayan sambil berlalu pergi.

“dimakan, sana. Mumpung masih panas” ujar Yong Hwa yang sudah menikmati potongan pertamanya. Taemin hanya melihat tteokbeoki miliknya tanpa selera sama sekali.

“Yong Hwa sunbae,” panggil Taem. “ehm, wae?” Tanya Yong Hwa dengan mulut penuh. “hyung tau aku barusan dari rumahmu?” Tanya Taemin to the point. Setelah menelan, Yong Hwa meneguk setengah gelas cola—yang barusan datang—dan bertanya,”kau teman Na Ra?”

Taemin menggigit tteokbeoki pertamanya dan menggeleng, “aku baru bertemu dengannya hari ini.” “baru bertemu? Bukannya kalian satu angkatan?” “molla hyung. Aku juga baru—eh, hyung kau kenal dengan yeoja bernama Jung Na Ra?”

“tentu saja. Dia yeodongsaeng ku Taem” taemin kaget sampai mulutnya menganga lebar. (author: Taem cengo ih==) “jinjja?” Tanya Taemin histeris seperti mendapat kabar akan datangnya perang dunia ketiga (?).
“bersikaplah biasa, Taem! Memangnya ada apa dengan dongsaeng ku?” “ah.. aniya, hyung. Tak ada apa-apa” Yong Hwa menatap curiga dan minum colanya lagi. “kau suka padanya ya?” goda Yong Hwa.

“ne?” Tanya Taemin. “aniya” “ah.. bagaimana dengan SHINee? Semuanya baik-baik saja kan?” Yong Hwa mulai mengubah topik pembicaraan. “ne, SHINee baik-baik saja, hyung. Hyungdeul juga. Kami kangen bertemu CNBlue sunbaenim. Bagaimana dengan CNBlue hyungdeul?”

“ahh.. baik-baik saja. Namun, sekarang kami memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Aku usahakan kami akan datang ke sekolah. Kami ingin bertemu Cho songsaenim. Beliau masih mengajar?” “ne, Cho songsaenim masih mengajar. Aku selalu ingat jika kita bertanya tentang CNBlue, songsaenim pasti menceritakan tentang pernah mengskors hyungdeul sebulan tidak masuk dorm.” Jawab Taemin sambil menahan ketawa.

“yahh.. songsaenim killer itu memang selalu mengumbar-umbar aib orang lain. Jangan kau ulangi kesalahan kami ya” ujar Yong Hwa sembari mengacak-acak rambut Taemin.

Perbincangan mereka mulai bercabang pada musik, songsaenim di Seoul High School, dan kenangan-kenangan saat manggung dulu SMA. Saat mangkuk dan botol yang dihadapkan mereka sudah habis tak bersisa, Yong Hwa barkata, “ah.. sudah ya Taem. Nampaknya hari mulai gelap. Kapan-kapan kontak hyung ya” Taemin hanya menjawab Yong Hwa dengan anggukan.

Namun, tiba-tiba terlintas suatu pertanyaan dalam benak Taemin, “jjamkamman, hyung!” Yong Hwa yang sudah berdiri menengok kearah Taemin, “ne?”

“boleh aku bertanya sesuatu? Ehm.. hyung, apa hyung tahu apa kesukaan Na Ra?”

>>Flashback Off<<

-Author pov-

“lalu, Yong Hwa bercerita soal kau yang suka mendengarkan musik. Jadi.. yang memberikanmu alat perekam itu aku. Kukira, kau suka ballad. Tapi ternyata dugaanku salah. Aku teringat cerita Hyung yang bilang kau suka lagu-lagu CNBlue. Jadi kurasa itu alasannya saat manggung pertama kali SHINee, aku menyanyikan lagu CNBlue sunbaenim.

Aku merasa tidak akan mungkin menyanyi lagu bergenre rock. Karena, kelebihanku di musik pop dan ballad. Tapi ternyata aku bisa. aku terk-“ cerita panjang lebar Taemin tertahan sebentar. “Yong.. apa Yong hanya menceritakan itu? Tidak lebih?” Tanya Na Ra yang tampak dari nadanya terlihat gugup.

“mwo? Yong? Nugu?” “Yong, Yong Hwa oppa” jawab Na Ra dengan getir. “ne, hanya itu” jawab Taemin sambil menilik Na Ra yang tidak sedang menatapnya.

Suara Taemin mulai kembali mengecil, “jadi, karena itulah, kaulah yang memenangkan taruhan ini. Sesuai kesepakatan sebelumnya, kita.. kita.. tidak akan pernah bertemu lagi.”

-Lee Taemin pov-

Aku menatapnya setelah bercerita panjang lebar. Wajahnya.. bagai telah dihadang badai dan petir saja. Aku merasa bersalah. Apa benar tindakanku ini? Tiba-tiba ia menjadi kaku. Seperti sedang ada perang dalam benaknya. Aku menatapnya iba, mianhae Na Ra ya..

Na Ra kemudian beranjak dari kursinya, dan menghadapku. “gomawo untuk kejujurannya. Nampaknya ini terakhir kita berbicara seperti ini. Senang mengenalmu Taemin-ssi.” Ujarnya tanpa ada keraguan.

Ia mengulurkan tangannya. Aku lekas berdiri dan membalas tangannya. Kita bersalaman sambil menatap masing-masing. aku teringat tatapannya seperti pertama kali aku bertemu dengannya di rooftop sekolah. Tatapannya.. seperti mengandung amarah dan kesedihan yang amat.

Kemudian ia melepas tangannya dan berkata pelan, “masuklah ke dalam Taemin-ssi. Disini dingin. Lebih baik kau memakai baju hangatmu jika tidak mau terkena hipertemia.” Ujarnya kaku. Aku hanya mengangguk sambil melihat punggungnya yang semakin lama menjauh pergi.

~”~  

Aku menuruni tangga dengan semangat. Memasuki arus murid-murid yang lain yang berhamburan di koridor. Dan memasang wajah-tanpa-dosa dan menuju ke dorm.

Tanpa dosa? Ya, aku melewatkan beberapa mata pelajaran hari ini. Baru pertama kali aku seperti ini, membolos pelajaran karena dorongan diri sendiri, bukan orang lain(Author: yg di part 1 kan gara-gara Minho dan Jonghyun^^).

Aku menhempaskan diri di sofa sambil meneguk jus jeruk yang entah punya siapa. Hampir seharian ini aku mengurung diri di rooftop. Tapi setelah jam istirahat kedua, aku turun dan menuju ruangan ini. Karena hari makin dingin, dan aku tidak memakai jaket karena tertinggal disini.

“ahhh, begitu. Setelah membentakku tanpa alasan, sekarang kau berani-beraninya merampas minumanku ya!!” aku terkejut dan melihat Minho hyung yang sudah berdiri disampingku sambil melipat tangannya di dada.

Tiba-tiba aku tersedak. Aku memukul-mukul dadaku. Dan Minho hyung segera duduk disebelahku, “gwaenchana?” “uhuk! Uhuk! Ne..” kukira Minho hyung meminta maaf padaku dan berkata tidak akan mengagetkanku lagi ehh, malahan,

“salah sendiri sih! Mengambil minuman orang lain sembarangan! Rasakan pembalasan tuhan, Taem!” aku menatapnya heran, sejak kapan Minho hyung menjadi sok religius gini? -__- “mian, hyung.” “arra. Untung kau tidak meminum semuanya..” ujarnya sambil merebut botol yang kupegang dan menegak habis semuanya.

“mianhae, hyung. Soal yang tadi pagi” “oohh.. jadi karena itu kau membolos empat pelajaran langsung? Songsaenim pasti mengira kau absen karena tasmu saja tidak ada di meja!” tuduhnya. Idih, mengurung diri selama itu karena hanya memikirkannya? Hahaha.. hyung ini, terlalu kepedean.

“hahahaha…” aku hanya bisa menjawab seadanya, tertawa tanpa semangat. “sudah kuduga! Taem, bukannya hyung ingin menjauh darimu. Tapi, sudahlah. Jika kau membolos hanya karena hyung, janganlah. Nanti akademik mu akan turun.. jadi, nanti masuk ya” aku hanya menangguk pelan sambil menyambar kentang goreng yang Hyung bawa.

Aku meliriknya kecil. Minho hyung ini.. jika kita berkumpul, ia pasti yang tidak banya berbicara dan gayanya selalu cool. Tapi, jika hanya berdua denganku, ia sangat cerewet sekali. Seperti menambahkan tingkat kecerewetan Key hyung dan Jonghyun hyung, sama dengan tingkat kecerewetan Minho hyung padaku(Author:rumus ala Lee Taemin!(?))

“jadi, hyung, kau memaafkanku gak?” tanyaku. Minho hyung yang mulutnya dipenuhi kentang goreng dan sedang membuka cola, melihatku. “eo? Dendu waja dem(eo? Tentu saja Taem)” aku hanya melihatnya tanpa ekspresi ==’
“sudah ya hyung. Aku mau ke kelas dulu..” ia langsung menahanku. “sebagai penebus kesalahanmu tadi, mau gak kamu bantuin hyung?” tanyanya dengan ucapan yang jelas. “bantu apa?” “Key hyung tidak masuk hari ini. Jadi, kau bisa menggantikannya? Temani aku latihan klub basket dari pulang sekolah sampai jam 7. Di lapangan outdoor ya. Aku tunggu Taem.”
~”~
WIDIIHH.. ternyata dibalik topeng ‘Flamming Charisma’(Author:nada dibuat rada ngejek =p)-nya, ternyata tersembunyi kelemahannya yang benar-benar.. tak masuk akal.

Menemaninya latihan basket?! Yang benar saja?! Memangnya ia tidak punya anggota tim yang lain apa? Rasanya seperti manajer klub basket yang mengurus kapten tim saja.

Hhh… anak manja itu. Setidaknya ini untuk kali pertama dan terakhir kali. Hanya untuk membayar kesalahanku—yang sebenarnya aku pun tak tahu dimana letak kesalahannya. Aku melirik arlojiku. Sepertinya aku harus bergegas.

-Jung Na Ra pov-

Aku melipat lenganku di dada dan memperbaiki dudukku agar lebih nyaman. Kenapa aku mau-maunya mengikuti permintaan mereka?! Huh, mereka ini.. dasar maniak.

“KYAAA!! LIHAT, LIHAT!! MINHO OPPA MELAKUKAN SLAMDUNK! KYAA!! SARANGHAE OPPAA” aku menatap kesal pada sumber suara. Yah, itu mereka, Hye Ra dan Eun Joo. Saat pulang sekolah, aku dan Han Na diseret oleh mereka menonton latihan klub basket yang sebentar lagi mengikuti pertandingan musim dingin.

Tentu saja, awalnya aku menolak, ‘kalau kalian mau menonton, nonton aja sana!’ tapi mereka langsung memasang muka marah. Han Na pun menyuruhku untuk bersabar kali ini saja. Aku menatap muka memohon Han Na dengan muka iba. Setahuku, ia juga tidak ‘maniak’ seperti dua monster itu.

Akhirnya aku pun mengalah dan memilih duduk diantara Han Na dan Eun Joo. Aku menerima ini karena tak sanggup melihat muka Han Na. ia memang terkenal pendiam dan sabar.. berbeda jutaan derajat denganku dan yang lain. Tapi aku senang memiliki sahabat sepertinya.

Aku menopang daguku. Perlahan-lahan menunduk dan mencoba untuk tidur. Ini sangaaaat membosankan. Melebihi membosankannya matematika. Belum saja aku menutup mata, tiba-tiba aku terbangun oleh suara Eun Joo,

“ahh.. aku sangat haus. Aku ingin beli soda yang ada di sana” ia berkata sambil menatapku. Ia sengaja, huh? Aku pun mengikuti arah matanya menuju mesin minuman yang berada di belakang kita duduk. “beli saja sendiri, Eun Joo ya” jawab Hye Ra santai dan matanya tetap menghadap lapangan. Dasar maniak.

“yahh.. aku sih mau aja beli. Tapi, kebetulan, uangku sedang banyak jadi.. bagaimana kalau kita membuat sebuah permainan? Yang menang dapat minuman gratis dariku!” tantang Eun Joo. Hye Ra, yang dari tadi khusyu menatap depan langsung melirik Eun Joo dengan penasaran. “aku ikut!!” serunya.

“kalo pesertanya Cuma satu sih.. gak asik.” Ia pun menatapku lagi. Kuladeni ia dengan sepenuh hati, kapan lagi dapet minuman gratis? “baiklah. Aku ikut. Apa permainanmu?”

~”~

Rupanya aku dijebak oleh siluman maniak itu! Hah, sudah kuduga, harusnya aku sudah curiga sejak awal.
“kenapa kata-katanya harus begitu??” tanyaku kesal. “yasudah. Kalau kau menolak juga tak apa.” Eun Joo langsung memalingkan mukanya. Cih, dasar maniak licik!

“arra.. arra. Aku akan berteriak sekarang juga.” Ucapanku langsung disambut hangat dua maniak. Aku tak sempat melihat keadaan Han Na saat itu.

Demi minuman.. ini hanya demi minuman…

“KYAAA!!! MINHO OPPA~ KAU SANGAT GANTENG! AKU MAU MENJADI YEOCHIN MU~~ “ aku langsung menutup muka menahan malu. Seingatku, saat aku berteriak, Minho melihatku juga. Haduhh.. mau kusimpan dimana muka ini? Eun Joo.. kau harus membayar semua ini!

PRAANG!! PRANG!!

Terdengar suara kaleng yang cukup kencang. aku langsung menengok belakang, arah mesin minuman.
Rasanya.. waktu tiba-tiba berhenti.

Sosok itu langsung lari pergi menjauh.

Entah mengapa, badanku langsung bangkit dan mengikuti sosok itu,

“TAEMIN-SSI! JJAMKKAMAN!!”

-tbc-


Penasaran? Penasaran? Tunggu ya kelanjutannya^^ -JiHyun-   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar