Minggu, 19 Mei 2013

After Break Up (By Oh Sae Hee)




Title: After Break Up
Genre:Romance , Hurt
Rating: G
Cast  : Main: You, Lee Taemin (SHINee)
            Other: Kim Joon  Myeon (Su Ho/EXO-K), Lu Na(F(x))
 Lenght: One Shoot
Author: Oh Sae Hee
Disclaimer: All the casts except OC are belong to God and their self. Ceritanya 100% buatan author.... So... Don’t Bash n be Plagiator! +
Note: tulisan yang ditulis dengan huruf miring tandanya Flashback ya....^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti hari Minggu yang lainnya, hari ini aku pergi menuju café yang selalu menjadi tempat pilihanku untuk menghabiskan beberapa waktuku hari ini. Dan cuaca yang cerah membuatku semakin bersemangat untuk menghabiskan waktu liburanku hari ini.

Setelah samapi di café langgananku tesebut, aku langsung memilih kursi di dekat jendela besar di bagian depan café, yang tentu saja menjadi tempat kesukaanku jika berada disana.

“Annyeonghaseyo....” Kata seorang pelayan yang memang sudah cukup akrab denganku. Namanya Lu Na.

“Hai! Kau tahukan aku akan memesan apa. Seperti biasa segelas ice blend green tea!” Kataku denagn lantang kepada Lu Na. Dia pun mencatat pesananku tersebut.

“Aku tahu itu... Hanya segelas? Kau tak pergi dengannya lagi hari ini?” tanya Lu Na kebingungan. Aku maklumi itu karena sejak 3 bulan yang lalu aku tak pergi ke tempat ini  bersama seorang namja lagi.

“Ani... Aku sendirian saja hari ini...”

“Eum... Baiklah.. tunggu sebentar ya..” Lu Na pun meninggalkanku dan berjalan menuju sebuah dapur di bagian belakang café .
1 menit...
2 menit...
3 menit...

Aku melihat Lu Na membawa pesananku. Dia menaruh pesananku dimeja di depanku dan langsung duduk di kursi yang berada di depanku.

“Bukankah kamu pergi ke sini tanpa namja itu sejak 3 bulan yang lalu?” Tanya Lu Na dengan wajah penasaran menunggu jawabanku sedangkan aku masih menikmati minuman favoritku.

“Eum... Sudahlah... jangan membahas hal itu...” Jawabku. Jujur saja aku paling benci jika harus mengingat-ingat masa laluku, apalagi yang berurusan dengan percintaan.

“Mmmm.... kalian putus, huh? Dia menduakanmu?” Tanya Lu Na dengan hati-hati, sepertinya dia takut mengubah moodku yang awalnya ceria hari ini.

“Eum... Kami putus tapi dia tidak menduakanku atau sebaliknya... Kami putus secara baik-baik..”Jawabku sambil mengaduk-aduk minumanku, dan berharap Lu Na berhenti membahas hal ini karena sekarang moodku mulai jelek.

“Oh... Begitu.... Sebenarnya masih banyak yang ingin ketahui, tapi sepertinya atasanku akan memarahiku jika ia melihatku berbincang-bincang denganmu... Lain kali kita bicara lagi, Annyeong...” Lu Na pun beranjak dari kursi yang berada di depanku dan mulai bekerja lagi.

Untung saja dia pergi, kalau tidak mungkin bisa saja aku menangis di sini karena dia memintaku menceritakan namja yang sampai sekarang masih kucintai itu. Selama 3 bulan ini, walaupun aku mencoba untuk melupakannya, tapi tetap saja aku tidak bisa melupakannya.

~~~

“Sebenarnya... Begini... Saat... aku berada didekatmu jantungku akan berdegup sangat kencang. Tapi ini terjadi hanya saat aku berada di dekatmu atau saat aku melihatmu saja. Apakah kamu merasakan hal yang sama sama kamu berada di dekatku?” Kata namja yang duduk di sebelahku –Taemin-.

Aku sedikit tak percaya dengan apa yang dia bicarakan. Karena aku juga merasakan hal yang sama saat berada di dekatnya dan dia, Taemin mampu membuatku merasa nyaman saat aku bersamanya.

“Ya, aku juga merasakan hal yang sama...” Jawabku sambil berusaha menyembunyikan wajahku yang mulai merona darinya.

“Sepertinya aku mencintaimu dan sebaliknya..”Katanya lagi. Dan itu membuat wajahku semakin merona.

“Ya... Aku... Rasa..., sepertinya..”Jawabku, rasanya mulutku tak mampu mengucapkan kalimat-kalimat  yang panjang. Aku sangat gugup karenanya.

Beberapa menit tak terasa berlalu begitu saja. Suasana pun semakin canggung, tak ada yang memulai pembicaraan diantara kami.

“Bagaimana kalau aku menjadi namjachingumu dan kau menjadi yeojachinguku? Pasti akan sangat menyenangkan bisa selalu berada di dekat orang yang kita cintai..” Kata Taemin memecah keheningan diantara kami.

Aku pun sangat kaget dengan pernyataannya itu. Pernyataan yang selama ini aku tunggu-tunggu. Jadi beginilah rasanya saat seseorang yang kau cintai menyatakaan perasaannya kepadamu.

“Kau tidak suka ya...? Aku hanya bercan-..” “Ani! Aku suka dengan hal itu...! Aku ingin menjadi yeojachingumu!” Kataku memotong perkataan Taemin yang belum selesai. Aku melihat wajahnya yang merona dan menatapku keheranan. Aku yakin saat ini wajahku juga sangat memerah.

“Kau serius? Apakah kita sudah resmi menjadi  couple sekarang?” Tanyanya kepadaku.

Aku yang tak tahan menatap matanya pun memetuskan untuk berpaling dari wajahnya, dan menjawab, “Mungkin, bisa di bilang begitu...”

Taemin pun memelukku dan berbisik tepat di sebelah telingaku, “Saranghae...”

~~~

Aku masih meningat kejadian itu, tepatnya kurang lebih satu tahun yang lalu di tempat ini –taman kota- yang menjadi tempat favorit kami. Ya, tentu saja karena di tempat ini kisah cinta kami berdua pun dimulai.

Aku masih bingung sebenarnya apa yang membuatku pergi ke tempat ini hari ini. Mungkin aku sedang ingin menghirup udara segar di taman kota saja.

Aku menyusuri taman kota yang banyak ditumbuhi banyak bunga dengan berbagai jenis dan warna, membuatku tak ingin segera pergi dari tempat ini.

Setelah 1 jam berkeliling taman kota, aku memutuskan untuk pulang ke apartemenku karena langit yang mulai mendung dan kakiku sepertinya sudah mulai lelah untuk di ajak berjalan-jalan lagi.

Aku pun menuju tempat mobilku dan langsung mengendarainya menuju apartemenku.

~~Di Apartemen~~

“Ah... Tak ada e-mail untuk hari ini...” Kataku di susul desahan dari mulutku. Aku sangat kecewa karena saat melihat kotak masuk di e-mailku , tak ada e-mail baru untukku di sana. E-mail dari namja yang pernah menjadi namjachinguku. Lee Taemin.

Dulu aku pernah berpikiran untuk benar-benar tidak akan berhubungan lagi dengannya, seakan-akan kami tidak pernah bertemu. Tapi namja itu hampir setiap minggu selalu mengirimkanku e-mail , surat, atau kartu pos. Apakah dia masih mencintaiku?

Sudahlah... Aku ini masih saja banyak berharap darinya. Lagi pula dia sudah menemukan seorang  yeoja yang bisa menggantikanku. Aku mengetahui itu 1 bulan yang lalu saat kami chatting via social network  untuk pertama kalinya setelah kami berpisah.

--Chattingku dengan Taemin--

‘Hai! Kau sedang online? Tidak seperti biasanya..’ Kataku memulai percakapan kami di salah satu social network tersebut.

‘Hai... eum.. Aku sedang liburan di sini, jadi aku bisa online..^^’Balasnya.

‘Bogoshipeo... Kapan kita bisa bertemu lagi? ’

‘Entahlah... Aku masih sibuk mengurus urusan kuliahku... Mungkin aku tidak bisa bertemu denganmu sekarang ini... Mianhae... :D’

Melihat jawabannya, aku hanya bisa tersenyum kecut saja. Dia memang sedang sibuk disana, aku harus mengerti itu.

‘arasseo... Lain kali, kita pasti akan bertemu.. Kamu ganti foto profil? Siapa yeoja itu sepertinya dia orang Korea?’

Beberapa hari yang lalu, aku melihat dia mengganti foto profilnya menjadi fotonya dengan seorang yeoja yang sepertinya orang Korea. Mereka sedang berpose di sebuah tempat yang aku tidak tahu itu di mana.

Mungkin aku tidak begitu pantas menanyakan hal ini kepadanya, tapi aku takut kalau ternyata yeoja itu yeojachingunya. Ya, aku takut dia akan menemukan penggantiku sementara aku di sini masih belum menemukan penggantinya.

Lebih dari 10 menit aku menunggu balasannya... Jantungku terus berdetak tak karuan, tak sabar menunggu jawabannya.

 ‘Sebenarnya ada seorang yeoja yang baru saja pindah ke kampusku, dia berasal dari Korea dan aku rasa aku mulai mencintainya dan dia juga merasakan hal yang sama... Sekarang dia sudah menjadi yeojachinguku..’

Deg!

Rasanya sangat sakit sekali saat seseorang yang kita cintai dan dia juga mencintaimu tiba-tiba dia berpaling dan menyukai yeoja lain.

Buru-buru aku mengetik jawabanku kepadanya, ‘Ah.. jinja-yo?? Yeoja itu beruntung sekali, karena kamu mencintainya.. Taemin-ah... Aku harus offline, mianhae...’ Setelah itu aku pun langsung mematikan jaringan internetku sehinggga aku tidak akan bisa melihat jawabannya ataupun melanjutkan percakapan kami.

Aku pun memeluk kedua kakiku dan menenggelamkan wajahku di sana. Aku menangis dan tidak ada orang yang menenangkanku saat ini, karena aku sendirian di apartemenku ini.

Sekarang juga aku bersyukur karena memutuskannya, karena saat itu aku yakin kami tidak akan pernah bisa berpacaran dengan jarak yang sangat jauh. Salah satu dari kami cepat atau lambat pasti akan ada yang berpalingke orang lain terlebih dahulu dari yang lainnya.

-----------------------------------

Aku sedikit meneteskan air mataku saat mengingat hal itu. Bodoh! Harusnya aku tidak boleh menangis lagi! Lagi pula dia sudah mempunyai yeojachingu yang selalu menemaninya di sana! Mereka pasti sangat bahagia karena sudah bersama...

Semenjak kejadian itu, saat dia mengirim e-mail , kartu pos, surat, atau apapun kepadaku, aku tak akan memberi kabar kepadanya atau membalasnya.  Menurutku untuk apa masih berhubungan dengannya? Jika itu membuatku semakin tidak bisa melupakannya.

Munkin karena aku tidak membalas beberapa e-mail dan kartu posnya, dia pun tidak mengirimkannya lagi kepadaku karena tahu kalau aku tidak akan membalasnya.

Drrrttttt

Handphoneku berbunyi, menandakan ada seseorang yang sedang meneleponku. Aku mengambil handphoneku dan di layarnya tertulis ‘Kim Joon Myun’. Buru-buru aku mengangkat panggilannya itu.

“Yeoboseyo... Ada apa ?” Tanyaku sesaat setelah mengangkat panggilannya.

“Chagi-ah... Bogoshipeo-yo... Kamu tidak merindukanku, huh?” Jawabnya di seberang sana dengan nada manjanya.

“Tentu saja aku merindukanmu oppa..”Aku berdusta kepadanya. Dia –Joon Myun - adalah namjachinguku yang baru, tepatnya sejak 2 minggu yang lalu dia menjadi namjachinguku. Dia baru saja berlibur dengan keluarganya ke Pulau Jeju. Sudah 5 hari kami tidak bertemu, mungkin karena itu dia merindukanku sekarang sedangkan aku tidak merasakan hal yang sama terhadapnya.

Aku tidak mencintainya berbeda dengan dia yang mencintaiku. Saat dia menyatakan perasaannya kepadaku aku menolaknya dengan alasan aku tidak mencintainya. Tapi namja itu tetap memaksaku untuk menjadi namjachinguku, dan dia tidak keberatan walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan.

“Jinja-yo?? Kalau begitu bagaiman kalau kita bertemu di Sungai Han?”

“Baiklah... Kapan?” Sejujurnya aku hanya ingin di apartemenku saja saat ini, tidak ada niat sedikit pun untuk beranjak dari sini. Tapi aku tidak bisa menolaknya ajakannya begitu saja, aku takut mengecewakanya.

“Sekarang? Bagaimana? Kalau kau tidak bisa juga tidak apa-apa... Kita bisa pergi di lain waktu..”

“Sekarang saja! Aku tidak ada pekerjaan saat ini, aku sedikit bosan di dalam apartemenku ini. Aku ingin pergi berjalan-jalan sekarang, mungkin mengunjungi Sungai Han sangat mengasyikan!”

“Baiklah... Sampai bertemu di sana... Annyeong Chagi-ah..!” Jawabnya di seberang sana dengan bersemangat. Sepertinya dia sangat senang akan bertemu denganku.

“Eum... Annyeong... ”  Tapi, berbeda denganku yang tak begitu bersemangat untuk bertemu dengannya.

Aku pun segera mencuci wajahku agar lebih segar, memakai sedikit riasan, dan menyemprotkan sedikit parfume kesukaanku. Setelah itu aku mengambil tasku dan kunci mobilku laly berangkat menuju Sungai Han.

~~Di Sungai Han~~

Ini pertama kalinya aku pergi ke Sungai Han selain dengan Taemin. Aku tak pernah tertarik pergi ke tempat ini, berbeda dengan Taemin yang menganggap Sungai Han sebagai tempat yang setiap bulan wajib dia kunjungi.

Dulu, aku pernah menanyakan alasan mengapa dia sering pergi ke sana. Dia hanya tersenyum dan berkata, “Entahlah... Sepertinya di Sungai Han ada hal yang menarik dan itu membuatku tertarik untuk medatanginya setiap bulan.”

Ya... Aku sangat tak mengerti jawabannya... Tapi aku selalu mencoba untuk memahaminya. Jadi, setiap dia mengajakku pergi ke Sungai Han aku akan menerima ajakannya.

Well... Tentu saja banyak kenangan indah antara aku dengan Taemin dan tentu saja ada kenangan buruk juga.... Dan kenangan paling buruk yang paling aku ingat adalah saat kami memutuskan putus secara baik-baik.

~~~

Kami sedang duduk di sebuah bangku di pinggir Sungai Han. Walaupun aku bersamanya, tapi aku merasa sedari tadi aku duduk sendirian di sini. Karena sedari tadi, diantara kami tidak ada yang memulai pembicaraan, kami sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Belakangan hari ini Taemin bersikap dingin kepadaku. Biasanya saat kami sedang berkencan dia pasti akan menceritakanku sebuah cerita lucu atau sebuah lelucon yang mampu membuatku tertawa hingga perutku kesakitan.  Namun, belakangan hari ini dia hanya berbicara seperlunya saja... Apakah aku membuatnya kesal?

Karena sudah tidak tahan lagi, aku memutuskan untuk memulai pembicaraan.

“Taemin-ah... Kenapa belakang hari ini kau bersikap dingin kepadaku? Apakah aku membuatmu kesal?” Tanyaku sambil memandangi kakiku.

“Ani... Hanya saja belakangan hari ini aku sedang memikirkan sesuatu...” Jawabnya.

“ Kamu memikirkan apa?” Tanyaku sambil mengalihkan pandanganku ke arahnya.

“Aku bingung... Apakah aku harus memberitahukannya kepadamu atau tidak...”Jawabnya, kedua matanya memandang lurus ke arah Sungai Han bukannya ke arahku orang yang sedang mengajaknya berbicara.

“Taemin-ah... Beri tahu aku.. aku ini yeojachingumu... Seharusnya kau lebih terbuka denganku.. Mungkin, aku bisa membantumu...” Jawabku sambil menggenggam tangannya. Dia pun mengalihkanyya ke arahku, menatap mataku dan terenyum kecil.

“Aku mendapatkan beasiswa ke luar negri..” Katanya.

“Wah! Jinja-yo Taemin-anh?!” Tanyaku kepadanya, rasanya hampir tidak percaya namjachinguku yang hobinya main video game saja bisa mendapatkan beasiswa keluar negri.

Dia mengangguk pelan sambil tersenyum. Aku pun memeluknya erat.

“Chukae-yo... Aku tahu kau pasti bisa mendapatkannya...” Bisikku tepat di sebelah telinganya.

“Gomawo....” Jawabnya pelan..

Aku melespakan pelukanku dan berkata kepadanya, “Tapi... Kenapa kamu tidak memberitahukanku? Kalau memberitahuku lebih cepat pasti aku akan membuatkan pesta keberhasilanmu..” Aku mengerucutkan bibirku.

“Mian... Tapi... Aku tidak perlu pesta... sungguh...” Jawabnya sambil mengelus pelan puncak kepalaku.

“Jadi apa yang kita bisa lakukan untuk merayakan keberhasilanmu...”Kataku sambil memikirkan beberapa hal yang mungkin bisa saja kami lakukan untuk merayakannya.

“Sudahlah... Berjalan-jalan sambil memegang tanganmu saja sudah cukup bagiku...” Jawabnya.

“Eum... Baiklah kalau begitu... Oh... iya... kapan keberangkatanmu? Munkin kita bisa berjalan-jalan sebelum keberangkatanmu ke sana...”

“Sebenarnya, aku akan berangkat lusa...”Jawabnya dengan penuh penyesalan. Aku yakin bahwa dia menyesal karena tidak memberitahuku lebih awal.

“Ternyata cepat juga kau akan meninggalkan Seoul...” Jawabku dia pun mengangguk pelan.

Aku beranjak dari bangku dan berdiri tepat di depannya, lalu berkata, “Baiklah kalau begitu besok kita bertemu lagi di sini , oke? Di hari sebelum kau berangkat kita harus bersenang-senang...! Annyeong!!!” Aku pun berlari meninggalkannya menuju mobilku.

---Esoknya---

“Taemin-ah!” Sapaku kepada seorang namja yang memkai pakaian bernuansa biru muda, senada dengan pakaianku yang juga bernuansa biru muda.

“Hai! Lama sekali... Aku sudah lama menunggumu...!” Katanya sambil mengerucutkan bibirnya. Pasti aku akan merindukan wajahnya saat dia sedang seperti ini.

“Mianhae.... Jadi, apa yang akan kita lakukan?” Tanyaku kepadanya.

“Baiklah... Bagaimana kalau minum secangkir latte?” Tawarnya

“Baiklah” Kataku. Dia pun menggandeng tanganku menuju sebuah café di sekitar Sungai Han.

--Beberapa jam kemudian—

Sungguh, aku menikmati kencan terakhirku bersama Taemin sebelum dia pergi meninggalkan Seoul. Dia hampir tidak pernah melespakan tanganku hari ini.

Rasanya aku tidak ingin mengakhiri kencanku hari ini, tapi hari sudah malam dan aku tidak boleh egois. Besok Taemin akan berangkat dan dia perlu beristirahat dengan cukup malam ini. sudah saatnya untuk mengakhiri kencan hari ini.

“Gomawo... Sudah mau menemaniku hari ini..”Katanya.

“Eum... Aku tidak akan melupakan hari ini..” Jawabku sambil tersenyum.

“Aku janji saat aku pulang ke Seoul, kita akan berkencan lagi... Semoga saja kamu akan menungguku...” Katanya sambil tersenyum kecut.

“Ani...”Kataku pelan.

Dari ekspresi wajahnya, aku bisa tahu bahwa dia sangat bingung dengan pernytaanku itu. Sebelum dia mulai berbicara aku pun langsung menjelaskan maksud perkataanku tadi.

“Mianhae.. Taemin-ah... Tapi, hari ini adalah kencan terkhir kita saat masih menjadi couple bukan kencan terakhir sebelum kepergianmu...” Jawabku, aku berusaha menghindari tatapan matanya. Aku tak kuat menatap matanya.

“Tapi... Kenapa?” Tanyanya kebingungan.

“Aku sudah memikirkan ini sejak kemarin malam dan aku sudah memantapkan hatiku bahwa ini pilihan terbaik untuk kita...” Jawabku, aku pun memberanikan diri menatap matanya yang mulai berkaca-kaca.

“Aku sangat yakin bahwa kita tak akan bisa bertahan dengan pacaran jarak jauh, karena.. cepat atau lambat salah satu dari kita akan berpalingke orang lain terlebih dahulu dari yang lainnya... Mianhae...” Kataku dengan suara sedikit bergetar.

“Ani! Aku tidak mau! Aku hanya ingin kamu yang menjadi yeojachinguku...!” Jawab Taemin sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak setuju dengan pernyataaku. Dia mulai mengeluarkan beberapa tetes air mata dari matanya.

“Mianhae... Tapi walaupun kamu memaksaku, aku akan tetap dengan keputusanku.. Mianhae... Taemin-ah....”Kataku kepadanya dan aku pun menangis melihatnya.

Aku menyeka kedua air matanya dan memeluknya. Dia membalas pelukanku. Aku tak akan melupakan kehangatan pelukannya. Sungguh.

Setelah beberapa lama kami berpelukan, dia pun melepaskan pelukannya. Menatap mataku sambil kedua tangannya dia letakan dikedua pundaku.

“Aku mengerti... Jika ini yang terbaik bagi kita. Tak selamanya kita bisa bersama bukan? Mianhae... jika selama in aku mengecewaanmu...”Katanya. matanya bersinar dan sepertinya dia sudah mengert keputusanku.

“Gomawo... Taemin-ah...”Kataku dan dia mengacak rambutku pelan.

“Cari peggantiku yang lebih baik, huh? “ Ancamnya kepadaku.

“Eum... Kau juga...” Kataku dan dia pun tertawa kecil. Tapi, entah kapan bisa menemukan penggantimu Taemin-ah... Aku sangat mencintaimu... dan aku tak tahu kapan aku bisa melupakanmu.

“Taemin-ah... Mianhae...” Kataku pelan dan membuatnya memasang wajah bingung lagi.

“Ada apa lagi?” Tanyanya.

“Aku tidak bisa mengantarkanmu di bandara... Aku takut kalau aku akan menangis besok...”

“Baiklah... Tidak apa-apa” Jawabnya kecewa.

Setelah mengucapkan salam perpisahan kepada satu sama lain, kami pun pulang ke rumah masing-masing.

Walaupun kami putus dengan baik-baik, tanpa ada permasalah sedikit pun, tapi hatiku sangat sakit rasanya saat aku yang mengucapkan kata perpisahan kepadanya. Memang ada rasa penyesalan, tapi aku tahu ini memang yang terbaik untuk kami.

~~~

Aku  mulai menangis dan memukul diriku sendiri. Aku menyesal karena harus berpisah dengan Taemin,  aku kesal kenapa pikiran tentang perpisahan harus terpikirkan olehku saat itu, dan rasanya aku benci diriku sendiri.

Namun seseorang memelukku dari belakang dan membuatku berhenti memukul diriku sendiri. Aku pun berbalik ke arahnya. Aku melihat Joon Myun dengan raut wajahnya yang terlihat sangat khawatir.

“Wae....?” Tanyanya kepadaku. Salah satu tangannya menyeka air mataku sedangkan yang lainnya mengelus puncak kepalaku pelan.

“A-aku teringat tentang mas-sa laluku lagi... Masa-sa la-laluku dengannya...” Jawab di tengah tangisanku. Joon Myun pun langsung memelukku berusaha menenangkanku.

“Mi-mianhae... aku... belum bisa... melupakannya...” Kataku. Tangannya mengelus rambutku pelan.

“Arasseo...”Jawabnya tepat di sebelah telingaku.

Aku harusnya merasa beruntung bertemu Joon Myun, dia namja yang selalu memperhatikanku dan selalu membuatku nyaman berada di dekatnya. Tapi, hal itu tak berarti untukku, aku lebih menganggapnya sebagai kakakku di bandingkan namjachinguku.

Karena aku masih belum bisa melupakan Lee Taemin hingga saat ini. aku berharap kami bisa bertemu lagi, walaupun aku buka yeojachingunya lagi dan dia bukan namjachinguku lagi. Semoga, yeoja yang menjadi yeojachingunya saat ini adalah penggantiku yang lebih mencintainya dari pada aku mencintainya .

***fin***
p.s:
Well... akhirnya ffnya selese...
Maap... kalo ada typo atau ide jelek atau cerita jelek atau alur jelek atau penataannya jelek...
Yang pasti ff in selese aja aku udah bersyukur bgt!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar